Welcome back guys!
Have fun and here we go!Anas menatap datar rombongan dari luar serta tak diundang. Mereka serempak nyengir merasa tak bersalah kecuali satu orang yang langsung menyodorkan kepalan tangannya di depan Anas.
"Apa kabar?"
Anas mengangguk pelan, "Kenapa kalian semua ke sini?"
Seorang gadis yang memiliki suara persis seperti anak kecil, yang pertama menarik perhatian, tertawa pelan. "Kita nunggu kabar dari lo nggak pasti, yaudah kita sendiri ke sini."
Mau marah pun, rasanya Anas sudah tidak memiliki tenaga. Tenaga batinnya terkuras habis meladeni manusia-manusia di sini, eh nambah lagi tujuh orang.
"Kalo mau, salahin Ella Pak bos, dia yang ngajak."
"Apasih, Mir. Tapi kalian semua mau!" sanggah Ella mencoba membela diri.
"Lo maksa!"
"Tuh Britta aja setuju sama gue, emang lo yang wajib disalahin disini. Lihat tuh mukanya Anas udah nggak enak banget diliat." Amirati, kerap dipanggil Mira tertawa senang melihat wajah sengsara Auriella.
Mereka bertiga sahabat perempuan Anas. Amirati, Auriella dan Gabritta, lebih sering dipanggil Britta.
"Lo juga tumben diam, Kenapa, Jen?" tanya Amirati kepada salah satu sahabat mereka.
Pemuda berkupluk merah itu mengusap tengkuknya pelan. "Gue merinding, kayak ada yang natap gue dari belakang."
Serempak mereka yang semula berhadapan dengan Anas membalikkan badan.
"LOH SETAN!" ucap Ella kaget.
Mereka membalikkan badan, dan langsung menghadap meja Adit yang memang menatap mereka penasaran. Makanya Ella berteriak karena memang mereka melihat Adit dan rombongannya menatap ke arah mereka.
"Gue tau, Jen, kenapa lo merinding. Yang mantengin lo aja setan, gimana nggak merinding."
Rajanendra namun bagi Ella panggilan Raja tidak sesuai dengan sikap dan sifat orangnya, maka dari itu serempak mereka memanggilnya Jendra.
Galaksi menopang dagu, memilih duduk duluan dan melihat drama apa yang akan dimainkan oleh mereka karena sebenarnya mereka semua sudah berdiri dari tadi di depan pintu kantin. Dan menyaksikan semuanya.
"Setan wujud manusia." Malvelino kerap disapa Vino–supaya pendek–berceletuk. Menyusul Galaksi duduk di kursi.
Ella bersedekap dada, siap meluncurkan kalimat untuk mereka namun instruksi dari Anas tidak dapat Ella abaikan.
Mereka memilih duduk tanpa memesan makanan, menatap Anas yang sedang makan dengan hikmat.
"Si**** nggak guna banget liatin orang makan. Kaum males pesen ya gini, buruan mau pesen apa!" sentak Ella galak. Gadis itu berdiri, menadahkan tangan seolah meminta mereka untuk membayar hutang.
"Soto tanpa kuah, minumnya es teh anget."
Ella menggebrak meja pelan. "Si**** Nolan jangan buat gue emosi! Yang benar nj***!"
"Soto tanpa kuah dua, minumnya es teh dua juga." Amirati mewakili Nolan yang hendak buka mulut.
"Nasgor seafood, minum samain."
Ella mengangguk mendengar ucapan Britta, gadis itu menatap Galaksi sekilas. "Galaksi gue samain kayak Nolan, minumnya apa?"
"Samain. Makasih," ucap Galaksi singkat.
Ella mengacungkan jari jempol, berlalu dengan sedikit menyenggol rombongan Adit. Bukan secara fisik, Ella hanya menatap sinis mereka sebelum berlalu dengan mengibaskan rambutnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/358845684-288-k278030.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANASTASYA {END}
Novela JuvenilDicintai secara tsundere? Di mana enaknya?! About Tasya dan Anas. Keadaan yang mengikat Tasya dan Anas dalam suatu hubungan pernikahan. Akibat wasiat dari Nenek Tasya, kehidupan Anas bertambah rumit. Anas hanya ingin mencapai tujuannya, berharap ti...