Melihat kebingungan dari gita, zean pun menghela nafas kemudian ia berjalan mendekati gita.
Ia menepuk sebelah bahu gita hingga membuat gita menatap zean kembali.
***
"Kau bisa memikirkanya baik baik.. lagi pula, aku tak memaksamu untuk meneruskan pekerjaan ini." Ucap zean yang melihat keraguan dalam diri gita.
"Jika kau tak ma-" lanjutnya terpotong.
"Baiklah.. aku mau meneruskan pekerjaan ini." Potong gita cepat sebelum zean selesai berucap.
Mendengar keputusan gita yang spontan (uhuyy) zean merasa sedikit terkejut dan ingin memastikan soal keputusan yang gita ambil barusan.
"Kamu yakin mau menerima pekerjaan yang berbahaya dan penuh resiko ini?" Tanya zean memastikan.
"Ya aku yakin.. aku akan meneruskan pekerjaan itu." Ucap gita penuh keyakinan.
Zean pun tersenyum tipis dan mengusap rambut gita sejenak.
"Baiklah, jika itu keputusanmu.. aku percaya kau pasti bisa memimpin mereka." Ujar zean terbesit kelegaan dalam ucapanya itu.
"Tapi ingat! pekerjaan ini penuh dengan resiko dan rasa sakit.. jadi, mulai sekarang kau harus mulai belajar menghadapi rasa sakit itu sendirian." Ucap zean kembali memperingati gita dengan tegas.
"Jangan sampai melibatkan orang lain dalam pekerjaan ini, karna itu akan sangat berbahaya baginya.. paham?" Lanjutnya.
Gita hanya mengangguk singkat menanggapi peringatan dari zean tersebut.
"Baiklah.. sepertinya pembicaraan kita cukup sampai disini dulu.." ujar zean. "Jika kau ingin bertanya lebih lanjut atau kau merasa berubah fikiran.. kau bisa menemuiku lagi." Lanjutnya.
"Sekarang kau bisa kembali kekamarmu dan istirahat lagi." Suruh zean pada gita.
Gita hanya mengangguk dan mulai bangkit dari duduknya.
"Baiklah.. kalau begitu aku pergi dulu.. selamat malam." Pamit gita.
"Selamat malam gita.."
Gita pun pergi meninggalkan ruangan kerja zean sedangkan zean masih setia berada disana dan kini ia tengah duduk disofa sambil menatap pintu yang tertutup perlahan itu.
"Maaf karna sudah memberimu beban yang sangat berat gita.. sebenarnya.." zean mulai bergumam pelan sambil terus menatap kearah pintu.
"Itu semua aku lakukan karna aku tak ingin jika shani, jinan maupun marsha yang meneruskan pekerjaan ini.."
"Pekerjaan ini terlalu beresiko untuk mereka.. dan aku tak bisa mengorbankan mereka."
"Maaf.. aku mengorbankanmu karna keegoisanku."
"Tapi aku yakin.. kau pasti bisa meneruskan pekerjaan ini dan melindungi mereka dibalik bayangan."
"Sekali lagi, aku minta maaf git.. aku percaya, kau pasti bisa."
Tatapan zean tak bisa lepas dari pintu yang sudah tertutup rapat itu. Malam ini zean sadar jika ia benar benar sudah melimpahkan semuanya pada gita.
Gita yang masih kecil sudah ia berikan beban yang sangat berat, jika seharusnya anak seusia gita hanya tau cara bermain dan belajar. Maka berbeda dengan gita, meski usianya tergolong masih kecil, tapi gita sudah dipaksa untuk menjadi orang yang dewasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalian Rumahku?
Random"Bahkan kalian gk tau apa apa tentang gue.. jadi bagaimana mungkin kalian bilang kalo gue berubah dan bukan gita yang kalian kenal?" - Gita. "Karna sejak awal kalian memang nggk pernah tau apa pun tentang gue." - Gita.