31 Love Bridge

3.6K 315 31
                                    

Lika-liku hidup di negara orang memang tak melulu mudah dan indah, namun terasa menyenangkan jika dinikmati.

Hidup baik dinegeri orang maupun dinegeri sendiri sama. Ya, sama. Tak melulu soal bahagia, ada sedihnya juga.

Ini tahun terakhir mereka di Swiss, tak terasa sudah tahun keempat. Salma dan Rony sudah sibuk menyiapkan proposal skripsinya, mengejar kelulusan sesuai yang ditargetkan.

Terasa cepat? Rony dan Salma pun merasa demikian, rasanya baru kemarin mereka menginjakkan kaki dinegara ini namun tahun ini menjadi tahun terakhir mereka dinegara ini, semoga.

Relativitas waktu einstein bekerja, dimana waktu terasa cepat berlalu saat hidup terasa baik-baik saja sedangkan jika sedang sedih atau sengsara waktu terasa begitu lambat berlalu. Jadi, sebenarnya waktu yang bertambah atau waktu yang berkurang?

Bukan, waktu tetap sama. Satu tahun terdiri dari 356 hari, satu tahun 12 bulan, satu bulan 30 hari dan satu hari 24 jam, satu jam 60 menit dan satu menik 60 detik. Masih sama, tak ada yang berubah. Persepsi manusia itu sendiri yang mempengaruhi waktu seolah terasa lambat dan cepat.

Saat merasa senang, tentunya manusia berharap waktu senang itu bertahan lebih lama. Hukumnya berbalik, karena mereka terlalu menikmati sehingga waktu terasa cepat berlalu. Sedangkan jika sebaliknya saat merasa sedih, otak akan terus meratapi kesedihan itu. Terus memperhatikan waktu, tak jarang juga menghitungnya. Waktu seolah ingin diusir atau didorong untuk bergerak cepat, namun hukumnya berbalik. Saat ingin waktu itu berjalan cepat justru terasa melambat sedangkan saat ingin waktu melambat justru berlalu begitu cepat.

Contohnya, menunggu waktu berbuka puasa yang terasa lama ketimbang hari biasanya, padahal waktu berjalan sama saja bukan?

Rony dan Salma memang tidak melulu mengalami bahagia, namun mereka selalu menciptakan bahagia mereka sendiri. Bahagia berasal dari dalam diri bukan?

Seperti saat ini, Salma dan Rony sedang mencari kebahagiaan. Komunikasi mereka sedikit berkurang karena kesibukan masing-masing. Mereka mengambil hari libur dimusim semi ini dengan berjalan-jalan santai di kawasan Zurich, tak jauh dari apartemen mereka.

Quality time, menghambiskan waktu berdua. Walau hanya sekedar bermain air di sungai limmat atau memberi makan burung merpati dan bebek disungai. Sederhana, hal yang menjadi upaya agar hubungan mereka selalu terjaga. Menjaga sebuah komitmen yang sudah terjalin selama tiga tahun lebih ini. Sebentar lagi menginjak empat tahun.

Mereka sudah lebih dewasa, bertumbuh karena keadaan. Mereka bukan lagi anak belasan tahun yang labil, Salma dan Rony sudah memasuki pase dewasa usia kepala dua, lebih. Dan akan lebih rawan mengalami stress.

Waktu terus berjalan, ada yang mempertanyakan Raihan? Dia tidak jadi pembinor, perebut bini orang. Lelaki itu sudah kembali ke kampung halaman, kontrak kerjanya sudah habis disini. Katanya sudah menikah beberapa bulan lalu.

Soal Zara? Kabar baiknya Zara dan Asep resmi menjalin cinta, menjadi sepasang kekasih. Memang tidak baik membenci sesuatu secara berlebihan sebab rasa benci itu akan berubah menjadi 'benci'. Ya, benci. Benar-benar cinta. Kisah yang lucu bukan? Benci jadi cinta.

Biduk rumah tangga Salma dan Rony aman sejahtera, tak ada gangguan dari pihak ketiga namun kadang gangguan justru datang dari mereka sendiri. Kadang bertengkar karena ego masing-masing. Wajar, bumbu rumah tangga.

Untungnya pertengkaran itu berupa hal yang sepele, seperti merengek meminta waktu bersama namun salah satu pihak tak ada waktu atau perkara pusing dengan tugas akhirnya mengomel dan pasangan menjadi pelampiasannya, sering. Mereka hanya butuh sabar untuk memegang teguh komitmen yang sudah dibangun.

Hi Switzerland (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang