73. 💗💗

343 57 8
                                    

Dua manusia ini baru saja memutuskan untuk kembali karena hari sudah semakin larut, Arine yang baru saja keluar dengan gulungan handuk di rambutnya melihat Rafael yang tampak masih bersantai di atas kasur.

"Sayang, mandiii," perintah Arine saat melihat Rafael berbaring tanpa dosa dengan bajunya yang masih belum diganti itu.

"Bentar lagi,"

"Sekarang ihh,"

"Iya sayang, kita uda kayak suami istri beneean tau kayak gini," goda Rafael kepada Arine yang masih setia berkacak pinggang mengomelinya.

"Gak usa banyak omong, sana mandi," ucap Arine sambil menarik Rafael.

Namun namanya kekuatan pria, ia akan selalu kalah. Badannya tertarik dan menimpa badan Rafael dan mempertemukan wajah keduanya, deru nafas keduanya bisa dirasakan satu sama lain.

Buru-buru Arine mendorong Rafael menjauh dan ia langsung bangkit berdiri, jika begini terus kondisi jantung Arine akan tidak baik-baik saja. Apakah Rafael ingin membuatnya mati muda kali ini?

"Kenapa sih menjauh?" rengek Rafael kesal karena Arine seperti jijik kepadanya.

"Kamu belum mandi, bauu," ucap Arine berjalan pergi dan mengambil hairdryer miliknya untuk mengeringkan rambutnya itu.

Rafael langsung bangkit berdiri dan memiting Arine membawanya ke bawah ketiaknya.

"Nih kamu harus terbiasa dengan bau aku," ucap Rafael.

Arine tentu saja memberontak, biarpun tidak bau tapi tetap saja ia baru selesai keramas.

"RAFAEELLL STOP GAKKK!," jerit Arine kesal dengan Rafael.

Rafael tentu saja tertawa mendengar teriakan tunangannya ini, ia puas menjahili Arine. Tak ingin memancing kemarahan Arine lagi, ia langsung berlari ke arah toilet untuk membersihkan dirinya.

Arine menatap kesal ke arah Rafael, namun ia tak ingin terlalu berlarut kemudian ia bergerak ke arah tas miliknya dan mengeluarkan tas skincare malam miliknya.

Saat ia selesai melaksanakan rutin malamnya, bersamaan juga Rafael keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada sambil menggosok rambut basahnya itu.

"Sayang,"

"Apaaa,"

"Keringin rambut akuu," rengek Rafael kepada Arine.

Arine menghela nafasnya dan kemudian ia memberi kode kepada pria ini untuk duduk.

"Mau versi penuh kekerasan atau biasa?" tanya Arine dengan senyum jahilnya.

"Versi dimanja lah, kamu belum jadi istri aja uda mau KDRT aku yaa," ucap Rafael tak terima.

Arine tertawa ngakak mendengar perkataan Rafael, ia kemudian menyalakan hair dryer miliknya dan mulai mengeringkan rambut hitam dan keriting milik Rafael.

"Uda, bayarannya mana," ucap Arine sambil mengadahkan tangannya meminta bayaran dengan Rafael.

"Sini aku bayar," ucap Rafael mendekatkan wajahnya sontak Arine langsung mendorong kelakuan mesum Rafael.

"Gak usa dikit-dikit nyosor, aku plester ya bibir kamu," ucap Arine kesal.

Rafael tertawa ngakak melihat kekesalan Arine, ia kemudian merangkul Arine untuk bergerak ke balkon untuk menatap city light negara kelahiran keduanya di malam hari.

"Aku senang bisa ada di sini sama kamu," ucap Rafael sambil tersenyum melihat ke arah Arine.

Arine menyandarkan kepalanya di bahu Rafael, ia pikir akhir kisahnya dengan Rafael akan berakhir buruk. Tapi nyatanya ia salah, keduanya masih harus melewati perjalanan bersama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

He is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang