Ku pastikan tempat ini tak ada seorangpun yang mengenaliku.
"Tadinya gue gak yakin itu lo Bi"
Runguku mencoba merangkum,sedang apa dia disini ?
"Setelah gue coba ikutin lo dari belakang,ternyata gue bener.Itu lo"
"Ngapain lo disini ?"
Tanyaku malas berbasa-basi.Dia tersenyum kecil,sambil mengaduk Jus dalam gelasnya.
Pikiranku tidak tenang,masih berkelana jauh ke Bandung.Disana suamiku sedang sakit,sementara aku disini malah melayani mantan kekasih yang dulunya hilang tanpa pamit dan datang setelah aku lupa dengan semua yang sudah dia hancurkan.
Maaf,aku tidak sedang bernostalgia.Aku hanya menyuarakkan perasaan muak melihat wajahnya.
"Gue ada proyek.Perusahaan gue mau buka cabang disini,dan kalau lolos seleksi mungkin gue yang kepalai"
Aku berdoa semoga dia tidak lulus seleksi !
"Oh"
Alisnya naik sebelah,memindai pandangannya kearahku.Mungkin kurang puas dengan responku.
"Gue pernah omongin ini kan sama lo ?"
"maybe ? gue udah lupa soalnya"
Jawabku memandang jauh pada kendaraan yang lalu lalang.Malas sekali rasanya harus tatap-tatapan seperti ini.Tapi,hatiku malah menarik logikaku untuk menatapnya dari sisi samping.
Lama ku tatap,mencoba meresapi semua rasa pada saat menjalin hubungan dengannya.
Senyum kecilnya menjadi jawaban dari pertanyaan hatiku.Rupanya,dulu aku tidak benar-benar mencintainya.Mungkin,mengagumilah yang lebih tepat.
Karna,saat dia menghilang dulu,tangisku hanya berlangsung satu malam dan besoknya cintaku tergantikan dengan rasa ilfeel.
Tak ada lagi debar-debar itu.Rasa semangat yang begitu menggebu-gebu bertemu dengannya tergantikan pula dengan rasa malas.
Ayy anaknya baik,dia juga humoris.Aku yang memiliki karakter ceria dan suka tertawa menjadi mudah kagum padanya.Tapi aku bukan wanita bodoh yang tak bisa menilai sifat asli seseorang.
Selain baik,dia juga brengsek !
"Kabarnya skarang gimana ? udah ada yang nemenin ?"
Jangan campuri warna abu-abuku dengan basa-basi pelangimu !!!
"Ada kok"
Sejenak dia terdiam,tapi tidak terlihat kecewa.Karna setelah mendengar jawabanku dia terkekeh.
"Orang sini ?"
"Bukan,orang Bandung"
Skak !
"Hah ?"
Hah hoh hah hoh !
"Udah ya,gue mau cabut nih"
Ku angkat pantat dari bangku,berdiri sambil mengecek arloji.Dia ikut berdiri,menarik tas yang baru saja ku selip di bahu.
"Bi tunggu..."
Aku pura-pura tuli.Maksudnya sudah bisa ditaksir benakku.Ada sesuatu yang akan dia sampaikan.
Pintu kaca Caffe sudah didepan.Aku berharap sore ini tidak ada drama antara aku dan mantan kekasih bajinganku itu.
Tatapan aneh pengunjung yang ku lewati tidak ku gubris.Pendengaranku semakin bising saat kakiku lolos mengunjak teras Caffe.Ayy,memanggilku.
Demi Tuhan,aku mencintai Mas Alfi...
"Ebi wait !"
Hhh !
Cuaca hari ini cukup mendung,lebih mendung dari biasanya.Untung saja,karna jika teriknya menyengat kulit,ku pastikan darahku akan mendidih.
"Maaf Ayy,gue buru-buru"
Jawabku naik ke motor dan memasang helm.
Dengan gesit,tangannya menahan sebelah setir motorku,mencoba mencegahku.
"Lo belum nyentuh Jus sedikitpun loh"
"Gue gak aus Ayy.Udah ya ?"
"Bi..."
Cukup !
Aku tidak mau lagi melihat wajah piasnya.Barangkali dia sudah mengenal sifatku yang mudah luluh,lebih baik aku melarikan diri.
Lekas ku stater motor dan meninggalkan pelataran parkir Caffe.
Dari kaca spion bisa ku lihat tubuhnya masih mematung disana,tanpa ekspresi.
Aku bersyukur dia tidak mengejarku.Itu jauh lebih baik dari pada kenangan menyebalkan itu harus berputar kembali dibenakku.
Aku tidak membenci orangnya.Hanya saja,aku marah dengan sikapku yang dulu terlalu memujinya berlebihan.
Mas Alfi,tunggu aku...