You Can Take My Whole Life!

729 26 7
                                    


Sudah lewat 3 hari sejak terakhir Arga dan Gisel bertemu dengan akhir yang tidak baik-baik saja bagi keduanya. Malam ini mereka akan bertemu di sebuah acara salah satu majalah bisnis terkenal yang diadakan setiap tahun untuk penobatan 30 Under 30 bagi para pelaku bisnis yang memberikan pengaruh dan inovasi besar dalam dunia bisnis. Arga berhasil terpilih menjadi salah satu peraih penghargaan itu. Dari pagi Gisel sudah mengirimkan ucapan selamat kepada lelaki itu, walaupun hubungan mereka belum kembali seperti sebelumnya tapi keduanya mencoba menjaga hubungan baik di antara mereka.

Malam ini Gisel hadir bersama Papinya ke acara itu, karena perusahaan mereka juga akan menerima beberapa award di acara penghargaan itu. Pak Jimmy Wiratama ikut turun tangan datang ke acara award begini karena beliau ingin sekalian memperkenalkan Gisel kepada para colega bisnisnya. Sampai malam ini, Papinya Gisel masih kecewa dengan apa yang dilakukan Arga kepada anak gadisnya. Sehingga sudah beberapa hari ini tumben-tumbennya Sang Papi tidak membahas Arga sama sekali. Padahal biasanya beliau selalu membangga-banggakan Arga.

"Gisel, nanti kalau ada Arga kamu harus tetep sama Papi. Gak usah nyamperin dia"

"Kok gitu Pi? Papi masih marah sama Mas Arga? Bukannya dia udah mendatangi Papi dan minta maaf. Yah walaupun dia gak salah, yang salah kan aku"

"Papi gak peduli siapa yang salah, yang pasti dia sudah melanggar janji karena sudah membuat anak Papi menangis"

"Pi, aku kan memang cengeng"

"Kenapa kamu belain dia terus?"

Gisel terdiam sambil tersenyum geli melihat kelakuan Papinya.

"Kamu suka ya sama dia? Tenang aja masih banyak yang lebih ganteng dari dia"

"Ih Papi ngomong apa sih!"

"Kalo Putra gimana? Anak keluarga Atmadja? Dia kan baik jago main gitar lagi. Bisa jadi temen Papi"

"Ih Papi! Arga juga bisa main gitar. Papi inget gak kado Gitar classic dari aku? Itu sebenarnya yang beliin Arga tau!"

"Oh ya? Papi ganti sini uangnya"

"Ih Papi!"

"Kalau sama anaknya keluarga Hanggono mau gak kamu? Ganteng banget juga itu anaknya, lulusan Harvard juga"

"Siapa? Kak Christian?"

"Iya itu, kemarin Papi ketemu sama dia terus dia bilang kenal sama kamu pernah liburan bareng malah katanya. Apa benar?"

"Iya, dulu kan dia pacaran sama Meta"

"Nanti ketemu ya sama dia?"

"Buat apa?"

"Ya biar makin akrab"

"Papi mau jodohin aku sama dia? Emang Papi pikir aku ini apa? Belum juga selesai dengan Arga terus sekarang Papi mau aku pendekatan dengan laki-laki lain? Apa kata keluarga Winata Pi?" Gisel sedikit ngambek ke Papinya.

"Kamu juga belum Terima perjodohan dengan Arga kan? Jadi gak masalah, perjodohan kalian juga belum diumumkan di publik"

"Papi bener-bener ya! Gisel ngambek sama Papi!" Gisel melipat kedua tangannya di depan dada.

"Udah jangan ngambek, harus senyum. Papi mau kenalin kamu ke banyak orang"

Gisel masih cemberut dengan mata yang terus mencari siapa saja yang dia kenal. Dia ingin kabur dari Papinya!

Dari kejauhan Gisel bisa melihat kehadiran Arga bersama dengan Papanya, Tuan Bram Winata. Lelaki itu terlihat sangat tampan dan gagah dengan setelan jas biru dongker dan dasi dengan warna senada. Wajahnya yang tak pernah terlihat ramah semakin membuat aura gagah terpancar dari wajahnya.

FIRECRACKERS (II) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang