CHAPTER 72

419 96 6
                                    

***


Kini terlihat mobil gita yang sudah sampai didepan kediaman keluarga natio. Mobil milik gita berhenti tepat didepan gerbang rumah yang kini masih tertutup rapat itu.

Gita berdiri sejenak didepan gerbang tersebut sambil menatap pintu rumah yang terlihat dari celah gerbang.

Tak lama gita mulai membuka gerbang tersebut dan mulai melangkah memasuki area rumah.

Pelan namun pasti, gita mulai mendekati pintu rumah yang kini terlihat masih tertutup. Ada beberapa orang yang menatap gita, mereka adalah satpan dan beberapa pembantu yang bekerja durumah ini.

Bagaimana mungkin mereka tak melihat gita, sedangkan pakaian yang gita kenakan saat ini penuh dengan noda darah dan terdapat beberapa luka lebam diwajah dan tubuhnya.

Sebenarnya mereka ingin menyapa atau menanyakan kabar gita yang selama beberapa hari ini sempat hilang. Namun melihat wajah gita yang datar disertai tatapantajamnya, mereka memutuskan untuk mengurungkan niat mereka bertanya.

Sedangkan gita masih terus berjalan menuju kedepan pintu rumah, dan akhirnya tibalah gita didepan pintu rumahnya.

Dengan santai, gita mulai membuka pintu tersebut dan langsung masuk begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Krekk..

Gita melangkahkan kakinya masuk lebih dalam dan mulai melewati setiap ruangan.

Saat gita melewati ruang tamu, ia melihat seluruh anggota rumah sedang berkumpul diruang keluarga dan kini mereka semua tengah menatap gita dengan tatapan terkejut, khawatir dan juga tatapan lega.

"Gita/kak gita.."

Mereka semua langsung menghampiri gita dan dengan cepat marsha langsung memeluk gita.

Entah apa yang terjadi, tapi gita malah melepas kasar pelukan dari marsha tersebut.

Seluruh anggota keluarga termasuk marsha seolah tak percaya dengan perlakuan gita barusan. Pasalnya mereka tau bagaimana gita jika sudah bersama marsha, gita pasti akan sangat menyayangi marsha dan akan menuruti apa yang marsha ianginkan atau lakukan.

Tapi sekarang? Untuk pertama kalinya, seorang gita seperti tidak ingin dipeluk oleh marsha, bahkan gita melepas pelukan itu dengan kasar dan seolah tak mempedulikan marsha adik kesayanganya.

Tanpa berbicara apa pun, gita langsung pergi meninggalkan mereka semua dan kembali melanjutkan langkahnya untuk pergi kekamarnya.

Sedangkan mereka semua hanya menatap punggung gita yang perlahan mulai menjauh dan menghilang dibalik pintu kamarnya.

Marsha menatap pintu kamar yang tertutup itu dengan tatapan tak percaya dan tanpa ia sadari air matanya mulai mengalir. Pertama kalinya bagi marsha diperlakukan seperti ini oleh gita, dan tentu saja hatinya merasakan sakit yang teramat dalam.

Meski bagaimana pun kondisi gita, ia tak pernah menolak jika marsha memeluknya namun kali ini, entah apa yang terjadi pada kakaknya itu.

Melihat marsha yang kecewa dan tak percaya dengan apa yang gita lakukan barusan, shani pun mengusap pelan punggung marsha kemudian memeluknya.

Shani tau bagaimana perasaan marsha sekarang, karna itulah ia mencoba menenangkan marsha.

"Gpp.. mungkin dia capek sekarang." Ucap shani lembut sambil mengusap punggung marsha.

"Its okey.. semua pasti bakal baik baik aja.. kamu gk usah sedih.. oke?" Lanjutnya.

Marsha hanya mengangguk sambil membalas pelukan shani.

Kalian Rumahku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang