4

368 7 0
                                    

Pagi buta,aku terbangun dengan badan yang terasa remuk.Hanya selimut tebal yang membalut tubuh polosku.Bukan hawa AC yang dingin menyadarkanku,tapi suara gemericik air dari kamar mandi yang mengingatkanku tentang aktifitasku semalam,dengan pria yang baru saja keluar hanya menggunakan handuk bertelanjang dada itu.

Ah...! Aku jadi malu.

Rambutnya basah,tanda dia habis berkeramas.Aku yakin,pipiku sudah terlalu merah seperti tomat.

"Ngapain mukanya ditutup gitu hem ?"

Aku tersenyum dibalik selimut.Dada bidangnya itu loh,bisa bikin aku merinding lagi seperti semalam.

"Yank ?"

Bodo !!

"Dih.pura-pura budeg aja kek Lia"

Bahkan suaranya,mampu membangkitkan sesuatu yang aneh dari dalam diriku.Halus,tapi berat.

"Gak bangun,aku gempur lagi nih ?"

Tuhan !
Jangan sampai aku khilaf lagi.

"Iyah iyah !! huufff"

Seperti hari-hari biasa,Bandung yang sering diguyur hujan meminta untuk dinikmati.Apa lagi,diakhir pekan seperti ini.

Aku yang baru keluar dari kamar sehabis mandi,menggunakan daster andalanku sedikit terpukau.Pagi ini,putri cantikku sedang merebus air yang ku tahu dari bunyi cerek yang diatas kompor.

Tumben ?

Ah bukan,dia mahir hanya merebus air.Yang lain,semuanya aku yang kerjakan.

"morning sweety ?"

"morning Bunda ! Eh-..."

Aku mengernyit.

"Eum...nggak jadi hehehe"

Si manyun melesat keruang tamu,menyusul Ayahnya yang sedang membaca koran.

Tuh anak kenapa ?

Seketika,gelak tawa keduanya ku dengar dari dapur yang disekat ruang tamu.

"YANK ?! ANAKMU NANYA TUH LEHER BUNDA KENAPA ?!"

Astaga !!!

Sungguh,mataku ingin ku pindahkan ke tumit.

Malunya itu loh !

Lekas aku berlari ke kamar mengambil jilbab,walaupun anakku sudah terlanjur melihatnya tapi semakin tidak lucu jika si Umar atau Bang Ali ikut meledekku.

"Bunda kenapa ?"

Itu suara Alwi,yang baru saja ikut bergabung.Heran melihat Ayah dan adiknya tertawa terpingkal-pingkal.

Sue !

Aku kembali keluar dengan mata yang melotot dan bersedekap pinggang.Siap menggonggongi mereka.

"Tuh,tanya aja sendiri ke orangnya kenapa ?"

Bokap sama anak sama aja !
Sama-sama geser !

"Gak ah.ntar malah gue lagi yang kena"

Sementara Lia,masih saja tertawa tapi tak berani melihatku.

"Kena apaan ?"

"Ya apa lagi kalau bukan kena amukan kanjeng ratu sedunia ?"

"ALWIIIIIIIIII !!"

"KABUUUUURRRRR !!"

Tiga gelas teh hangat dan tiga gelas kopi panas ditemani pisang goreng diatas meja.Tak ada tanda-tanda hujan akan reda.Rencana liburan kali inipun gagal total.

Berkumpulnya kami sekeluarga seperti hari ini jarang terjadi.Alwi yang tengah sibuk koas dan magang disalah satu Rumah sakit ternama di Bandung,juga Lia yang sibuk kuliah mengambil jurusan kedokteran seperti Abangnya kebetulan libur.

Sementara Bang Ali,sahabat suamiku dari bujang ikut tinggal bersama kami semenjak pindah rumah tak ada jadwal kemana.Biasanya,beliau selalu sok sibuk gak jelas nongkrong bersama teman-temannya memilih menuruti kemauan Neng Lianya.

Di rumah ini,tak ada satupun yang berani membantah jika sudah yang namanya Lia merengek.

"Gak kebakar apa lidah lo,makan pisang goreng dicocol pake sambel terasi gitu Bi ?"

Bang Ali memang suka heran melihatku memakan makanan yang menurutnya tidak cocok.Di Bandung,jarang ditemui pisang goreng dipasangkan dengan sambel terasi.Katanya,aneh.

"Lo cobain dulu malih"

Suamiku,awal-awal juga kurang suka.Tapi setelah ku paksa mencobanya,beliau jadi ketagihan.

"Gak ah.Ntar yang ada perut gue jadi mules"

"Bang Umar cobain deh,jangan kayak Bang Ali cemen ! mules doang,belum juga ginjalnya yang retak"

Hem,ada yang berani seperti Lia ?

"Ebi,lo waktu ngidam nih anak makan apa sih ? pedes amat lidahnya kalau ngomong !"

Tawaku pecah,begitupun dengan mereka.

Melihat ini,apakah ada alasan untukku merasa tidak bahagia ?

Bersuami duaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang