Hendra menatap seorang remaja di depannya dengan ragu, apalagi mengingat fakta dan kenyataan dari pemuda itu.
Fero. Pemuda itu tersenyum miring menatap kakak kelasnya. "Lama nggak ketemu."
"Nggak perlu ngalihin pembicaraan. Maksud lo nuduh Anas apa?!"
Fero tertawa pelan, "Lo anggap gue ngomong dusta?"
"Asal lo tau ya, Bang. Gue ngaku, gue penghianat. Tapi ada yang lebih parah menghianati kalian, Bang Anas."
"Jaga omongan lo!"
"Gue serius!"
Fero menghela napas meladeni sifat keras kepala kakak kelasnya ini. Peran Anas sudah menutupi niat awal pemuda itu. Sungguh Fero akui bakat Anas memang hebat. Baik dalam bertarung dan bersandiwara.
"Lo tau kejadian 7 tahun lalu kan?"
Hendra mengangguk samar. "Adit yang nggak sengaja bunuh orang?"
Fero mendengus kesal. "Sengaja nggak sengaja, Bang Adit tetap pembunuh."
Hendra diam. Menatap lamat adik kelasnya yang tidak berubah. Awalnya dia juga tidak mau diajak bertemu secara privat seperti ini, apalagi Fero sudah sepenuhnya dianggap musuh oleh Cornelord. Namun ada satu nama dan satu informasi yang Fero janjikan, tidak akan membuatnya menyesal. Akhirnya Hendra menyetujui.
"Gue akan cerita dari awal." Fero mengambil napas untuk memulai cerita.
"Orang yang dibunuh Adit itu Abang gue. Namanya Bang Morgan. Dia cuman penonton yang menjadi korban dari tawuran yang Cornelord lakuin. Abang gue bukan berandal kayak kalian, dia cuman orang yang kebetulan nonton dan meninggal."
"Bang Morgan itu udah dianggap Abang kandung sama Anas dan temennya. Temen Bang Anas ada banyak, yang gue tau cuman satu, cewek namanya Auriella. Kalo lo tanya kenapa Bang Morgan bisa deket sama Bang Anas, gue nggak bisa cerita, karena itu juga menyangkut keluarga Bang Anas."
"Lo masih ingat satu tahun lalu? Saat Bang Anas diangkat jadi anggota inti sama Bang Derry? Itu sebenarnya niat terselubung Bang Anas agar bisa gabung dan mencari pembunuh Bang Morgan–"
Hendra melotot kearah Fero. Pemuda itu tersentak dalam duduknya, segala pikiran buruk mulai menghantui otaknya.
"Dan setelah ketemu dengan pembunuh Bang Morgan, Bang Anas harus mengabari hal itu kepada temannya yang lain. Supaya mereka bisa ngelakuin apa yang seharusnya mereka lakuin buat balas dendam. Lo pasti pernah diceritain Bang Sam, kalo kejadian tawuran itu jadi salah satu tawuran legend buat Cornelord. Karena pertama kalinya tawuran itu memakan korban dan itu terjadi di luar kota. Bukan di kota ini, Bang."
"Makanya Bang Anas ke sini sendirian, dia ninggalin temannya cuman buat cari tau pembunuh Bang Morgan. Tapi setelah Bang Anas tau, dia cuman bisa diam, karena apa?" Fero menjeda sejenak, membuat Hendra menatap penasaran kearahnya. "Karena dia nggak mau kalian, teman barunya di Cornelord kecewa sama dia. Bang Anas udah terlanjur anggap kalian sahabatnya, dan keluarga. Itu pilihan sulit buat Bang Anas"
"Antara dia harus memilih teman lamanya atau teman barunya." Fero tertawa ringan.
"Tapi kenapa? Kenapa kalo niat Anas awalnya buruk, tapi dia mau bantuin Cornelord? Dia bahkan pernah pincang buat bela Cornelord, dia rela memimpin pasukan dan berperan penting buat Cornelord?" tanya Hendra.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANASTASYA {END}
Novela JuvenilDicintai secara tsundere? Di mana enaknya?! About Tasya dan Anas. Keadaan yang mengikat Tasya dan Anas dalam suatu hubungan pernikahan. Akibat wasiat dari Nenek Tasya, kehidupan Anas bertambah rumit. Anas hanya ingin mencapai tujuannya, berharap ti...