Kali ini ku pastikan kaburku dari rumah akan berlangsung lama.Mas Alfi dilarikan ke rumah sakit.Kata Dokter,beliau terkena asam lambung.
Hhh,sudah ku duga.
"Aku gak mau rawat inap yank..."
Kalau gak inget dosa,ku tabok kepalanya sama nih nampan.
Ku arahkan sendok ke mulutnya,bubur buatan Alwi.
Anak itu sedang berada di apotik rumah sakit.Soal administrasi,kami tak perlu menebusnya.Karna semua ditanggung tunjangan kesehatan dari Alwi.
"eat first okey"
"Tapi abis ini kita pulang yah ?"
"Ngomong ke Abang,dont come at me"
Mas Alfi mendengus.Karna dia sudah tau pasti,Alwi tidak akan mengizinkan.
Selang infus masih tertancap di lengannya,membuat hatiku teriris pilu.Matanya tertutup dengan nafas yang sudah beraturan.Wajahnya yang teduh ku tatap lamat-lamat.
Suamiku ini,begitu sabar.
Kenapa,dari banyaknya tempat kenapa Tuhan malah membuat jarak sejauh ini ?
Aku sempat tertidur dipinggir hospital bed,disadarkan oleh suara derekan pintu terbuka.Alwi membawa beberapa obat di kantung plastik,yang ku tangkap dari celah kelopak mataku.
"...udah lama tidurnya Bun ?..."
Aku mengangguk tanpa suara.Was-was jika beliau terbagun.Alwi mengecek botol dan selang infusnya,katanya tidak perlu menunggu sampai habis sudah boleh diganti.
Aku pindah ke sofah,memberikan ruang untuk Alwi menyuntikkan obat untuk Ayahnya lewat selang infus dan melanjutkan tidur.
Dari kemarin sampai malam aku baru bisa tidur siang ini.Selama diperjalanan mataku tak bisa tertutup saking kawatirnya.
"Makan dulu baru tidur Bun..."
Aku tidak berselerah,mataku sudah terlalu berat.Hingga yang ku ingat terakhir kali hanyalah Alwi mengelus kepalaku dan semua menjadi gelap.
"Biasa Mba,suka begadang tapi lupa makan..."
"...."
"Lia masih di kampus.Katanya sorean baru bisa kesini.Papah udah mendingan,abis Al ganti bajunya tadi..."
Samar-samar,aku mendengar suara orang yang mengobrol.Ku pikir mungkin masih bermimpi,tapi suara itu nyata.
"Bunda ? lagi tidur dia..."
"...."
"Iyah Mba.Ntar Al sampein ke Papah"
"...."
"Wa'alaikumsallam..."
"Telponan ma siapa ?"
Tanyaku sembari mengumpulkan kesadaran.
"Udah bangun hem ? Mau mandi dulu atau makan ?"
Hhh...nih anak orang baru bangun juga.
"Mau cium suami dulu lah"
Aku beranjak dari sofah dan mendekati Mas Alfi yang masih tidur.Ah,barangkali sudah tertidur kembali.Ku sadari dari pakaian yang telah terganti.
Ku kecup pipi dan keningnya,tak lupa ku elus rambutnya.Hidung mancung Mas Alfi diwarisi Alwi dan Lia.Aahh aku jadi iri.
"Papah udah makan ?"
Ku tanya Alwi yang sedang bermain ponsel di sofah, hanya mengangguk mengiyakan.Keningku mengkerut.
"Lagi chatan ma siapa sih ? serius amat ?"
Tanyaku lagi.
"Mba Rere Bundaaaaaa"
Owh...
Aku tak lagi bertanya.Kamar mandi sudah memanggilku.
Kebelet uugghhh !
Hampir sejam aku di kamar mandi,sekaligus membersihkan diri.Pakaian yang ku pesan dari Bang Ali sudah diantarkan.Beliau sedang mengobrol dengan suamiku.
Saat aku keluar dengan badan yang sudah segar,mataku menangkap sesuatu yang aneh.Mas Alfi,sudah berpindah posisi di sofah,dengan kaki yang dipangku.Bahkan selang infusnya sudah dilepas.
"Ini kenapa selangnya dicabut ? Alwi mana ?"
Bang Ali melipat bibir.
Sementara Mas Alfi,hanya diam.
Tiba di rumah,aku tetep mendiami mereka sedari perjalanan tadi.Suamiku itu,tetap kekeh ingin keluar.
BRAKKK !!!
Ku banting pintu kamar melampiaskan kekesalanku.Tahukah dia sebegitu kawatirnya aku dengan keadaannya ?
"Banting aja yank.Banting semua yang ada di rumah ini"
Bodo !
Dia menyusulku,mencoba membujukku.
"Yank ? aku udah baikkan loh.Yang ada aku malah makin sakit lama-lama di RS"
Aku menatap tajam kearahnya sambil memindahkan semua barang-barang dari dalam tas.
"Ntar kalau kamu kambu lagi,aku biarin aja !"
"Ck,ancamannya gak lucu deh..."
Lagian,siapa yang lagi ngelawak ?
Tiba-tiba,dia memelukku dari belakang.
"...Kamu beberapa hari gak pulang,saking nahan kangen aku jadi sakit..."
DASAR GOMBAL !!!
