20 Sick's Spoiled

5.1K 333 116
                                    

Buhg!

Bunyi hantaman benda tumpul pada tubuh.

Bruk!

Seseorang ambruk tak sadarkan diri kala sesuatu menghantam keras punggung atasnya, dekat tengkuk.

Rony tak sadarkan diri, tubuhnya diamankan oleh dua orang lelaki bertubuh besar dan dimasukan pada sebuah mobil.

Salma dikamarnya mendadak gelisah, pukul sebelas malam lebih Rony belum kunjung pulang. Salma bermonolog, apa mungkin Rony lembur?

Perasaannya aneh, gelisah karena khawatir. Ia meraih ponsel, mengetikkan pesan pada lelakinya menanyakan apa benar hari ini lembur atau tidak. Tapi hanya ceklis dua abu sampai sepuluh menit berlalu tak ada balasan. Perasaannya sudah tidak karuan, ia menekan tombol panggilan. Nihil, tak ada jawaban.

Salma mondar-mandir, ia keluar kamar. Mengambil air kedapur guna menenangkan pikiran. Ia selalu menanamkan bibit positif thinking namun hatinya kacau entah apa yang terjadi. Pikirannya selalu tertuju pada Rony.

"Ya Allah, Mas Rony baik-baik aja kan? " batinnya menjerit resah.

Rony mengerjapkan netra, kunang-kunang. Ruangan asing, ia tengah terbaring. Ia meraba tengkuknya yang terasa ngilu, sakit.

"Ron."

Suara itu Rony kenal, "Zara? " beonya.

"Lo gakpapa? " Zara mendekat membawa segelas air.

Rony langsung bangkit, beringsut dari posisi rebahannya. Pandangannya mulai fokus seiring kesadaran yang sudah kembali. Ruangan ini adalah kamar, yang menjadi alas tubuhnya pun sebuah kasur empuk.

Rony bingung mencerna apa yang terjadi, seingatnya ia sempat dihantam sesuatu hingga akhirnya tak sadarkan diri. Banyak pertanyaan dibenaknya mengapa ia bisa berada disini dan mengapa ada Zara disini? Apa dia yang menolongnya?

Melihat kening Rony yang berkerut bingung Zara tersenyum tipis, ia duduk disisi kasur. Rony menatapnya penuh tanda tanya. "Lo bingung ya? "

Rony tak merespon, Zara tersenyum, lebih lebar. "Minum dulu, nanti gue ceritain. " titahnya.

Rony mengambil gelas yang disodorkan Zara, meragu. Namun menenggaknya perlahan, haus. Zara menyembunyikan senyum penuh arti.

"Abisin." titahnya, Rony yang haus pun menandaskan air itu, membuat senyum Zara semakin lebar. Ia menatap Rony, intens dan dalam.

Rony beringsut, "Saya mau pulang. " ujarnya. Kalimat final tak mau disanggah meski dilarang, diartikan lewat nada bicaranya yang tegas.

Zara memperhatikan lelaki itu turun dari ranjang, tak mencegah. Rony memutar knop pintu. Sial, terkunci.

"Zara, kok dikunci? "

Zara terkekeh, "Mau pulang ya? Gak mau main dulu? "

Pertanyaan dibalas pertanyaan yang membuat Rony mendengus kasar, pikirannya menerawang jauh. Apa semua ini ulah Zara? Sebenarnya semua ini apa? Apa yang terjadi sebenarnya? Rony panik tentu saja, ia dijebak. Jebakan yang mungkin akan merusakan rumah tangganya.

Rony menggedor pintu, berusaha membukanya dengan memutar knop pintu sebisanya.

Duk!

Duk!

"BUKA! SIAPAPUN TOLONG BUKA! " pekiknya.

Zara mendesis, mencantumkan jari telunjuk didepan bibir sambil  bangkit. "Ssttt...sayang jangan teriak-teriak, kamu mau dilaporin polisi karena ngenganggu ketenangan orang lain? " ucapnya lembut, Rony berbalik menatap gadis itu dengan tajam, tatapan mengintimidasi.

Hi Switzerland (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang