Aku turun dari taxy,memaksa langkah menyusuri pelataran rumah.Saat tiba didalam,mataku menyisir setiap sudut ruangan tentang keberadaan si pembuat onar itu.
Suara gemericik air terdengar dari kamar mandi,yang ku intip dari celah pintu kamarnya yang terbuka setengah.
Benar kata Bibi,dia kembali lagi ke rumah ini.
Hal biasa bagiku,dan aku sudah kenyang dengan tingkah lakunya yang tidak tahu malu itu.Ku lanjutkan kembali langkah menuju kamar,menata hati yang sempat berantakkan semenjak di taxy tadi.
Aku membanting tubuh yang lelah di ranjang,masih dengan isi kepala yang berkecamuk.
"Ntar sore kita berangkat"
Aku terkejut,dari asal suara yang tiba-tiba diambang pintu.
Lekas aku bangkit,mengambil segelas air untuk membasahi tenggorokkan yang mendadak kering.
"Gue capek.Lo aja yang pergi"
Jawabku setelah meneguk rakus air sampai tandas.
"Gue cuma nyampein pesen Mamah.Se'enggaknya mereka gak perlu tau masalah kita"
Harusnya aku meminum air es saja,karna kepalaku semakin panas mendengar jawabbannya.
Aku muak !
Selalu saja bersandiwara didepan keluarganya.Padahal,rumah tangga yang sudah aku tidak tahu lagi bentuknya seperti apa ini mudah sekali diselesaikan.
Apa dia tidak capek,menjalani kehidupan yang kacau balau seperti ini ?
Ku tarik nafas serakus mungkin,menghadapnya dengan tatapan dingin.
"Harus banget ada gue baru bisa berangkat ?"
Tanyaku melipat lengan di dada.
"Lo tau Mamah kek gimana Ebi.Gue harap lo tetap ikut"
Mendengar jawabbannya,nafasku terhela kasar.
"Gak perlu capek-capek jadiin Nyokap lo sebagai alasan buat ngajak gue !"
Desisku keluar dari kamar,tentu saja dia mengikutiku.
"Makin lama lo makin kurang ajar ya ? Mamah bukan cuma orang tua gue doang,dia Nyokap lo juga !"
Aku tersenyum miring.Emosinya sudah mulai naik.
Dia menyusulku sampai keruang tengah.
"Ebi ?!"
Tanganku dicekal,hingga tubuhku terbalik kasar.Tatapanku semakin ilfeel melihatnya.
"Apa ? Mau keberatan sama sikap gue yang sekarang ? Si-lah-kan ! Gue gak pe-du-li"
Bukankah selama ini keluarganya membenarkan semua tingkah lakunya ? Menutup rapat-rapat skandal perselingkuhannya dengan istri orang dariku ?
Sebodoh inikah aku di mata mereka ?
Hanya karna selama ini aku diam,mereka menganggap aku tidak tahu menahu ? Aku diam,bukan berarti aku tidak tahu.
Sebenarnya,bukan hal sulit bagiku membongkar semua aib keluarga Hutomo dan aib anak mereka ini.Aku hanya masih menahan dendam untuk tidak melihat mereka malu.
Dua puluh delapan tahun menjadi bagian keluarga Hutomo,aku sudah kenal betul kelemahannya dimana.Hanya saja,aku masih manusia yang memiliki belas kasihan terhadap mereka yang berlindung dibalik kata 'keluarga cemara' itu !
Keluarga yang begitu ambisi disebut keluarga terhormat,berlaga berwibawa karna hampir semua dari mereka pejabat,abdi negara dan banyak harta ?
Demi menjaga malu,mereka mengorbankan perasaan orang lain.Padahal,selama ini aku menutup telinga tentang penilaian orang-orang diluaran sana mengenai keluarganya.
Kalau saja tidak ku tutup mulutku,sudah lama ku adukan cemoohan orang-orang dan menghancurkan mereka semua.
"Lo emang gak sepeduli dulu iya gue tau ! Tapi jarangnya lo gabung sama mereka selalu jadi pertanyaan lo dimana,kemana,dan ngapain ? Kendati gue boong nyari alasan biar lo gak dikucliin sama mereka Ebi !"
Rahangku mengeras melihat wajahnya.
"Gue gak minta dibela ! Lagian,kenapa cuma dikucilin doang ? Bukannya sejak awal lo nikahin gue Nyokap lo gak suka sama gue ? Dia setuju,KARNA LO UDAH HAMILIN GUE !!!"
Aku tidak tahu terbuat dari apa watak pria ini.Selalu memaksakan kehendak hanya demi memenuhi keinginan hatinya,dan tidak memikirkan perasaan orang lain.
Harusnya dia menyadari,apa penyebab perubahan sikapku sekarang.Kejadian demi kejadian yang dia ciptakan tak membuatnya jerah untuk berubah.
"Jangan pernah lupa,kita ngelakuinnya suka sama suka.Dan yang nikah sama lo bukan Mamah,tapi gue !"
Tanganku mengepal,menahan nyeri yang luar biasa oleh kata-katanya.
"Oowhh.Berarti hanya karna suka sama suka lo se'enak jidat nyakitin gue selingkuh sana sini ? Secara nggak langsung,lo udah ngebuat Nyokap lo ketawa karna lo udah salah pilih istri !"
"Jangan membuat asumsi sendiri.Kalau gue gak cinta sama lo,gak bakal gue nikahin lo !"
Semakin nyeri,dan rasa sesal yang tak berkesudahan menikah dengannya membuatku ingin memaki takdir.
"Lo harus tetap ikut.Gue gak mau denger kata-kata yang ngebuat kuping gue jadi panas"
Braakk !!
"BRENG-SEK LO !!"
