06 Fall Pleasant

5.7K 336 93
                                    

"Caaaaa... "

"Tadi katanya ngambek? " ucap Salma datar, sengaja mengejek.

"Enggak." Rony menggeleng lucu, tampangnya gemas sekali.

Salma menahan senyumnya, ia berusaha menatap Rony dengan tatapan datar. Rony tersenyum lebar sampai matanya menyipit dengan posisi sedikit miring. Salma melengos dari pada pertahanannya runtuh.

Rony tak perduli, ia menggandeng tangan Salma sampai depan apartemen. Pintu kaca otomatis terbuka lebar.

Udara pagi terasa sangat sejuk dimusim gugur ini, minim polusi hanya ada beberapa kendaraan pribadi yang lewat dan hilir mudik manusia yang berjalan kaki. Daun-daun dari pohon rindang disisi jalan berjatuhan, warnanya coklat keorenan. Ranting pada pohon-pohon yang berbaris rapi dibahu jalan itu nyaris kosong hanya menyisakan beberapa helai daun yang belum gugur.

Musim gugur mewarnai Swiss dengan warna-warna cerah. Pemandangan berubah jadi semburan warna oranye, merah dan coklat. Siang hari berkurang sehingga waktu malam lebih lama walau jam tetap sama saja, berbanding terbalik kala musim panas yang sudah terlewati, siang yang panjang sementara malam yang singkat. Musim gugur juga membuat suhu tetap nyaman, hangat cenderung ke dingin perpindahan musim karena sebentar lagi musim salju. Musim gugur juga menjadi waktu yang tepat untuk berpiknik dan bertamasya ria.

Salma menahan langkah, Rony menoleh kesamping. Menaikan alis bertanya. "Hari ini nyewa sepeda yuk mumpung masih pagi. " Salma mengedipkan matanya merayu.

Tanpa pikir panjang Rony mengangguk yang membuat Salma tak sadar memekik. "Yeay..."

Rony terkekeh gemas sambil mengacak pucuk hijab Salma, Salma menatap sang Suami berang. Hendak mencak-mencak karena hijabnya jadi acak-acakan, miring.

"Ck, rusak kan hijab aku. " gerutunya.

Rony terkekeh pelan, "Maaf ya, sini Mas rapiin lagi. "

Rony merapikan kembali hijab Salma, merubah posisi depan yang tadinya miring jadi tegak tak lupa Rony juga memasukan beberapa anakan rambut Salma yang menyembul keluar dari tempatnya.

"Udah? " tanya Salma, Rony mengangguk.

Mereka saling menggandeng, berjalan dibahu jalan yang disamping kanannya berdiri bangunan-bangunan kokoh nuansa eropa. Rony menggandeng erat tangan Salma menautkan dengan jemarinya. Menunggu dideretan belakang orang-orang.

Saat lampu hijau berlogo pejalan kaki menyala semua orang-orang berjalan melintas kearah kiri melewati garis-garis putih diaspal. Orang-orang menyebutnya zebra cross.

"Mas, kenapa namanya zebra cross ya? Kenapa gak cow cross aja? " oceh Salma, Rony menuntunnya kearah kanan lebih aman karena disamping kirinya jalan raya. Biar Rony yang berada disisi jalan raya itu.

Rony mengerutkan kening, ada-ada saja pertanyaan Istrinya ini. "Cow cross? "

"Iya, cow cross kan sapi juga ada yang warnanya hitam putih kaya zebra. "

Rony tertawa, "Nanti bukan garis dong tapi bulet. "

Salma baru kepikiran, "Iya, ya. " ia ikut tertawa. Rony merengkuh bahu Salma merapatkan pada tubuhnya. "Aja-aja ada. "

Salma melarat dengan cepat, "Ada-ada aja. " dengusnya, Rony tertawa lagi.

Di simpang jalan yang mengarah kebarat berjejer banyak sepeda, tempat menyewa sepertinya. Mereka berjalan beriringan.

"Excusme, Madam. " Rony menyapa dengan ramah Ibu-Ibu paruh baya. Selama Rony bernegosiasi Salma memilih duduk disamping jalan, ada sebuah bangku panjang hitam teronggok tanpa penghuni.

Hi Switzerland (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang