CH. 86

1.4K 300 32
                                    

   

  Simfoni mengalun merdu di perayaan dansa rakyat di ibu kota. Mulai dari pagi hari ibu kota telah ramai oleh rakyat yang merayakan pesta. Pesta ini di adakan oleh Kekaisaran karena Putra Mahkota Luke telah meminang calon Putri Mahkota, yang tentu saja akan menjadi Ratu selanjutnya. Saintess Cecilia terpilih untuk menjadi putri Mahkota. Dan kepemimpinan kuil Celestine akan di ambil alih sementara oleh Phantom selagi menunggu saintess baru di umumkan oleh wahyu yang turun.

    Siapa sangka wahyu yang turun dari kuil menunjuk Ashley sebagai saintess baru. Ini seperti membuat perayaan double di Kekaisaran. Karena Ashley di kenal baik hati. Terlebih ia juga adalah kekasih dari Count Clevin Athea. Ini membuat Ashley semakin sulit untuk di sentuh oleh pihak luar.

    Sebelum Zehan menyamar menjadi Silvia. Zehan menunjukkan dirinya dahulu di pesta dansa rakyat ibu kota. Tidak seperti biasanya, saat Zehan berjalan atau mengunjungi suatu tempat, senyum dan matanya selalu berbinar. Namun kali ini, ekspresi dan sorot mata satu nya seolah mengucap salam perpisahan walaupun terbalut oleh senyum.

    Adelio bertemu dengan Zehan yang memandang tinggi monumen patung pedang yang menjadi iconic ibu kota Kekaisaran.
Pupil matanya membesar melihat seberapa jauh perbedaan yang terjadi pada Zehan. Senyum itu tidak lagi merekah dengan indah. Seperti mawar yang mulai layu.

    "Dimana senyum hangat Zehan yang seperti musim semi itu? " Gumam Adelio.

Seperti sebuah kemistri yang kuat, Zehan menoleh ke arah Adelio dan mata mereka saling bertatap temu. Zehan memberi senyum. Adelio terdiam. Kenapa perasaan nya sakit, ini bukan Zehan yang selalu ceria. Entah kenapa perasaannya seperti Zehan akan pergi jauh.

   Adelio berjalan ke arah Zehan berada. "Selamat pagi Zehan. " Sapa Adelio pada Zehan.

   "Oh Hai Adelio, selamat pagi juga. " Ucap zehan dengan ramah.

    "Apa kau baik-baik saja? " Tanya Adelio khawatir. Mata itu jelas masih Mata yang sama yang menganggap Zehan sebagai matahari pertama miliknya.

    "Ah, aku hanya sedikit kelelahan akhir-akhir ini karena terlalu banyak bermain. " Ucap Zehan dengan tawa kecil.

    "Kau yakin? Ku pikir kau harus sering istirahat. Tidak baik jika kau bermain berlebihan, Tuan count pasti akan marah. " Ucap Adelio.

Mendengar hal itu, Zehan teringat tentang misi yang akan di lakukannya sebentar lagi.

    "Haha iya kau benar. " Zehan tertawa kali ini. Tapi tetap saja bagi Adelio tawa itu berbeda dari biasanya.

    "Zehan, jika kau memiliki suatu hal yang sulit, kau bisa meminta bantuan pada ku, aku berusaha keras sampai di titik ini agar bisa setara denganmu, jadi aku bisa membantu mu. Jangan sungkan untuk bilang padaku. "

     "Emn, baiklah. " Zehan melihat Azrey yang telah siap dan memberi kode jarak jauh pada Zehan. "Adelio, aku pergi dulu. Ada beberapa urusan yang harus aku selesaikan. Jadi sampai bertemu lagi. " Ucap Zehan berlalu meninggal kan Adelio. Adelio merasa itu sebuah kata-kata perpisahan biasa namun terdengar aneh. Adelio mencoba untuk mengikuti Zehan kali ini. Namun telah banyak orang yang menunggunya untuk membahas bisnis kereta uap miliknya. Adelio mengurungkan niatnya sambil memandang Zehan yang berjalan menjauh.

    "Ku harap kau baik-baik saja. " Gumam Adelio.

   

*****


    Zehan dan Azrey menggunakan portal lintas dari kertas sihir yang ia beli dengan black Card milik Ledregard. Setelah menentukan koordinat. Kini Zehan sudah siap untuk menjalankan misi. Zehan juga telah berpamitan pada Duke Ledregard sebelumnya dan memberikan pelukan terakhir. Entah mengapa misi kali ini begitu sulit. Karena fakta ingatannya yang sebentar lagi akan menghilang. Ini buruk jika Zehan harus kehilangan ingatan di saat Clev dalam bahaya.

Fate Of 100 Live : The Evil Character's Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang