26

102 4 0
                                    

Hatiku terkoyak-koyak oleh drama yang diberikan semesta.Pagi tadi aku meninggalkan Bandung dengan cuaca yang sejuk,tapi dengen keadaan hati yang tidak baik-baik saja.

Kedatangan Ayy di rumah kemarin menambah daftar traumatik yang ku alami.Memang itikad baiknya datang untuk meminta maaf sudah diterima Mas Alfi,namun tetap saja membuatku gundah.

Sejujurnya,aku tidak membenci orangnya.Hanya saja,aku ingin semua kisah yang pernah terjalin tidak disangkut pautkan kemasa depan.

Tapi tetap saja,semua masih atas nama cinta.

Setelah permintaan maaf yang diterima Mas Alfi dengan sikap dewasanya,aku menatap Ayy tidak merasakan apa-apa lagi.Rasanya,kosong.

Namun,pertemuan itu seperti dejavu.

Dua puluh tiga tahun yang lalu,rumah tanggaku kacau balau diambang kehancuran.Aku ditinggalkan Ayahnya Rere hampir satu setengah tahun demi selingkuhannya.

Aku tidak mencarinya,dan aku tidak kaget lagi.Dia pergi setelah pertengkaran hebat oleh orang ketiganya,aku mengalami KDRT didepan anak-anak.Masih terngiang sampai sekarang jerit ketakutan anak-anak jika aku mengulik kembali kejadian itu.

Seribu kali aku disakiti dan dikhianati,seribu kali juga aku memafkan dan menerimanya kembali,karna aku masih mencintainya.Sempat berpikir apakah ini cinta atau bodoh ? Tapi ketika aku melihat wajah teduh anak-anak yang tertidur karena lelah menangisi orang tuanya,aku kembali menguatkan kebodohanku untuk mempertahankan rumah tangga.

Hingga jedian hari itu,aku sudah diambang batas kesabaran.Satu tendangan terakhir darinya tepat mengenai rusukku,membuatku sulit bernafas.Rere dan Zahra memelukku dengan derai air mata,sebab mereka melihat jelas bagaimana monster itu menciptakan lebam dan memar pada tubuh kecilku.

Aku memutuskan sudah cukup menutup mata dan telinga dari kenyataan rumah tangga yang tidak lagi sehat.

Aku,depresi...

Ditengah keadaanku yang memprihatinkan,Ayy hadir...

Bertemu disalah satu group agency kami sepakat membentuk genk terdiri dari tujuh orang,salah satu anggotanya Mas Alfi.Dan aku,ditunjuk sebagai ketua.Setiap malam kami akan berkumpul walaupun hanya sekedar mencari hiburan.Membahas hal-hal tidak penting,kadang juga hal aneh.

Ayangsa Gamal,yang lebih dulu ku kenal dibanding Mas Alfi.Ayy selalu bisa membawaku kesituasi dimana aku merasa menjadi diri sendiri yang sebenarnya.

Dia ceria,hobi tertawa meski candaan itu tidak begitu lucu.Dan dia always can menjadikan setiap pertemuan memiliki arti.

Ayy selalu menjadi orang pertama yang ku cari lewat hatiku ketika itu,memberikan warna pada hari-hariku yang abu-abu.Kehadirannya selalu ku tunggu melukis warna-warna baru yang masih kosong pada garisan pola kehidupanku.

Sikapnya yang bebas,logis,juga ke-randomannya yang akan mengundang gelak tawa pada kami.

Saat itu,aku yang masih dalam masa penyembuhan tidak tahu kalau Ayy menyukaiku.Ayy baik,,tapi tidak pandai merangkai kata-kata romantis.Dia cenderung mengungkapkan perasaan lewat sikap.

Singkat cerita kami sama-sama nyaman tanpa ada yang tahu satupun dari teman-teman kami.Tidak ada komitmen dalam hubungan itu,karna akupun tidak menganggapnya serius.

Ayy tidak menembakku,hanya saja dia mengatakan terlanjur nyaman dan suka padaku.Sama halnya denganku,kenyamanan itu datang dengan sendirinya setiap menerima pesan WhatsApp darinya.Aku selalu berdebar setiap kali membuka isi-isi obrolan kami,kadang harapan dan bahagia menyusup bersamaan.

Tapi...itu dulu.

Setelah janji-janji manis itu berubah menjadi kepahitan dihatiku,Ayy salah satu orang yang tidak ingin ku kenal.

Hingga demi melampiaskan kegalauanku,Mas Alfi satu-satunya orang yang tidak pernah menghakimi sikapku,dan semua ku ceritakan padanya.Beliau yang begitu antusias mendengar keluh kesahku,ku jadikan dia sebagai kakak yang melidungi adiknya.

Tentu saja Mas Alfi tidak keberatan,dan mengalirlah cerita-cerita kesakitan kami masing-masing.Aku semakin dekat dengan beliau,dan tidak perduli hilangnya Ayy entah kemana setelah memintaku untuk menikah.

BODOH !

Saat itu kebodohan kembali menggelutiku,dan aku dengan mudahnya terbuai-lagi pada semua omong kosongnya.

Lagi-lagi Mas Alfi menjadi obat penyembuh luka-luka kekecewaan yang disayat Ayy.Mas Alfi selalu ada setiap aku membutuhkannya,memberikan semua yang ku mau juga mengimbangi sikapku yang berubah-ubah.

Beliau satu-satunya saksi bagaimana aku menghadapi kemelut rumah tangga dan toxic-nya orang-orang yang ku kenal.

Hingga pada akhirnya,ku putuskan menerima perasaannya saat dia mengatakan sudah jatuh cinta padaku sejak lama berteman.

Kalian tau bagaimana brengseknya kebahagiaanku aku saat itu ?

Aku melupakan fakta bahwa aku,sudah bersuami.

Itulah kenapa aku sadar diri bahwa aku wanita kotor dan penuh dosa.

Lalu,apa bedanya aku dengan Ayahnya Rere ?

Tapi untuk itu,aku melakukan karna Tuhan memberikanku takdir yang tak bisa ku ubah.

Bibi : Bu,Tuan balik lagi di rmh...

BANG-SATTT !!!

Bersuami duaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang