CHAPTER 41

981 112 8
                                    


"Kak gita.. bangun yuk kak.."

"Jangan bikin aku khawatir gini dong kak.."

Namun percuma saja sudah cukup lama mereka mencoba membangunkan gita tapi tetap saja ia masih belum sadar juga.

***

Beberapa saat kemudian datanglah gaby bersama jinan yang tadi menjemputnya dibawah. Gaby pun langsung masuk kedalam kamar gita dan langsung memeriksa kondisi gita.

Sedangkan shani jinan dan marsha hanya bisa berdiri agak jauh dari sana dan hanya menatap gita yang sedang diperiksa oleh gaby sambil terus berdoa.

Beberapa saat gaby memeriksa keadaan gita, akhirnya gaby menghampiri ketiga orang yang dari tadi berdiri didekat pintu sambil terus memperhatikanya.

"Gimana kak.. kondisinya kak gita?" Tanya marsha khawatir.

"Kalian tenang aja.. gita gpp kok.." Jawab gaby.

"Cuma kecapean aja dan perlu banyak istirahat.." Ujar gaby.

"Untuk sementara ini, jangan izinkan dia untuk melakukan aktifitas yang berat berat dulu sampai kondisinya kembali membaik." Jelasnya.

"Baik kak.. makasih." Balas marsha.

"Iya, yaudah aku duluan ya.. masih ada kerjaan soalnya." Pamit gaby.

"Yaudah makasih ya.. maaf ngrepotin." Ucap shani.

"Iya gpp." Balas gaby.

"Ya udah yuk kak, aku anter.." Ucap jinan.

Gaby jinan dan shani pun pergi dari kamar gita. Jinan pergi mengantar gaby ke depan sedangkan shani bersiap untuk membeli obat di apotik.

Kini dikamar gita hanya ada marsha dan gita saja. Marsha mendekat kearah gita kemudian duduk dipinggiran kasur disamping gita.

"Kak gita cepet sembuh ya.."

Setelah mengatakan itu marsha pun mengecup pipi gita sekilas lalu pergi menuju ke kamarnya untuk mengganti seragamnya lalu kembali lagi ke kamar gita untuk menemani kakaknya itu.

Kini marsha sudah kembali ke kamar gita dan tengah duduk disofa yang ada disana sambil memainkan hpnya.

Tak lama datanglah jinan menghampiri marsha dan duduk disebelahnya. Marsha hanya melirik sekilas kearah jinan lalu kembali fokus pada hpnya.

Tak ada obrolan antara keduanya mereka hanya sibuk dengan dunianya masing masing. Mungkin lebih tepatnya karna mereka masih kesal antara satu sama lain hingga membuat mereka saling diam.

Cukup lama mereka berada dalam situasi seperti itu hingga akhirnya shani pun datang setelah ia habis dari apotik karna harus membeli obat untuk gita.

Shani pun berjalan mendekat ke arah mereka berdua kemudian ia ikut duduk disana bersama kedua adiknya.

Detik berganti menit, menit berganti jam namun tetap saja tak ada percakapan sama sekali diantara mereka bertiga. Bahkan posisi duduk mereka juga ikut berjarak meski jinan dan shani satu sofa namun masih ada jarak antara keduanya.

Sedangkan marsha ia memilih untuk pindah dan duduk dikursi meja belajar milik gita. Marsha masih fokus pada hpnya dan menghiraukan shani dan jinan yang ada disana.

Jarak antara mereka terlihat sangat jelas bahkan sampai hari sudah mulai sore pun masih tak ada obrolan sama sekali diantara mereka. Jangankan obrolan, keberadaan mereka saja seolah tak dianggap oleh satu sama lain.

Kalian Rumahku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang