"Bunda sama Papah kapan balik sih ?"
Aku tersenyum melirik suamiku.Putrinya itu mengeluh kesepian karna ditinggal sudah empat hari lamanya.
"Soksoan honeymon ! Lia sendirian di rumah nih !"
Aku terkekeh.
"Emang Abang kemana ? Di rumah kan ada Bang Ali juga sayang"
"Ck ! Abang malam ini sibuk di Caffe Bun.Ngobrol sama Bang Ali juga gak seru ! Suka nyebelin.Suka ngeledek Lia juga"
Bisa ku bayangkan bagaiamana gemesnya bibirnya yang manyun itu.
Mas Alfi mendekatiku,membaringkan kepalanya dipangkuanku.Sesekali telunjuk Mas Alfi menoleh-noel pipiku.
"Yaa...maafin Bunda karna baliknya dua hari lagi.Masa honeymon bawa anak sih ? Ganggu dong ?!"
"Dih belagu ! Udah tua juga.Pokoknya Lia gak mau Bunda hamil lagi ! Lia gak bakal disayang sama Papah dan Bunda"
"Astagaaa ngomongnya gitu amat deh.Kalau Tuhan kasi dedek bayi buat Lia,kan bagus biar ada temennya di rumah.Yah kan yank ?"
"Gak ! Pokoknya Lia gak maauuuuuuu"
Tawaku pecah.
Mas Alfi meminta ponselku.Dia mencoba membujuk putri manjanya itu.Aku menyisir rambut Mas Alfi dengan jari,sembari mendengar obrolan mereka.
"Lia mau dedek cowok apa cewek ?"
"GAAAKKK !!"
Mas Alfi tertawa,sambil mencium perutku.Menggosok-gosok hidungnya disana seolah memang berharap benihnya akan tumbuh di rahimku.
"Yaaa...balik dari sini nanti Lia perhatiin aja kondisi Bunda.Kalau makan yang aneh-aneh tanda ??"
"ABAAANGGGGG ?! PAPAH MAU NGASIH LO ADEK LAGI KATANYA !!"
Astagaaa anak itu !
Aku menggeleng pusing.Sudah dewasa tapi manjanya tak ada yang menandingi.
"Dih dih ? Ngaduan yaa ? Tadi katanya Abangnya gak ada lagi sibuk di Caffe.Kok teriak manggil Abang ? Lia boong yaa ?"
"I-iyaa itu-...tadi Abang pamitnya mau ke Caffe kok ! Lia gak boong iihh !!"
Oke.Anak itu memang pada dasarnya ingin orang tuanya cepat pulang.Soal Alwi yang entah benar sibuk di Caffenya atau tidak,aku cukup sedih memikirkan keadaan Lia disana.
Biar bagaimanapun,dia anak perempuan.Bukan tak mempercayakan Bang Ali dan Alwi menjaganya,sedari kecil Lia memang tak pernah ku tinggal lama seperti sekarang.
Paling lama dua atau tiga hari,dan itupun ada Mas Alfi menemaninya.Meskipun sudah dewasa dan sudah paham mana yang baik atau tidak baik,sebagai orang tua kami harus protektif kepada anak.
Paling-paling setelah ini dia akan mengadukan semua dramanya kepada sang kakak Rere dan aku harus siap mental menghadapi segala rentetan rengekkan dan keluhannya.
"Iyah gak boong...Lia udah makan hem ?"
"Gak mau makan kalau Papah sama Bunda belum balik !"
Ancaman mulai ditembakkan pemirsaaaaaa !
"Liaaa ? Jangan gitu aah.Kalau gak makan nanti laper,terus sakit,terus gak bisa kuliah dan cuti liburan dong ?!"
"Bodo amat !!"
Hhh !
Aku menghela nafas lelah.Kalau sudah yang namanya Lia merajuk,tidak ada yang bisa menawarinya kecuali...
"Lia mau dibawain oleh-oleh apa dari Papah hem ?"
Nah kan ?
Liat saja suamiku ini,selalu punya senjata ampuh membuat Lia tak bisa menolak.
"Pilihannya bebas nih ?"
"Bebas sayang.Mau apa hem ?"
"Euummm...iPhon baru !"
Mataku melotot.
Gila,permintaannya tidak main-main.Padahal ponsel barunya belum lama dibelikan oleh Abangnya.
Mas Alfi menatapku meminta izin,tentu saja aku menolaknya mentah-mentah.Harga iPhone itu tidaklah murah,apa lagi pengeluaran terbaru.
"Ngomong ke Bunda dulu deh.Kalau Papah sih gak masalah"
Ponsel kembali ku pegang,terdengar anak itu mendengus.
"Liaaaaa ? Bisa yang lain gak ?"
Bujukku meski belum tentu anak itu mengalah.
"Lah,tadi Papah bilang bebas.Iihhh Bundaaaaaaa"
Aku menghela nafas berat.Demi Tuhan rengekkan Lia terlalu diluar naila.
"Pokoknya mau iPhone terbaru titik !"
"Li-..."
"Gak ada iPhone terbaru,Lia nyusul !"
Ancamannya sungguh sadis.
"Udahlah yank.Jarang-jarang juga anakmu itu minta barang mahal"
Ujar Mas Alfi bangkit,mengambil rokoknya.
Aku meliriknya sinis,dan tak bisa membantah.
Toh juga bukan aku yang mencari uang.Aku hanya tau dinafkahi dan diberi makan.
"Oke,oke...Bunda beliin"
"SERIUUUSSS ?! YEEYYYYY !! Makasih Bundaku yang baik hati dan tidak sombong ! Happy honeymon.Assallamuallaikum !"
"Hhh...waalaikumsallam"
"Nih ! Kamu pesen sekarang tuh iPhone dari iboxnya !"
Ujarku jutek memberikan kembali ponselnya.
Mas Alfi menggeleng dengan tawa kecilnya melihatku yang menekuk wajah.
"Lia aku beliin iPhone,kamu aku beliin tas baru.Deal ?"
"Tau ah !"
"Manyun,aku gempur lagi ?"
Bang-sat !
