𖠌²⁴

1.4K 112 14
                                    






















Taehyun mengingat dengan jelas plat mobil pelaku, dan dengan mudahnya ia menemukan mobil yang berjalan dengan kecepatan normal. Menambah kecepatan motornya, ia memblokir jalan, dengan cepat supir membelokkan stirnya ke pembatas jalanan, dan tak sengaja mobil dari arah berlawanan melaju dengan kencang mengakibatkan kecelakaan terjadi. Taehyun menatap kejadian dengan pandangan dinginnya lalu mendongak ke arah rambu lalu lintas mengecek cctv. Tersenyum miring saat yang di khawatirkan tidak berfungsi.

"Darah di bayar darah." ucap Taehyun lalu menurunkan kaca helemnya meninggalkan tempat kejadian dengan kecepatan tinggi.

.

VROOOOOM!!  

Taehyun melemparkan asal helemnya berjalan cepat memasuki ruangan, Jungkook yang sedang duduk di ruang tamu dengan melihat lihat isi majalah menatap bingung kepada bungsunya yang pulang pulang dengan aura yang sangat berbeda.

"Apakah Taehyun marah karena aku ikut pergi bersama Papanya? Tapikan aku kembali karena kepikiran soal Taehyun yang marah" monolog Jungkook sangat tidak nyaman dengan aura Taehyun yang sangat dingin dari biasanya.



BRAK 



Taehyun mendudukkan bokongnya di depan tempat tidur, ia memeluk lututnya menyembunyikan wajahnya dengan punggung yang bergetar sesekali terdengar erangan di dalam kamar.

Jungkook yang awalnya ingin mengetuk pintu kamar Taehyun menjadi diam, mendengarkan suara pilu putra bungsunya fi dalam kamar, ia yang mendengarnya ikut merasakan ngilu di ulu hatinya tanpa sadar ia juga ikut menitihkan air mata.















───── ⋆✩⋆ ─────


















Bubu, yang bersama Mark menghampiri Ayen, Huening Kai dan Pak Minseok di depan pintu ruang operasi.

"Bagaimana dengan Beomgyu Pak?" tanya Bubu yang sudah menangis pada guru anaknya yang sejak awal menemani, Mark melirik sebentar pada Sungchan lalu memegang kedua sisi Bubunya. Tak lama Jeno bersama Jaemin menghampiri dengan berlari.

"Beomgyu..?" ucap Jeno menatap pintu ruang operasi. Bubu langsung berlari memeluk tubuh Sungchan yang memandang kosong.

"Uchaaan.. Beomie... Dede..." ucap Bubu yang sudah memeluk bungsu pertamanya, Jeno menyadarkan punggungnya lalu terduduk menyembunyikan wajahnya dengan menunduk, kedua tangannya di sisi menumpuk pada lutut.

Jaemin berjongkok mengusap usap punggung Jeno yang bergetar.

Semua menunggu di depan ruang operasi Beomgyu, dalam hati berdoa yang terbaik.
















───── ⋆✩⋆ ─────


















BRAAAK!!












Pintu Mansion Jung rusak karena tendangan keras Jaehyun, berjalan dengan pandangan dinginnya, memasuki ruangan.

"JESSICA!! JESSICA!! KELUAR SEKARANG!"

"Kenapa?! Hey Jeje! Kamu kenapa!"

"DIAM!"

Bentak Jaehyun menatap nyalang Ny. Jung.

"Dimana putri kesayangan mu huh?! Dimana!"

"Kakak, kakak ada apa ini!" ucap Krystal yang keluar dari kamarnya.

Jaehyun terus mencari keberadaan kakaknya di mansion yang besar itu.

"Siapa yang telah membangunkan singa yang sedang tertidur itu.." ucap pelan Ny. Jung menatap punggung kokoh putranya.

Jaehyun kembali dengan perasaan semakin kesal.

"Segera telepon aku jika wanita sialan itu pulang."

"Jeje!" ucap Ny. Jung di abaikan Jaehyun, ia berjalan meninggalkan Mansion.

Semasuk Jaehyun di mobilnya ia menerima telepon.

"Kami telah menemukan lokasi Jessica" 

"Hn"

"Dia berada di paviliun keluarga Jung di perbatasan kota Seoul,"  

Jaehyun lalu memutuskan secara sepihak sambungan teleponnya, menjalankan mobil hitam miliknya dengan kecepatan di atas rata-rata.

















───── ⋆✩⋆ ─────


















Jaehyun dengan mudah menyelinap masuk kedalam paviliun, nuansa pedesaan yang menyejukkan diri dan pikiran, namun tidak berlaku untuk Jaehyun. Yang ada niat untuk menghabisi nyawa seseorang semakin meningkat kala ia melihat tubuh kakaknya yang terbaring sembari mendengarkan musik kaset hitam.

Tanpa perasaan Jaehyun menarik kerah pakaian Kakaknya lalu membanting sangat keras di lantai, tubuh itu terhempas ke lantai dan terbentur sudut meja bagian punggungnya.

Jessica membulatkan matanya mengetahui pelakunya adalah Jaehyun, adiknya sendiri.
"Jeje!"

"Fuckyou!"

"OMG, You speak too harshly as a leader Je!"

"Shut up! asshole"

"Sudah ku tekankan untuk mu, menjauh dari keluarga ku. Dan kau melewati batas itu."

Jessica tersenyum miring menatap Jaehyun.

"Apa kau sudah lupa, siapa yang membuat teman sintingmu mati." lanjut Jaehyun menekankan.

Seketika tubuh Jessica menegang, ia berjalan mundur kala Jaehyun mendekatinya.

"Kemana nyali 30 menit yang lalu itu hm?"

"Jangan Je.. Kamu itu pemimpin Jung, kau-"

"Justru aku punya kuasa, dan dengan kuasaku bisa ku bayar bahkan polisinya."

"Gila kamu ya"

"Lebih gila mana darimu? Lebih gila mana dari Ayahmu hah?!"

Jaehyun lalu mencekik leher Jessica, mengangkat tubuh itu yang sudah bersatu dengan tembok.

Wajah wanita cantik itu sudah sangat memerah, namun Jaehyun mana perduli.

"Katakan."

















T. B. C𖠌

FAMILLE'S ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang