CHAPTER 66

842 97 6
                                    


***

Setelah gita mengunci shani, jinan dan marsha. Gita pun pergi dari sana dan berjalan kembali menghampiri gracio dan juga keluarganya.

"Gita!!"

"Buka pintunya gita.."

"Kak gita.. buka pintunya."

Gita menghiraukan teriakan shani, jinan dan marsha dari dalam kamar itu. Ia tetap melanjutkan langkahnya dengan ekspresi datar menghiasi wajahnya.

Sesampainya gita diruang tamu, ia langsung ikut duduk di sana sambil menatap gracio dan saudara saudaranya yang lain secara bergantian.

Keempat orang itu bisa melihat raut wajah dan ekspresi asli dari gita. Aura tegas serta bijaksana terpancar darinya, sorot mata yang tajam seperti tak kenal ampun dan wajah datarnya semakin menunjukan kesan dingin dan serius. Semua itu bisa mereka lihat dengan jelas saat ini.

"So? Apa tujuan kalian kesini?" Tanya gita santai.

Satu kalimat dari gita yang terkesan dingin namun tegas, berhasil membuat suasana disana menjadi semakin tegang.

"Gue dan adik adik gue datang kesini karna.." ujar gracio menjeda ucapanya.

Gracio menjeda ucapanya sejenak sambil menenangkan dirinya. Setelah cukup tenang ia pun melanjutkan ucapanya.

"Gue mau melamar shani untuk menjadi bagian dari hidup gue." Ucap gracio mantap.

Mendengar ucapan gracio barusan, gita pun tersenyum kemudian ia melempar sebuah pistol tepat dimeja yang berada dihadapan mereka.

Gracio dan yang lainya tentu saja terkejut dan bingung dengan maksud gita. Sedangkan gita hanya tersenyum pada gracio dan saudara saudaranya yang lain.

"Apa maksud lo?" Tanya aldo sedikit tak terima.

"Kalo kakak lo beneran mau ngelamar dan nikahin shani, maka.." jawab gita.

Gita menjeda ucapanya kemudian ia menatap mata gracio sambil melanjutkan ucapanya.

"Dia harus berjanji satu hal." Lanjutnya.

Gracio dan gita masih terus bertatapan hingga akhirnya gracio menanyakan maksud ucapan gita barusan.

"Janji apa yang harus gue buat?" Tanya gracio penasaran.

Gita semakin tersenyum setelah mendengar ucapan gracio barusan.

"Lo harus janji sama gue.." ucap gita menjeda ucapanya.

"Gunakan senjata itu jika suatu saat nanti ada yang mengancam kebahagiaan keluarga lo." Lanjutnya.

Gracio tau ada maksud tersembunyi saat gita mengucapkan janji itu, ia tau dari sorot mata gita tapi ia tak tau apa yang gita maksud itu.

Gracio semakin menatap dalam mata gita berharap bisa menemukan jawabanya disana. Namun semua sia sia, ia tidak menemukan apa pun.

"Kalo gue gk nepatin janji itu?" Ucap gracio bertanya.

"Lo akan kehilangan semuanya.. termasuk kebahagian lo." Jawab gita dengan tenang.

Gracio pun memutuskan kontak mata dengan gita, ia kini memejamkan matanya sambil berfikir keputusan apa yang akan ia ambil.

Setelah beberapa saat gracio pun menghela nafasnya berat kemudian membuka matanya dan kambali menatap gita.

"Oke.. gue janji." Ucap gracio berjanji.

Sebenarnya aldo mahendra dan karhrina tak setuju dengan keputusan yang gracio ambil. Karna mereka tau pasti ada sesuatu yang gita rencanakan dan mereka takut jika itu akan membahayakan gracio kedepanya.

Kalian Rumahku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang