"Gita sekar andarini."
Merasa namanya sedang dipanggil gita pun menoleh dan terlihat wajah datar jinan yang sedang menatapnya tajam.
"Hmm.. kenapa?"
Jinan langsung berdiri dari duduknya dan langsung menghampiri gita yang masih berdiri didekat anak tangga.
Shani dan marsha langsung mengikuti jinan dan berdiri disebelahnya sambil menenangkan jinan yang sedang emosi.
***
"Bagus sikap lo kayak gitu?" Sinis jinan.
"Ha? Maksudnya?" Bingung gita.
"Lo emang gk ngerasa bersalah atau emang sikap lo yang sebenarnya kayak gini?" Dingin jinan.
Jinan kini sudah sangat emosi pada gita bahkan ia sampai menghiraukan keberadaan shani dan marsha yang dari tadi disampingnya sambil menenangkan dirinya.
"Sabar kak jangan emosi.." Ucap marsha menenangkan jinan.
"Ini ada apa sih? Kok kamu sampai marah kayak gitu?" Bingung shani.
Baru kali ini shani dan marsha melihat jinan se emosi ini sampai jinan tak menghiraukan shani dan marsha yang mencoba menenangkan jinan.
Sedang kan gita hanya diam saja sambil memahami kemana arah ucapan jinan barusan namun ia masih tak paham dengan maksud dari ucapan jinan tersebut.
"Perasaan gue di keluarga ini gk ada yang punya kelakuan kayak lo itu.. trus belajar dari mana sikap lo yang berandalan dan gk tau sopan santun itu?" Dingin jinan.
"Apa karna lo berteman dengan dua sahabat lo itu? Lo jadi kayak gini?" Lanjutnya.
Gita masih bingung dengan ucapan jinan tadi tapi setelah gita mendengar dua sahabatnya disebut oleh jinan perasaan bingung langsung berubah jadi emosi.
Bangaimana ia tidak emosi karna dari tadi ia masih bingung dengan maksud ucapan jinan dan tiba tiba kedua sahabatnya yang tidak tau apa apa juga ikut terlibat.
Marsha yang mendengar ucapan jinan itu tentu saja terkejut, marsha pun langsung bertanya pada jinan tentang maksud ucapanya tersebut.
"Maksud kak jinan apa sih?" Bingung marsha.
"Bukankah sudah jelas setelah dia kenal sama dua sahabatnya itu.. sikapnya jadi kayak gini."
"Dia sering keluyuran malem, berantem, sering bolos bahkan pernah discors dan hampir dikeluarin dari sekolah!!"
Shani tau kalau gita ikut terpancing emosinya karna tanpa sengaja shani melihat sorot mata gita yang berubah menjadi tajam.
Dengan cepat shani ingin menengahi pertikaian antara kedua adiknya itu.
"Sudah kal-" Ucap shani terpotong.
"Maksud lo apa ngomong kayak gitu?" Potong gita dingin
Shani dan Marsha terkejut mendengar ucapan gita bahkan raut wajah gita pun ikut berubah tidak seperti gita yang biasanya mereka kenal.
Baru kali ini mereka berdua melihat tatapan tajam dari gita karna gita sangat jarang emosi bahkan saat marah biasanya gita hanya menunjukan sikap dinginya sampai orang itu merasa bersalah sendiri.
Namun hari ini benar benar berbeda dengan gita dan jinan yang biasanya mereka kenal karna shani dan marsha tidak pernah melih kedua orang itu menunjukan emosi mereka yang sebenarnya.
Dan baru kali ini mereka melihat sisi lain dari gita dan jinan ntah itu dari raut wajah, kata, bahkan nada bicara mereka pun ikut berubah.
"Lo tau apa tentang kedua sahabat gue sampe lo berani ngomong kaya gitu?" Ucap gita dingin sambil menatap tajam jinan.
Marsha yang melihat itu tentu saja takut dan langsung mendekat kepada shani lalu memeluk cicinya itu dengan mata yang sudah berkaca kaca.
Sedangkan shani ia ingin menengahi pertengkaran yang saat ini sedang terjadi namun usahanya sia sia karna kedua orang itu tidak bisa dipisahkan.
"Karna setelah lo kenal sama mereka sikap lo jadi berubah git." Tegas jinan sambil meninggikan suaranya.
"Emang lo tau darimana kalo sikap gue berubah semenjak kenal sama mereka?" Dingin gita.
"Buktinya semenjak kenal mereka lo jadi suka keluar malem, berantem bahkan lo pernah discors.." emosi jinan.
"Kanapa lo jadi bawa bawa mereka?" Bingung gita.
"Karna nyatanya mereka membawa dampak buruk bagi lo.." Sinis jinan.
Mendengar ucapan jinan itu seketika emosi gita meluap bahkan tanpa sengaja ia membentak sambil menunjuk wajah jinan.
"Diem lo!!" Bentak gita sambil menunjuk jinan.
"Lo gk tau apa apa tentang mereka.. jadi jangan ngomong sembarangan lo." Lanjutnya.
Jinan yang sedari tadi sudah emosi sekarang malah tambah emosi setelah gita menunjuk dan membentaknya. Hingga akhinya jinan pun menampar gita dengan sangat keras.
Plakk..
Suara tamparan yang begitu keras dan nyaring begitu terdengar diteling keempat orang yang ada disana.
Saking tak percayanya dengan yang terjadi saat ini shani masih mencerna sumuanya dari awal hingga suara tamparan dari jinan terdengar ditelinganya.
Hingga akhirnya teriakan marsha menyadarkan shani dari lamunan dan semua yang ia pikirkan tadi seketika hilang dan digantikan teriakan suara tangisan marsha.
"Udah.. stop..! Hiks hiks.." Teriak marsha sambil menangis.
"Diam kamu marsha..! Jangan ikut campur..!" Bentak jinan.
Marsha yang dibentak oleh jinan pun langsung takut dan menangis.
Gita yang melihat marsha dibentak oleh jinan pun langsung emosi dan langsung memukul wajah jinan dengan keras.
Bugh..
"Jangan pernah lo bentak marsha anjing!" Bentak gita emosi.
"Sejak kapan lo peduli sama keluarga ini gata? hah? Sejak kapan?" Bentak jinan juga emosi.
"Yang lo peduliin cuma diri lo sendiri dan teman teman lo itu..!!" Lanjutnya dengan suara lebih tinggi.
"Bahkan sekarang lo berani mukul gue?" Lanjutnya.
Shani yang melihat semua itu langsung emosi dan dengan tegas dan lantang langsung menyuruh mereka berdua untuk berhenti.
"Jinan shafa.. gita sekar.. udah stop!" Tegas shani.
Jinan dan gita yang sudah sangat emosi pun tak menggubris ucapan shani bahkan jinan menghiraukan ucapan cicinya itu dan terus melanjutkan ucapanya.
"Lo bener bener udah berubah gita!" Ucap jinan emosi.
"Lo bukan lagi gita yang kita kenal.. lo udah berubah!" Lanjutnya.
"Sejak kapan kalian kenal gue anjing..!!" Bentak gita yang sudah sangat emosi.
Plakk..
Plakk..
Tbc..
_________________________&__________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalian Rumahku?
Random"Bahkan kalian gk tau apa apa tentang gue.. jadi bagaimana mungkin kalian bilang kalo gue berubah dan bukan gita yang kalian kenal?" - Gita. "Karna sejak awal kalian memang nggk pernah tau apa pun tentang gue." - Gita.