Bagian 2

51 2 0
                                    

HEY YO!

Butuh saran jika ada kesalahan dalam penulisan.

Have fun and here we go!

•••

Tasya meneguk minuman es teh yang baru saja dibuatnya, didukung oleh cuaca yang panas, minuman ini sangat cocok. Memandang makanan di atas meja yang belum disentuh bahkan belum  berkurang. Menghela napas lelah dan mengambil nasi beserta lauk yang dibuatnya.

Membawa makanannya menuju ruang santai. Namun pandangannya terhenti pada kalender yang menempel di dinding.

Setiap pasangan suami istri pasti merayakan hari anniversary, apakah ia juga harus melakukannya. Apakah setiap rumah tangga harmonis akan merayakan setiap tahun, bulan, atau justru setiap minggu. Mungkin bagi mereka setiap hari harus merayakannya, bukan dengan party, melainkan dengan perlakukan kecil yang membuat seorang perempuan merasa beruntung memiliki pendamping seperti itu.

Tasya beruntung memiliki Anas.

Tapi kenapa Tasya bisa menyimpulkan demikian kalau Anas tidak pernah melakukan tindakan yang bisa membuatnya berkata seperti itu.

Tasya tidak tahu mengapa takdir membawanya dalam kebimbangan.

Dulu Tasya hanyalah anak panti yang diistimewakan oleh Nenek pengurus panti, yang sudah dianggap seperti nenek kandungnya sendiri. Hingga beberapa minggu lalu Neneknya dinyatakan meninggal, saat itu Tasya hilang arah. Yang ia lakukan hanya mengurung diri sendirian dalam kamar.

Bagi Tasya Nenek adalah keluarganya. Sosok yang mampu memberikan berbagai peran keluarga untuknya, memberikan pelukan hangat, kecupan penenang dan mampu memberikan Tasya harapan. Harapan bahwa kehadirannya di dunia itu anugrah bukan bencana.

Hanya harapan. Bukan kenyataan.

"Takdir itu tantangan dan anugerah Tasya. Takdir yang menurut kamu bagus belum tentu juga bagus di mata Tuhan. Bisa jadi Tuhan memberikan takdir yang tidak sesuai tapi bagi-Nya itulah yang terbaik. Jangan pernah membenci takdir, kamu hanya perlu terbiasa untuk menerima semua itu. Itu sebuah anugrah. Namun bisa juga itu menjadi tantangan untuk mewujudkan takdir sesuai keinginan kamu.

"Kamu itu anugrah terbaik yang Tuhan kasih buat Nenek, kelak kamu akan menemukan orang yang bersyukur atas kehadiran kamu selain Nenek. Setiap manusia itu akan bermanfaat bagi manusia lain."

Dulu saat Tasya kecil mungkin ia tidak tahu makna dari ucapan Neneknya setiap kali ia hendak tidur. Tapi sekarang, Tasya tersenyum tipis memikirkan itu.

Nenek itu cahaya kehidupan Tasya.

Maka dari itu, kematian Nenek menjadi pukulan mematikan bagi Tasya.

Hingga Kakek Suryo, teman Nenek membawanya ke rumahnya. Mengaku untuk menggantikan Nenek menemani Tasya, tak disangka justru Kakek memberikannya kepada cucu tunggalnya--yang menolak keras--dengan alasan bahwa Kakek tidak selalu menetap disatu kota.

Mungkin jika Tasya tidak menolak hal itu, lain dengan Anas. Pemuda itu bahkan sudah membentaknya di depan banyak orang, tepat saat akad selesai. Bukan acara mewah, namun hal itu sudah membuat Tasya menarik kesimpulan bahwa Anas tidak menginginkan hal itu, bahkan bisa juga Anas membenci Tasya.

Rumah yang Tasya dan Anas tempati adalah hadiah pernikahan dari Kakek.

Dan sejak seminggu yang lalu--saat hari pernikahan--Anas hanya akan berbicara seperlunya. Bahkan kerap kali pemuda itu pulang hanya mandi dan ganti baju, setelah itu pergi lagi.

ANASTASYA {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang