Aku yang baru saja keluar dari kamar mandi terlonjak kanget kala pria itu sudah berada di kamarku.Dengan sikap dingin,ku lewati dia begitu saja menuju lemari.
Lima belas menit yang lalu aku tiba setelah kepulanganku dari Bandung,mendapati rumah sedang kosong.Bibi menghubungiku akan kembali lagi pukul delapan malam.Kata beliau dia sedang ada urusan bersama anaknya.
"Boleh keluar sebentar ? Gue mau ganti baju"
Tolehannya berpindah kepadaku,setelah bermain ponsel.Dia akan selalu seperti itu meski dalam keadaan gempa bumi ataupun angin puting beliung menerjang dunia.
Karna tak ada pergerakkan sama sekali darinya,aku memilih memakai baju di kamar mandi.Sengaja aku berlamaa-lama didalam,bukan karna aku takut,tapi malas saja melayani keberadaannya yang selalu saja mengajak untuk adu urat leher.
"Dari mana lo selama gue gak ada ?"
Desisnya langsung dengan tatapan serius ketika aku keluar.
Dia beranjak dari duduknya,mendekatiku dengan alis naik sebelah.
Sungguh menyebalkan !
"Gue nyari sampe ketempat Rere lo juga gak ada.Katanya lo lagi pergi sama temen-temen lo"
Ujarnya melingkar lengan di dada.
"Udah tau jawabannya kenapa masih nanya ?"
Jawabku santai duduk didepan cermin toilet mengoles beberapa skincare ke wajahku.Kulitku ikut dehidrasi menghadapi setiap masalah yang tidak ada habisnya.
Aku percaya setiap rumah tangga tidak ada yang tidak memiliki masalah.Begitupun rumah tanggaku dengan Mas Alfi.Tapi sampai aku kembali kesini,aku belum mengantongi perdamaian bersama beliau.
"Jawaban ? Emang gue tau lo kemana ? jangan karna rumah tangga kita lagi gak baik-baik aja,lo seenaknya bertingkah kayak gak punya suami ! Gue tau,temen-temen lo itu,udah nyuntik racun ke otak kecil lo ini buat nyari masalah sama gue !"
Intonasinya mulai menegang,dibarengi memainkan telunjuk yang mengacung-ngacung ke udara.
Ku banting kasar benda berbahan botol itu ke meja toilet,berdiri dan mantapnya tajam.
"Heh ! Jangan karna lo gak suka gue jalan sama mereka,lo bebas nuduh mereka yang enggak-enggak !!"
Ku balas menunjuk-nunjuk wajahnya.
"Jangan lo samain temen-temen gue kayak circle lo itu ! mau gue sama mereka,sama siapapun dan kemanapun,ter-se-rah gue ! Bukannya waktu lo minta rujuk ini salah satu persyaratan yang lo buat sendiri ?! Jangan pura-pura amnesia yah ?!"
Apa dia lupa,bagaimana permohonannya kepadaku tempo dulu agar aku bisa percaya lagi ? Sementara saat itu aku sudah betul-betul muak dengan segala macam kemunafikkannya.
"Harus banget gue ingetin lagi ke lo tentang persyaratan hitam diatas putih itu ?!"
Sambungku dengan emosi yang hampir memuncak ke ubun-ubun.Senyumnya tipis,juga miring.Dasar pen-ja-hat !
"Kenapa ? Lo mau nuntut gue pake itu ? Silahkan ! Karna setelah kita rujuk,status istri yang masih lo sandang,lo tetap salah karna gak pamit sama gue !"
Tawaku sumbang,tidak habis pikir dengan pria yang penuh tipu muslihat bak iblis ini.Setelah dia sendiri yang meminta dibuatkan perjanjian demi mendapatkan kepercayaan kembali,lidahnya yang bersilat demi Tuhan ku kutuk mendapat azab.
"Haha ! Kayaknya lo emang harus periksa kejiwaan deh.Otak lo kegeser terlalu jauh,sampe-sampe gak tau diri nuntut gue buat nurutin semua kemauan lo !!"
Bantahku dengan dagu yang naik.
