Ku pikir,perdebatan semalam sudah selesai.
Rupanya,ini malah semakin parah.
Hampir tiga minggu aku disini,dan belum ada sekalipun aku pulang ke Bandung.
Kondisi Mama naik turun.Kadang kelihatan membaik,kadang tiba-tiba drop lagi.Begitu terus sehingga memaksaku harus mencari cara bagaimana bisa mendapatkan uang untuk biaya mengobatan beliau.
Aku terlahir dari keluarga kalangan bawah,tidak punya pekerjaan dan hanya mengandalkan nafkah dari suami.Tapi,rasanya sangat tidak adil jika aku terus menerus bergantung dari uluran tangan Mas Alfi.
Walaupun sebenarnya wajar jika seorang suami membantu istrinya membiayai mertua,tetap saja aku tidak tega.Berharap dari suami pertama ? Jangankan uang jajan,untuk belanja saja dia sudah tidak pernah memberikanku.Selalu,menitipkan kepada Rere untukku.
Sengaja aku tidak pernah merimanya,karna aku sudah benar-benar jerah.Setiap apa yang diberikannya kepadaku,pasti akan diungkit lagi dan lagi.
Dimaki,aku yang hanya bisa dikasih makan dan dibiayai malah tidak tau diri.Katanya aku perempuan sial,mata duitan,dan pemalas.
Haha,tanggung jawab dijadikan beban.
Kali ini,aku sudah membuktikan kepada mereka kalau aku bisa mencari uang sendiri.Walaupun hanya menjual kue tradisional lewan online,tapi aku bersyukur karna setiap harinya mendapatkan orderan yang bahkan selalu tidak mencukupi pembeli.
Sebenarnya,aku salah satu perempuan yang paling tidak mahir membuat keu-kuean.Aku yang kurang percaya diri menjual karna merasa 'emang nanti ada yang mau membelinya ?' atau 'apa mereka suka dengan kue racikanku ?' tapi,Mama dan Papa selalu meyakinkanku bahwa rezeki tidak akan kemana asal kita mau berusaha.
Aku selalu percaya bahwa,rezeki tidak akan tertukar itu memang benar adanya.Nyatanya,aku sendiri sampai kewalahan memenuhi orderan yang semakin hari semakin meningkat.
Aku berterima kasih sekali kepada Mas Alfi,karna beliaulah yang memberikanku modal dan dukungan penuh untuk memulai usaha ini.
Aku harus bisa menjadi wanita mandiri,yang tidak lagi mengharapkan uang dari laki-laki yang selalu saja merasa diutangi.Padahal,itu adalah tanggung jawab seorang suami.
Namun kali ini,ucapan pedasnya itu akan ku bayar ! Dia juga harus membayar lunas semua makian dan cacian rendahnya kepadaku.
Obat-obat Mama bisa ku penuhi,hingga perawatan Mama di RS pun bisa ku tanggulangi.Tekatku,Mama harus sembuh lewat tangan lemahku ini.Mama harus bisa kembali sehat dan melihat langsung usahaku yang suatu hari nanti bisa berhasil.
Akan ku bawa Mama ketempat-tempat indah,makan apapun yang dia sukai,juga membelikannya pakaian yang modis.Akan ku buat Mama kembali cantik hingga Papa tak sedikitpun bisa memalingkan pandangannya kewanita lain.Juga,akan ku buat Papa tidak akan pernah lupa paras menawan Mama yang membuatnya jatuh cinta kala itu.
Aku ku buktikan kepada dunia bahwa hanya Papa laki-laki yang tidak akan pernah menghianati wanitanya.
Hingga tiba hari ini,sore sabtu yang disertai hujan rintik aku melepas penat selesai menjadi kurir jaulanku sendiri duduk bersama Mama diteras rumah.
Dengan senyum bahagia,aku mengecup pipi keriput beliau yang sedang menonton di aplikasi youtube kesukaannya.
"Jualannya abis nak ?"
Aku mengangguk pelan,lalu duduk disampingnya.
"Alhamdulillah....besok jualan lagi hem ?"
"Jualan kok Mah..."
