Salma merasakan sebuah tangan melingkar diperutnya, siapa lagi jika bukan ulah lelakinya.
Bulu kuduknya terasa berdiri saat napas hangat itu menerpa lehernya, dikecup singkat lalu Salma merasakan bahunya berat. Rony menyandarkan dagunya disana.
"Hari ini seru!" ujarnya.
Salma tersenyum, lalu melepaskan kedua tangan lelakinya yang melilit perutnya. Berbalik.
"Iya, seru! Tapi kamu bau, mandi dulu sana!"
Rony mengendus kedua ketiaknya, "Enggak bau kok."
Rony merentangkan tangannya, hendak memeluk lagi. Tapi Salma menahannya, "Mandi dulu, baru boleh peluk."
Rony berdecak, tapi menurut. Salma terkikik melihat ekspresi bete lelakinya.
Selagi menunggu Rony mandi, Salma menyiapkan baju gantinya.
Rony memekik, "Ca!"
"Apa?" Salma masih memilah memilih deretan kaus milik Rony dilemari mereka.
"Caca..."
"Apasih?" Salma jadi sedikit emosi, lalu mendekat. Mengetuk pintu kamar mandi yang ada didalam kamar mereka.
Rony menyembul kepalanya saja, "Handuk dong, maaf." si pelaku nyengir.
Salma menghela napas, "Cuma handuk doang pake teriak-teriak." omelnya.
Rony hanya tersenyum, menunggu Salma mengambilkan handuknya. Salma kembali menenteng handuk putih, Rony menerimanya.
"Makasih."
Salma bergumam, Rony menutup pintunya.
Seharian ini mereka sibuk melakukan ritual. Ah, tradisi. Budaya turun temurun. Mitoni. Sebagai bentuk syukur sekaligus menyambut putra mereka.
Em, Salma belum sepenuhnya mempercayai. Namun, saat prosesi membelah kelapa cengkir yang dilakukan lelakinya. Kelapa cengkir itu terbelah lurus, sama besar. Konon artinya bayi yang dikandung adalah lelaki. Sedangkan jika miring, tidak lurus. Bayi yang dikandung adalah perempuan.
Entahlah, mau lelaki atau pun perempuan Salma baik Rony tidak terlalu mempermasalahkan. Mereka akan menerima dengan sepenuh hati, yang penting kelak anak mereka menjadi anak yang berbakti dan berbudi pekerti. Sudah, tidak lebih.
Tok!
Tok!
"Iya." Salma menyahut lalu keluar.
Rupanya Panji dan Siska.
"Ibu sama Ayah mau pamit, udah malem juga."
"Eh, iya, Bu." Salma menyalami tangan ibu dan ayahnya.
"Suamimu mana?" tanya Panji.
"Lagi mandi."
"Oh, yaudah. Nanti bilangin aja kalo Ayah sama Ibu pulang ya." ujar Siska.
Salma mengantar mereka kedepan, semua orang sudah pulang memang. Hanya tersisa ayah dan ibu Salma saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Switzerland (END)
Novela Juvenil#Karya 4 [Romance Funfiction] Sequel You're SPECIAL ●○●○●○●○ Switzerland is a dream country bagi seorang gadis untuk melanjutkan pendidikannya disana, namun orang tuanya melarang jika ia hanya pergi seorang diri. Jalan pintasnya adalah ia dinikahkan...