Lima tahun sudah Arga melewati hari-hari dengan penuh kerja keras demi mencapai posisinya sebagai CEO Winata Grup. Dia menggantikan posisi Ayahnya yang kini menjabat sebagai ketua dewan direksi. Menjadi CEO bukanlah sebuah hal yang mudah, apalagi Winata Grup memiliki beberapa lini bisnis yang semuanya memiliki target-target harus Arga penuhi sebagai seorang CEO. Dia bertanggung jawab kepada para dewan direksi dan para pemegang saham.
Banyak yang berubah dari seorang Adimas Arga Winata, dia bukan bocah yang hobinya bermain-main, mebuat onar dan mengejar kesenangannya sendiri lagi. Semua ini bermula sejak lima tahun lalu, hari dimana sang kakek tiba-tiba menunjuk dirinya sebagai calon CEO Winata Grup, menggantikan posisi kakaknya. Saat itu Arga terombang-ambing di antara perasaan takut tapi juga senang, karena akhirnya keberadaan dirinya dianggap oleh sang kakek. Selama ini, dia hanya dipandang sebelah mata, hanya kakak nya yang dapat perhatian lebih dari kakek dan seluruh anggota keluarganya. Kakaknya Arga yang bernama Dery, memiiki sifat dan sikap yang hampir sempurna sebagai seorang penerus Winata Grup. Dia selalu mendapatkan semua perhatian dan pujian dari keluarga besar Winata. Sedangkan Arga, dia selalu mendapatkan peran 'si anak nakal' yang keberadaanya hanya sebagai pemanis bagi keluarga Winata yang ambisius.
Arga masih ingat hari itu, sang kakek, Tuan Abraham Winata, memanggil dirinya ke kediaman beliau. Dengan takut-takut Arga datang menghadap, saat itu dia baru saja beberapa hari sembuh dari keracunan alkohol yang hampir merenggut nyawanya. Sang kakek menjelaskan bahwa beliau ingin mempersiapkan Arga menjadi calon CEO di salah satu bisnis Winata Grup. Kakeknya juga sedikit menjelaskan tentang peran Arga yang akan sangat dibutuhkan kedepannya oleh keluarga besar Winata. Bukan main terkejut dan takutnya Arga saat mendengar permintaan dari kakeknya yang sangat aneh itu. Selama ini dirinya selalu terisingkirkan, lalu mengapa tiba-tiba dia dijadikan pemeran utama di keluarga besar Winata?
Jauh sebelum bisnis digital merebak seperti sekarang, Tuan Abraham yang masih sangat ambisius di usia senjanya, sudah memikirkan bahwa Winata Grup harus segera melakukan digitalisasi untuk pemasaran produk-produk mereka yang kebanyakan adalah consumers goods. Hal itulah yang menjadi dasar Arga mengambil bisnis digital sebagai studi S2 nya di Harvard University, Massachusetts. Dia menghabiskan 2 tahun di sana dan lulus dengan predikat cumlaude. Selama dia kuliah S2 di US, dia juga aktif mengkiti beberapa proyek di kantor Papanya. Hal ini bertujuan agar dia mulai terbiasa dengan masalah-masalah nyata yang terjadi di perusahaan keluarganya. Saat mengerjakan proyek-proyek itulah Arga digembleng dan dimentori langsung oleh kakek dan papanya.
Sedangkan Dery, yang saat itu sudah menikah memilih untuk hidup di Singapura. Hal ini sebenarnya menjadi sebuah pertanyaan besar untuk Arga, apa alasan kakaknya menetap di sana? Kenapa tidak pulang ke Indonesia? Padahal kemampuan Dery yang di atas rata-rata sangat dibutuhkan di perusahaan mereka. Mengapa kesannya semua beban tanggung jawab penerus perusahaan seperti diletakan di pundak Arga seorang?
Arga sudah menanyakan pertanyaan itu berkali-kali kepada papa, mama dan kakaknya. Namun, jawaban mereka sangat tidak memuaskan. Mereka bilang Dery ingin lebih banyak lagi belajar tentang perusahaan serupa di Singapura, yang sudah berhasil membuat produk mereka sangat sukses di pasar internasional. Arga tahu kalau salah satu konsekuensi dari pernikahan Dery dengan wanita yang bukan dari kalangan konglomerat seperti mereka adalah dicoretnya Dery dari daftar pewaris utama. Tetapi walaupun begitu harusnya Dery masih bisa diberikan tanggung jawab lain selain pewaris utama bukan? Sampai sekarang Arga masih belum mendapatkan jawaban memuaskan untuk semua pertanyaannya itu.
Bagi Arga semua beban yang dia emban sekarang masih bisa dia terima, asalkan dia bisa melihat keluarganya hidup rukun. Dulu keluarga dan masa depannya hampir saja berantakan saat dia memutuskan kabur dari rumah selama satu bulan! Sang ibu tak berhenti menangisi keperigiannya dan selalu menyalahkan dirinya sendiri. Maka, sekarang sudah saatnya dia menebus semua air mata sang Mama menjadi senyuman yang sekarang lebih sering terlihat di wajah cantiknya. Apalagi sekarang di keluarganya ada monster kecil yang sangat lucu bernama Nico, anak pertama dari Dery dan Natalie. Sifatnya sangat mirip dengan Arga ketika masih kecil, itulah salah satu alasan mengapa lelaki itu begitu menyayangi keponakannya itu. Mereka sering saling mengunjungi satu sama lain, entah itu Arga yang ke Singapur atau mereka yang datang ke Jakarta.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRECRACKERS (II)
RomansaSetelah 5 tahun mereka tidak pernah bertemu bahkan tidak pernah berinteraksi sama sekali, Arga dan Gisel malah harus bertemu kembali karena DIJODOHKAN! Padahal dulu mereka bertengkar hebat sampai Arga mengusir Gisel dari hidupnya! Bagaimana mereka...