13 Lauterbrunnen

4.5K 298 161
                                    

"Uhuk! Uhuk! " Rony nampak tersedak, sedikit terbatuk.

Salma replek mengambilkan air, ada dua botol air mineral yang tersodor.

Rony mematung sebentar sambil menahan gatal ditenggorokannya, Zara menarik tangannya. "Sorry, replek. " ucapnya, raut wajahnya tak terbaca.

Rony menerima air yang disodorkan Salma, meminumnya.

Salma menatap Zara yang membuang pandangan, batinnya bertanya-tanya. Ah, mungkin saja memang benar cuma repleks biasa. Kesepontanan untuk melakukan kebaikan, Salma membuang asumsi buruknya. "Orang mau berlaku baik kok malah suudzan sih, Sal...Sal..." ucap Salma dalam hati.

"Makasih, Ca. "

Salma bergumam, "Makanya pelan-pelan kalo makan. " peringatnya, mengomel lebih tepatnya.

Zara bangkit, "Gue kekamar mandi dulu ya. " pamitnya lalu pergi setelah mendapatkan anggukan dari semua orang.

●○●○●○●○

Tok!

Tok!

Tok!

Salma mengerjap pelan, membuka netra yang nampak masih mengabur. Mengantuk.

Selepas subuh tadi niatnya hanya berbaring disamping Rony yang nampak terlelap lagi namun kebablasan.

Semalaman lelaki itu ngebut mengerjakan tugas kuliahnya selepas bekerja, akhirnya terlelap pukul dua dini hari menyusul Salma yang sudah terlelap lama. Mungkin sudah bermimpi keliling Swiss, jadi selepas melaksanakan kewajibannya lelaki itu kembali meringkuk. Banyak tugas yang harus diselesaikan sebelum ujian semester tiba yang mau tak mau Rony harus menyelesaikannya, Salma iba namun ia bisa apa? Ia tak mengerti karena mereka yang berbeda jurusan. Mungkin hanya memahami, sedikit.

Salma menurunkan tangan lelakinya yang berada diatas perutnya, pelan. Ia bangkit lalu melirik sebentar lelakinya yang nampak tak terusik. Masih tertidur lelap. Salma mengenakan bagian atas mukena untuk menutupi rambut lalu segera mengecek siapakah gerangan orang yang bertamu dipukul kurang dari jam delapan pagi ini.

"Salma." itu suara Paul, sedikit ngegas.

"Lama banget sih buka pintunya. " lanjutnya.

Salma yang kesadarannya masih separuh hanya bengong.

"Sal." itu suara Zara, mata Salma memicing menatap gadis disamping Paul.

Dalam hitungan ketiga Salma baru sadar, "Astaghfirullah, hari ini gue ada janjian ya sama kalian? " tanyanya, terkejut.

Paul menatapnya malas, "Jangan bilang lo lupa, Sal? "

Salma meneguk ludah, gugup. Tak ada satupun yang ingat bahkan Rony sekalipun. Padahal kemarin mereka sudah membicarakan mengenai rencana liburan, lebih tepatnya Paul yang meminta ditemani berlibur. Mereka merencanakan hal itu kemarin kala Paul bertamu ke apartemennya pagi-pagi buta.

Dan Salma inisiatif mengajak Zara, agar Paul tidak jadi nyamuk mengintili dirinya dan Rony. Sarkasnya, Salma berniat membuat Paul bisa membuka hati lagi. Setidaknya lelaki itu tidak jadi sadboy. Siapa tahu mereka saling tertarik bukan?

"Kalian dateng barengan? " Salma bertanya, mengalihkan pembicaraan.

Zara yang menjawab, "Tadi dia duluan yang ada disini. Eh, taunya ada janji juga sama kalian."

Hi Switzerland (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang