𖠌³¹

1.6K 108 12
                                    















Taehyun seketika memeluk tubuh lemah itu, ia sangat sangat senang, lalu tangan kanannya menekan tombol di samping meja nakas Beomgyu. Dapat ia dengar langkah kaki yang berlari cepat, bukan hanya satu tapi lebih, bahkan banyak.

"Hyun, ada apa?" tanya Sungchan

"Kenapa?" tanya Mark

"Beomie.."ucap Bubu, sementara Jaehyun ia langsung memeluk tubuh Beomgyu yang masih terbaring lemah itu, disusul Bubu, Sungchan dan Mark. Huening Kai dan Ayen menangis haru melihat keajaiban itu. Haechan juga ikut menitihkan air matanya menyaksikan adik kesayangan tunangannya yang sudah sangat lama di nantikan.

Tak lama, dokter dan satu suster memasuki ruangan.

"Maaf menganggu tuan Jung, tapi izinkan saya memeriksa keadaan pasien dulu." pelukan haru itu terlepas, mundur memberikan ruang untuk dokter memeriksa keadaan Beomgyu.

Bubu tak henti hentinya tersenyum syukur, sambil menangis dirinya di peluk oleh Mark. Sungchan terus menatap Beomgyu, dan Jaehyun yang sedari tadi mengusap pelan punggung tangan putrinya.

"Semuanya baik, bahkan responnya sangat bagus ini suatu keajaiban. Selamat Tuan Jung. Saya akan kembali lagi, kabari saya jika ada keluhan lain" ucap Dokter yang memeriksa Beomgyu.

"Beomie.. Apa ada yang sakit?" Beomgyu hanya menggerakkan pelan kepalanya.

"Terimakasih dokter." ucap Jaehyun, Mark lalu mengantarkan dokter dan asistennya keluar ruangan.

"Kau terlalu lama tertidur.." ucap pelan Sungchan, ia mengusap rambut Beomgyu.



☕︎︎



"Nahkan apa Uchan bilang dari kemarin, nggak percayaan sih" ucap Sungchan pada Abang dan Daddynya, mereka sedang duduk berada di balkon.

"Biarkan dulu Taehyun menemui Beomie, kasih ruang untuk keduanya.. Malah nggak percaya."

"Yakan Daddy mana tau" ucap Daddy yang duduk di kursi balkon.

"Apa tu Bocah nyium Beomie yak?" ucap Mark

"Sembarangan kalau ngomong" balas Daddy tidak terima.

"Yakan kita nggak ada waktu itu" ucap Mark

"Taehyun tidak begitu" bela Sungchan.

"Kok kau belain Taehyun segitunya, kenapa? Kena pelet lu Bocah" ucap Mark yang bersandar di pembatas balkon.

"Yakan kalian terlalu di dekat Beomie waktu ada Taehyun, padahal kalian juga tidak terlalu tau kalau sebenarnya mereka saling rindu. Coba dari dulu kalian lengah gini pasti auto cepat si Beomie sadarnya"

"Lu mana tau, masih Bocah gitu. Cenayang kau?"

"Mark perbaiki bahasa mu." tegur Daddy

Mark hanya mendengus mendapatkan teguran dari Daddynya.

"Uchan tau kalian begitu overprotective sama Beomie, tapi ingat batasan juga dong Bang, Daddy.. Kalau Beomie sampai merasakan terkekang gitu gimana, ingat Uchan kembaran Beomie apa yang di rasakan Beomie, Uchan juga rasain"

"Pidato lu Chan" ucap Mark

"AARGH AU AH, ngomong sama kalian sama kek ngomong sama balita" ucap Sungchan meninggalkan balkon.

"Dih ngambekan, dah kek Uke lu"

"Mark."

Mark yang mendapatkan teguran sekali lagi hanya bisa terdiam ia memutar tubuhnya memandang bangunan di depannya.

"Dad, Aku akan selalu mempersulit Taehyun."

Jaehyun hanya menghela nafasnya mendengar perkataan putra sulungnya. Ia juga sama tidak ingin putri kesayangannya bersama laki-laki lain dulu, namun ia juga tidak bisa egois.

"Ah entahlah, Daddy ikut alur saja" ucap Daddy pelan.

"Apa Dad?" ucap Mark yang memalingkan wajahnya.

"Nggak papa.. Ayo masuk.." keduanya lalu beranjak dari balkon.










───── ⋆✩⋆ ─────
















Malamnya, kamar Beomgyu tidak pernah sepi, semua anggota keluarganya berada di dalam ruangan. Matanya mengedarkan keseluruhan penjuru.

"K-kak.. No..no mana.." ucap Beomgyu saat tak menemukan satu kakaknya.

Bubu mengusap pelan rambut Beomgyu, yang masih terbaring di tempat tidur.

"Kakak Nono lagi sibuk, masih ada beberapa urusan. Nanti kita bakalan telepon balik kok. Sekarang Beomie istirahat dulu ya nak em?"

"Jangan..." ucap pelan Sungchan menolak. Semua pandangan mengarah padanya.

"Beomie kan sudah lama tertidurnya, jangan di suruh tidur lagi.." Mark tersenyum, ia tau alasan adiknya berkata seperti itu, Mark lalu menarik Sungchan untuk di peluknya.

"Tidak apa-apa, Beomie hanya istirahat, besok ia akan bersama kita lagi.. Okey Uchan.. Aigo~ adeknya Abang, masih kecil rupanya.." ucap Mark.

Bubu dan Daddy hanya menyaksikan keduanya, sambil tersenyum.













───── ⋆✩⋆ ─────

















"Sedang apa?" 

"Istirahat, aku baru istirahat, kamu"

"Mengerjakan tugas, sungguh melelahkan kapan beban ini pergi.. Aku sudah capek.." 

"Haha.. Resiko kuliah memang seperti itu."

"Ay dah ngabarin orang rumah?"

"Belum."

"Barkabarlah Jenn, tidak baik terlalu sibuk mengambil semua jobmu. Sesekali pulanglah, kamu tidak merindukan Beomgyu? Walaupun dia masih tertidur, tapi setidaknya ia masih bisa mendengar suara mu.."

"Sudah makan?"

"Pengalihanmu.. Huft.. Kerja bagus. Aku sudah makan, kamu?"

"Aku juga makan banyak, tadi anggota baru yang memasak"

Notifikasi bar Jeno menampilkan nama si pelaku video call, dengan cepat Jeno meminta izin.

"Na, Sungchan menghubungi ku, sudah dulu ya" di balas anggukan di sebrang, dengan cepat Jeno menggeser tombol hijau keatas.

"BWAAA!!" 

Ucap Sungchan di sebrang, namun fokus Jeno bukan pada suara Sungchan, melainkan wujud orang yang terduduk bersandar di kepala tempat tidurlah yang menjadi pusat pandangan Jeno.
Tanpa sadar satu matanya membentuk aliran sungai.

"B-beo..mi..."

Di sebrang Jeno mendapatkan senyuman manis adiknya, mata cerah yang terlihat lemah itu bersembunyi di balik kelopak mata yang membetuk lengkungan bulan sabit, serta garis kecil di bawah matanya itu.

"Kakak pulang." sambungan video terputus, karena Jeno secara sepihak memutus setelah ia berucap pulang.




















T. B. C𖠌

FAMILLE'S ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang