52

63 4 0
                                    

"Bay the way,Nathan belum tau lo udah nikah Bi"

Sepuluh menit yang lalu Nathan berpamitan karna ada urusan pekerjaan yang harus dia selesaikan.Pria itu sempat membahas sedikit banyak soal kesibukkannya didunia Web Developer juga sekaligus Ui/Ux Designer.

Aku melongo dalam hati.

Tidak menampik kelebihan seorang Nathan.Selain good locking,pria itu sudah cukup mapan tapi sayangnya masih jomblo.Kata Ayy tadi.

Mencakup dari semua latar belakang pria bak donjuan itu,aku mengakui Nathan cukup humoris dan juga humble.Mungkin karna aku yang terlalu banyak memiliki persoalan hidup,menjadikanku kurang semangat mengenal lebih jauh orang-orang baru.

Mug didepanku masih menampung setengah sisa kopi yang sudah mendingin,hingga layar gawaiku di meja terlihat berkedip memutuskan obrolan kami.

Nama Mas Alfi tertera disana.

Mungkin beliau tau aku masih berada diluar.

"Laki lo ?"

"Iyah.Gue angkat dulu yah ?"

"Okeh"

Aku memilih sedikit menjauh dari meja kami,menggeser tombol hijau dan suara Mas Alfi dari seberang sana terdengar cukup penasaran.

"Gimana,udah ketemu Ayy ?"

"Udah yank..."

"Kamu masih diluar kan ?"

"Iyah,masih bareng Ayy..."

Sejujurnya,aku sedikit cemas memikirkan perasaan Mas Alfi.Takut jika beliau berpikiran yang aneh-aneh.

"Yank-..."

"Udah gapapa.Aku paham kok.Aku tetep percaya sama kamu"

"Masalahnya-..."

"Hem ?"

"Eum...tadi Ayy ngajak temennya buat nyelidikin siapa yang neror dia itu..."

"Hah ? Maksudnya ?"

"Iyaa,niatnya emang baik sih tapi,aku rada kawatir kalau nanti temennya itu jadi tau aku punya-..."

"Oke aku ngerti.Terus,kamu setuju dibantuin sama temennya Ayy itu ?"

"Masalahnya Ayy juga belum tau yank..."

Terdengar Mas Alfi menghela nafas berat.Inilah yang aku maksud dari banyaknya konsekuensi yang akan aku hadapi.Tapi tidak mungkin aku harus jujur kepada Ayy soal ini.Bukan takut,tapi lebih menjaga rasa malu dan aku tau ini semua sudah terlanjur.

"Gini aja,kamu tolak pelan-pelan niat Ayy yang minta ketemennya itu.Nanti aku yang ngomong langsung ke Ayy biar dia bisa ngerti"

"Iyaah yank..."

"Yaudah kamu lanjut lagi gapapa.Aku juga masih lumayan sibuk ngejar waktu biar gak sampe lembur.Besok pulang kan ?"

"Iyaah yank makasih banyak.Salam buat anak-anak"

"Pasti sayang.Kalau udah gak ada urusan lagi langsung pulang yah ? Jangan buat aku kawatir disini"

Mataku melirik sesekali pada Ayy yang terlihat begitu serius menatap layar laptopnya.Ada rasa kasihan di hatiku kepada pria itu,karna telah terseret dengan semua permasalahan ini.

Ayy tidak tahu menahu,dan aku semakin merasa bersalah.

"Iyah abis ini aku langsung pulang.Kamu mau ngomong langsung sama Ayy atau nanti aja ?"

"Nanti aja yank.Soalnya abis ini mau briefing team juga.Takutnya aku jadi telat nibrung"

"Owh yaudah,aku lanjut sama Ayy dulu"

"Iyaah sayang.Salam buat Ayy.Lov you sayang"

"Iyaah...lov you more"

Aku kembali duduk setelah memasukkan gawai kedalam tas.

Setelah aku duduk,Ayy menutup kembali laptopnya.Mataku tak terpindai sedikitpun dari dia yang menyeruput beberapa kopinya.

"Alfi tau soal ini ?"

Aku diam,menahan gemuruh dada yang menyerang.

Lebih tepatnya,berusaha menata kalimat penolakkan yang jangan sampai menyinggung perasaan mantan kekasihku ini.

"Bi,are you okey ?"

"Hem ? Eum,im okey Ayy...but,gue mau ngasitau soal ini..."

"Okey ? What ?"

"Hhh...Ayy im so sorry.Gue bukannya gak mau nerima bantuan Nathan...im just thinking,persoalan kita ini bakalan ngerepotin Nathan nantinya.Ya lo tau lah,dia orangnya sesibuk apa ? Masa cuma mau bantuin gue dia musti ngeribetin kerjaannya ?"

Ayy menatapku bingung.

"Bi,Nathan itu sahabat baik gue.Dia suka rela buat bantuin kita.Lo jangan gak enakkan gini..."

"Alfi juga mau ngomong langsung sama lo"

Kembali dia terdiam,lalu disusul dengan helaan nafas yang pelan.

"Oke.Gue gak bisa maksa lo.Tapi asal lo tau,gue ngelakuin ini biar lo gak ngerasa tertekan.Sebenarnya yang gue takutin,bisa aja orang itu nyelekain lo pas lo sendiri.Karna biar gimanapun,ini tetep ada sangkut pautnya sama gue"

"Iya i know.Lo tenang aja,gue bisa kok jaga diri baik-baik"

"Ck,gak gitu juga konsepnya anjir ! Lo tuh bolak balik Bandung.Siapa yang bisa jamin keselamatan lo bakalan just fine ? Even,dia bisa aja kan hadang lo dijalan atau dimana gitu ? Gue jadi orang paling jahat if for example he manages to harm you ?"

"Thankyou so much for worrying about me.Ini udah lebih dari cukup Ayy.Intinya,i dont want to bother other people"

Ayy terlihat putus asa.Jelas sekali terlihat dari gerakkan tangannya memijit pilipis.

"Okeh,if that is your decision.Gue bakalan ngomong nanti ke Nathan..."

Bersuami duaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang