27 Sleep Tite

5.7K 386 95
                                    

"Makan kamu. " ungkapnya dengan suara seraknya.

Salma membeku dibuatnya, Rony tertawa lantas meniup cuping telinga Salma yang membuat rambutnya sedikit terbang.

"Hahaha...tegang amat, Mbak-nya? Padahal yang seharusnya tegang kan aku. "

Salma berbalik langsung menggeplak bibir itu, Rony meringis. "Mulut gak disekolahin. " omelnya.

Rony manyun, "Sakit tau. Lecet ini loh. "

"Siapa suruh digigit coba?"

Salma membawa dua wadah itu sekaligus, ia taruh diatas meja. Mereka makan berhadapan. Salma sudah menyantap mienya dengan lahap setelah membaca bassmalah sedangkan Rony hanya diam membuat Salma bingung.

"Kenapa? Gak enak ya? "

"Kan, belum dicoba."

"Terus kenapa gak dimakan? "

Rony menunjuk bibir bawahnya yang memang merah, lecet. "Sakit."

Salma menghela napasnya, "Selalu nyari penyakit. " dumelnya.

Rony manyun, detik selanjutnya ia membasahi bibir bagian bawahnya menggunakan lidah. Rony meringis pelan, perih.

Salma turun membuka kulkas, mencari es batu dalam cetakan kotak-kotak kecil. Ia mengambilnya satu. Salma mengambil kain tipis kecil, kain selampe.

Salma meletakkan es batu kotak itu pada kain selampe. Ia mengambil posisi berdiri disamping Rony, Rony memutar tubuhnya menghadap Salma.

Salma mengangkat dagu Rony pelan, Rony sedikit membuka mulutnya. Salma meletakkan kain itu setengah menempel pada kulit bibir Rony agar tak terlalu dingin.

"Makanya jangan digigit lain kali. "

Rony hanya bergumam.

"Udah, yuk makan. " Salma membuang es batu itu lalu meletakan kain selampe di wastapel.

Rony menurut melilitkan mienya menggunakan garpu. Salma menggelengkan kepala melihat kelakuannya, Rony membuka mulutnya lebar-lebar agar mie itu tidak menyentuh bibirnya.

Salma membiarkan saja dari pada lelaki itu tantrum.

"Nanti kalo udah makannya, bibirnya dioles pake petroleum jelly biar cepet sembuh. "

"Dicium juga sembuh. " sahutnya dengan mulut penuh.

"Minta cium tuh sama wajan. "

"Buat apa? Kan aku punya Istri. " jawabnya santai, tak tahu saja jika Salma sedang salting.

Salma menunduk menahan senyumnya.

"Nanti cium ya. "

"Mas." tegurnya.

Rony mengangkat alis kirinya, "Lah, emang salah? "

"Bisa gak? Gak usah prontal gitu ngomongnya? " geramnya.

Rony tersenyum tengil, "Iya, lebih suka langsung eksekusi ya? "

"Makin malem kok makin ngawur ngomongnya. "

"Udah mau pagi, Ca. Bentar lagi subuh. "

Salma tak menanggapi ia fokus makan saja.

"Ca."

"Hmm."

"Aku libur kerja seminggu kedepan. "

"Loh? Dipecat? "

"Ck, ngawur. Libur. Kafe tutup, saljunya makin lebat. "

"Oh." lanjutnya, "Terus? "

"Honeymoon yuk? "

Hi Switzerland (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang