Patah hati sepertinya bukan hanya milik Gisel dan Arga saja hari ini. Seorang Christian Hanggono pun sekarang sedang gundah gulana karena puluhan panggilan darinya tak ada yang digubris sama sekali oleh Gisel. Sedari pagi dia sudah mencoba mengirimkan pesan pada gadis itu tapi tak ada satupun yang dibalas. Mood nya berantakan! Segelas americano di mejanya tak bisa membuatnya fokus pada kerjaan yang menumpuk di jadwalnya.
Apalagi setelah pesan masuk dari Gisel, gadis yang sudah dia tunggu kabarnya dari beberapa jam yang lalu. Setelah membacanya, hal yang paling dia takutkan akhirnya terjadi! Rahangnya mengatup keras, jantungnya berpacu dengan sangat kencang dan ngilu. Arga sepertinya sudah membongkar semuanya di depan Gisel, hingga kini wanita itu berbalik arah jadi membencinya.
Setelah semua usahanya untuk bisa berada sedekat ini dengan Gisel, kini wanita itu dengan gamblang memintanya untuk memutus semua kontak dengan dirinya. Sedih, sakit hati dan juga marah bercampur menjadi satu di kepala lelaki itu. Namun dibalik semua rasa sakitnya, dia lebih mengkhawatirkan keadaan Gisel sekarang. Kalau dia saja sehancur ini, gadis itu pasti lebih hancur lagi. Arga pasti mengamuk dan marah-marah padanya. Dia pasti sedang menangis disuatu tempat. Tapi dimana?
Sangking khawtairnya dengan kondisi Gisel sekarang, Tian sampai melupakan rasa sakitnya sendiri. Dari tadi yang dipikirannya hanyalah dimana gadis itu berada? Bagaimana kondisinya? Apakah dia sedang menangis sekarang? Apakah dia berada di tempat yang aman? Semua pertanyaan yang tidak bisa dia temukan jawabannya itu, begitu menyiksa nya. Wajahnya terlihat sangat frustasi. Kedua asisten dan sekertaris CEO Hanggono Group itu, begitu kebingungan melihat prilaku bosnya. Dia hanya mengunci diri di dalam ruangannya tanpa bisa diganggu sama sekali. Semua jadwalnya hari itu juga dibatalkan begitu saja.
Tian sadar kalau dirinya ada di posisi yang salah karena sudah mengganggu hubungan pertunangan orang lain. Tapi dia tidak pernah merasa bersalah atas perasaan yang dia rasakan pada Gisel. Sebenarnya hatinya cukup puas jika hubungan meraka sebatas teman saja. Asal masih bisa melihat Gisel bahagia dia sudah puas. Walaupun tidak munafik, kalau dia ingin memiliki gadis itu. Dia ingin memiliki hak untuk memeluk dan menjadi tempat Gisel bermanja.
Tangisan Gisel di cafe siang itu, merubah semua ambisinya. Dia tak rela melihat orang yang begitu dia inginkan terluka karena sikap abai dari tunangannya sendiri. Dari saat itu, keinginannya untuk maju memperjuangkan Gisel menjadi miliknya mulai muncul dan menggebu-gebu. Ibaratnya, Gisel adalah sebuah aset strategis yang terabaikan. Tidak salah kan kalau dia ingin mengakuisisi aset tersebut?
Ditengah kegundahan hatinya, tanpa pikir panjang lelaki itu langsung keluar dari kantornya dan menuju ke parkiran. Dia menolak untuk disupiri, akan dia cari Gisel dengan tangannya sendiri! Apapun yang terjadi, dia harus bertemu dengan Gisel! Dia butuh tahu keadaannya! Walaupun sebenarnya dia juga bingung harus mencari kemana, tapi duduk diam di ruangannya bukanlah solusi. Karena hatinya terus bertambah resah tiap menitnya memikirkan Gisel.
Pertama, dia memacu mobilnya membelah jalanan Jakarta yang macet siang itu menuju ke rumah Gisel. Tapi kata pelayan dan penjaga di sana Gisel tidak ada di rumah sejak kemarin. Kembali Tian memutar arah, menuju ke kantor Gisel tapi sekretarisnya bilang Gisel tak ada jadwal ke kantor hari ini. Sekertarisnya pun tak tahu Gisel ada di mana. Tapi dia sempat menyebutkan alamat penthouse Gisel kepada Tian. Dengan sangat buru-buru lelaki itu langsung menuju ke sana. Sesampainya di sana, lagi-lagi Gisel juga tak ada. Hatinya semakin resah dan tak karuan! Entah kemana lagi harus dia cari keberadaan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRECRACKERS (II)
RomanceSetelah 5 tahun mereka tidak pernah bertemu bahkan tidak pernah berinteraksi sama sekali, Arga dan Gisel malah harus bertemu kembali karena DIJODOHKAN! Padahal dulu mereka bertengkar hebat sampai Arga mengusir Gisel dari hidupnya! Bagaimana mereka...