Kabar mengejutkan datang dari Rio ditengah malam ini membuatku kalut.Alwi memukul seseorang di Resto tadi.
Pikiranku berkelana,artinya anak itu setelah mengantar kami pulang,dia kembali lagi kesana.
"Alwi ribut di Resto om.Dia mukul Om Ayy..."
Ya Tuhan,cobaan apa lagi ini ?
"Trimakasih infonya Rio"
"Sama-sama Om"
Beb
Bunyi tanda telepon terputus.
Logika dan jiwaku seakan terbang entah kemana.Aku memijit kepala menahan pusing yang menyerang.Sementara Mas Alfi,dia tenang tapi tidak bisa menyembunyikan kegusaran menunggu Alwi pulang.
Bahkan kopi yang dibuatkan Umar tak lagi disentuhnya.Semoga susulan Bang Ali membuahkan hasil.Dia diminta Mas Alfi menyusul Alwi takut permasalahan ini sampai ke kantor polisi.
"Hhh...ini yang aku kawatirin yank.Alwi udah aku wanti-wanti sejak di Resto tadi...makanya aku langsung ngajak cabut"
Akupun sama Mas...
Sekitar dua puluh menitan,suara klakson terdengar.
Aku lekas berlari keluar mengahampiri Alwi.Ku perhatikan,anak itu tidak menampakkan lebam ataupum memar di wajahnya.
Bang Ali turun dari mobil setelah Alwi memarkirkan motornya.
Aku memeriksa seluruh badannya,takutnya ada yang disembunyikan dariku.
"Kamu gapapakan sayang ?"
"Gapapa Bun..."
Mas Alfi berdiri diambang pintu dengan tubuh yang tegak.Aku tau dia menahan amarah,ku rangkul putraku memasuki rumah.
"...Biarin dia tenang dulu..."
Bisikku ketika melewati Mas Alfi dengan wajah memerah.
"Kamu duduk dulu,Bunda ambilin air putih..."
"Iyah..."
Alwi menurut,disusul Bang Ali yang duduk disampingnya.
Dan tiba-tiba...
Plakkk !
Bunyi desisan itu,ku taksir adalah sebuah tamparan.Gelas di tangan hampir saja jatuh kalau aku tidak segera menopang tubuh di meja.
"KELEWATAN KAMU ALWI !!"
Suara seram Mas Alfi menggelegar memenuhi seluruh ruang tamu.Aku diam,menahan air mata.
"Alfi woy ! Apaan sih ?"
Bang Ali,melerai.
"Biarin dia tenang dulu napa ?"
"Diem lo Bang"
"Udah Bang gapapa..."
Bisa ku lihat dari sini dada Mas Alfi naik turun menahan amarah.Beliau menyugar kasar rambutnya sambil bersedekap pinggang,Mas Alfi tak sanggup lagi menahannya.
"Apa yang ada di otak kamu hah ?!"
Aku memejam,Mas Alfi sudah tidak bisa lagi dibendung.
"Yang ada di otak aku pengen patahin lehernya Pah"
"DIEM !!! Papah gak suruh kamu ngomong !"
Lia menyusulku,memelukku sambil menangis.
"Buunn...Lia takut"
Ini kali pertama Lia melihat Ayahnya seperti itu.Aku takut anak perempuanku menyaksikan hal-hal yang terlalu kasar seperti ini.Aku tidak ingin Lia mengalami seperti kakaknya Rere dan Zahra.
Tapi apa boleh buat,kejadian ini sungguh memilukan.
"PAPAH UDAH BILANG KE KAMU KEMARIN,JANGAN IKUT CAMPUR MASALAH ORANG TUA !!"
Lagi,Mas Alfi melampiaskan kemarahannya.
"Kamu mikir nggak,dampak yang bakal kamu dapetin abis mukul orang sementara kamu masih anak kuliahan ?! Gak cukup jadi pelajaran dulu kamu sampe di skors gara-gara mukul temen sendiri di kampus ? Mau jadi jagoan sini,ribut sama Papah skalian !"
Gelas di tangan ku remat erat.Sungguh tubuhku meresponnya tidak seimbang.Aku,gemetar.
"Buunn...."
"Kalau Ayy laporin kamu ke polisi gimana ?! GIMANA ALWI !!"
"Dipecat dari Caffe itu gak masalah buat Papah ! Papah masih bisa biayain semua kebutuhan kamu.But...this is not funny Alwi !!"
Aku terduduk di bangku meja makan.Meratapi semua yang terjadi akhir-akhir ini.
Sekali lagi,anakku ikut terseret karna semua salahanku...
Mas Alfi masih berdiri,siap menggonggong sikap putranya yang gegabah.
"Kamu pikir,dengan ngelakuin ini malasah bakalan clear ?"
"Gak ada masalah terselesaikan dengan baik kalau dilakuin dengan kekerasan,dan kamu...juga pasti paham soal itu !"
"Kalaupun Papah mau,gak sulit buat Papah temuin dia dan nonjok mukanya ! Tapi Papah mikirin dampak dan konsekuensi yang bakal kita tanggung.Masa depan kamu masih panjang,karir kamu juga bakalan ancur kalau Ayy bawa masalah ini ke polisi !"
"Polisi gak mau buang waktu nyari siapa yang salah disini,mereka hanya ngeliat siapa yang jadi korban kekerasan DAN ITU HUKUMNYA FATAL ALWI !!!"
Suara ketukan sepatu yang lari memasuki rumah terdengar.Umar terengah-engah.
"Kenapa lo ?"
Tanya Bang Ali.
"Maaf Pak,itu-...ada tamu didepan.Tamu kemarin yang saya ceritain Pak.Tapi...anu Pak itu,mukanya kayak bonyok gitu Pak saya jadi takut..."
Ok.Aku yakin itu pasti Ayy...
"Persilahkan dia masuk"
"Ba-baik Pak..."
Ya Robb...