Ayy
Bi,boleh ketemu gak ?Isi pesan Ayy barusan membuat isi kepalaku makin berantakkan.Runguku menebak,ini pasti soal kejadian kemarin.Setelah kejadian beberapa bulan lalu,kali Ayy meminta bertemu dan aku berpikir tidak ada salahnya jika aku menuruti permintaannya.
Tapi sebelum itu,aku memilih mengabari Mas Alfi untuk meminta izin.Biar bagaimanapun,beliau harus tau karna Ayy salah satu hal yang sensitif di rumah tangga kami.
Mas Alfi
Mau ngapain dia ?Balasan pertanyaan Mas Alfi membuatku sedikit ragu.Perihal masalah ini aku belum sempat menceritakan kepadanya,takut jika Mas Alfi makin nekat menjemputku ke Bandung.
Akhirnya setelah ku jelaskan lewat telepon,Mas Alfi cukup mengerti kondisi yang ada.Beliau mengizinkanku bertemu Ayy dan aku sudah menuju tempat yang ditentukan pria blesteran itu.
Sebuah Caffetaria yang berada di lantai dua cabang kantornya di kotaku,sudah menungguku.Waktu di taksi tadi,aku memastikan kepada Ayy kalau tempat itu harus dijamin aman dari penguntit.
Jam makan siang,aku tiba disana.Ketika aku semakin dekat,Ayy terlihat duduk berdua dengan seorang pria yang perawakkannya tidak asing di mataku.
Langkahku membawaku menuju mereka,yang dimana Ayy pun juga sudah melihatku.Pria itu melambai kearahku dengan bibir yang melengkung.Namun semakin aku dekat,kaca mata minus yang pernah ku tandai dipakai pria berhidung mancung itu membuatku tersadar...
Nathan ?
Bersama Ayy disana.
Anjing !
Aku mengumpat dalam hati.
Ini seperti dejavu.Karna ketika Nathan mengurai tangan kepadaku,memoriku berputar dengan otomatis dikala itu.
Satu pertanyaan di kepalaku,kenapa pria ini bersama Ayy ? Apa mereka berteman ? atau mungkin juga Nathan salah satu relasi Ayy ?
Aku tidak perlu memikirkan itu,sebab aku memilih memangkas waktu lebih singkat lagi.Segera ku jabat tangannya dan duduk setelah dipersilahkan.
Bola mataku melirik sekilas pada Ayy yang terlihat paham dengan gurat wajahku.Sedikit kesal,harusnya hanya kami berdua,kenapa musti mengajak orang lain ?
"Nice to met you-...?"
Kembali ku pindai pandanganku pada Ayy,garis keningnya tercetak tanda dia sedikit bingung.Nathan terkekeh renyah.Aku mendengus dalam hati.
"Bebi.nice to met you Bapak Nathan"
Jawabku langsung.
Sekali lagi dia terkekeh.
"Nathan saja.Tidak perlu pakai embel-embel Bapak.Saya semakin terlihat tua nantinya"
Kepalaku mengangguk saja.Malas menjawab basa-basinya.
"Ck,gak usa so formal lo sama temen gue ! Santai aja kali kalau sama Bebi"
Satu yang ku sadari,Nathan ini sedikit mirip dengan Ayy.Ceria dan suka tertawa meski itu tidak terlalu lucu.Dari tadi dia tak ada hentinya mengeluarkan tawa yang renyah.
"Emang gapapa ? Soalnya gak enak juga baru ketemu udah gak sopan hehe"
Demi menjaga kesopanan,aku tetap menampilkan senyum meskipun sedikit terkesan dipaksa.Toh juga Nathan tidak melakukan kesalahan apa-apa kepadaku.
"Aelah lo belum tau aja Bebi gimana.Ehm,bentar ! Kayaknya,lo berdua udah saling kenal ?"
"Lebih tepatnya sih pernah ketemu.Gue baru tau namanya pas disini aja hehehe"
