CH. 77 Dibalik layar_02

1.6K 275 26
                                    





20 jam sebelum peristiwa.

     Pagi itu seperti biasa Zehan kembali memasuki Akademi Kekaisaran setelah 1 minggu full tidak sekolah. Walau begitu tugas-tugas miliknya semuanya mendapat nilai bagus karena Azrey yang mengerjakan semuanya. Tidak ada panggilan dari kepala Akademi ataupun wali dari kelas sihir mereka seolah membiarkan apa yang dilakukan oleh Zehan.

    Semua siswa semakin memandang rendah Zehan karena terlalu banyak bertingkah padahal hanyalah seorang bangsawan baru itu pun hasil nama belian. Zehan tak memusingkan hal tersebut karena Zehan memiliki tujuannya tersendiri.

    Saat di perpustakaan Akademi, Zehan tidak sengaja bertemu dengan Higant yang sedang pokus membaca di pojok ruangan. Zehan melangkah menjauh untuk mencari tempat duduk yang lain agar tidak satu tempat dengan Higant. Tetapi Zehan malah duduk bersebelahan dengan Higant saat seseorang menabraknya dan tanpa sengaja Zehan duduk di samping Higant.

Higant tidak mempermasalahkan Zehan yang berada di sampingnya. Menganggap seolah tidak ada. Itu lah yang di pikirkan Zehan. Namun, berbeda dengan Zehan, Higant malah terlihat senang. Karena aroma parfum milik Zehan yang beraroma bunga mawar yang khas sangat mirip dengan Nona berambut pink waktu itu. Itu membuat Higant mengingat kembali Nona yang menurutnya menggemaskan.

Zehan menoleh ke arah Higant yang tersenyum tipis.

Ah, anak ini kalau tersenyum bagus juga. Ini mengingatkanku pada kak Duke, ketidakwarasan nya tertutup oleh senyum indah.

Higant tahu jika Zehan yang polos itu sedang menatap wajahnya. Alih-alih merasa risih, Higant menganggap Zehan orang bodoh yang aneh.

3 jam berlalu.

Zehan melihat ke arah jam perpustakaan dan menunjukkan pukul 2 siang. Yang artinya pria paruh baya itu akan menjemput dirinya sebagai Vivian.

Zehan segera bergegas meninggalkan tempat tersebut dan segera menyamar menjadi Vivian.

Ketidaksengajaan aneh itu lagi-lagi datang. Zehan yang kini menyamar menjadi Vivian tidak sengaja bertemu dengan Higant di gang kecil tempat pria paruh baya itu menunggu. Vivian bersama dengan seorang teman perempuannya lagi memakai baju pelayan. Zehan sama sekali tidak menyadari hal tersebut.

    "Apa yang di lakukan oleh gadis itu? " Gumam Higant dalam hatinya.

    "Tuan, mereka sindikat yang menawarkan pekerjaan pada gadis-gadis muda dari keluarga tidak berada. Mereka mengiming-imingi pekerjaan dengan gaji besar. Tetapi pada akhirnya siapapun yang terlibat tidak akan pernah kembali lagi. " Jelas salah seorang anggota pengintai.

Higant ternyata sedang dalam misi pengintaian dimana ia bertugas sebagai ujung panah investigasi lapangan bersama anggota direktorat hukum Kekaisaran. Higant terkejut dan berpikir jika Nona berambut pink itu sedang di tipu dan akan menjadi korban selanjutnya.

    "Aku harus menyelamatkan Nona itu. " Ucap Higant mencoba bergerak.

     "Apa yang anda lakukan tuan? Kita hanya bertugas untuk misi pengintaian. Kita tidak boleh gegabah. Tim khusus lapangan yang akan bertindak. Kita hanya perlu mengetahui tempat mereka saja. "

     "Tapi, bagaimana dengan dua Nona itu? Mereka akan menjadi korban mungkin saja mereka akan terluka? "

     "Maaf tuan, kita membutuhkan umpan untuk bertindak lebih lanjut.
 
     " Apa kalian gila? Bagaimana bisa aku membiarkan hal seperti itu?! "

     "Ada apa tuan? Ini tidak seperti tuan yang biasanya. Tuan tidak pernah ikut campur pada hidup orang lain sebelumnya walaupun ia akan tewas sekalipun. "

     "Itu.... " Higant menggenggam erat tangannya. Ia tidak tahu harus membelot perintah atau tetap menjalankan misi bersama anggota direktorat hukum Kekaisaran. "

*****

3 jam sebelum peristiwa.

    Zehan dan Leon kini menyamar dengan nama Vivian dan Leona berhasil masuk kedalam gedung mewah seperti yang di jelaskan oleh gadis kecil yang sekarat waktu itu.

Mereka berdua bertingkah polos dan mengikuti perintah dari pria paruh baya tersebut. Leona langsung di ajarkan untuk memproses obat-obatan terlarang sedangkan Vivian hanya di perintahkan untuk menemani pria paruh baya itu mengawasi semua pekerja di tempat itu.

Bukankah Vivian mendapat perlakuan istimewa?

Ia tidak berkerja keras seperti yang lainnya. Kenapa?

Bukankah sudah jelas karena paras Vivian yang sangat manis.

Itulah yang para pekerja lainnya katakan tentang Vivian yang bekerja dengan hanya ikut berdiri disamping pria paruh baya tersebut.

Mereka langsung memanggil Vivian dengan sebutan Nyonya ketua.

    "Sangat menyebalkan, padahal baru beberapa kali bekerja tapi kedudukannya adalah Nyonya ketua. "

    "Maklumi saja, perempuan dengan wajah cantik akan mendapat perlakuan istimewa. "

    "Tapi ya sudahlah. Lagi pula kita semua tahu untuk mendapatkan posisi itu, ia pasti sudah belajar banyak tentang bagaimana cara menggerakkan tubuhnya dengan benar. Hahaha. "

    "Hahahaha itu benar. "

Mereka menggosipkan tentang Vivian. Mendengar hal ini Leon sedikit kesal. Dalam hatinya ia benar-benar marah pada sebagian pekerja disini yang sudah tergantung pada obat-obatan dan memilih untuk bekerja seumur hidup dengan komplotan bisnis mengerikan ini.

Tak berapa lama, seorang pria dengan wajah tampan masuk kedalam gedung mewah tersebut untuk melihat bagaimana produksi barang terlarang itu. Leona begitu terkejut karena orang itu adalah kakaknya. Kakak yang begitu ia idolakan, Verion. "

Matanya berkaca seolah tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Kakaknya adalah penanggung jawab eksekutif sekaligus sebagai pemilik 65% saham pada bisnis ini.

Leon marah karena orang yang selalu di anggapnya idola memiliki sikap seperti ini. Terlebih ia di kelilingi oleh banyak wanita penghibur di sampingnya. Leon benar-benar kesal.

    Mata Leon tambah tak percaya saat kakaknya menggoda bahkan mencoba untuk melecehkan Vivian yang bertugas untuk mengawasi produksi. Tidak tahan melihat hal itu, Leon langsung berteriak.

    "APA YANG KAU LAKUKAN! "

Para pekerja lainnya terkejut karena ada yang berani untuk membentak tuan utama dari gedung mewah ini. Mata mereka semua tertunduk saat Tuan utama mengeluarkan sebuah cambuk berduri yang masih memiliki jejak darah pada tiap sisinya.

    Kini Leon mengerti kenapa tempat ini akan membuat penghuninya mati jika mereka berusaha melawan. Dilihat sekilas pun tempat ini akan menyiksa siapapun yang mencoba untuk membangkang.

    Verion langsung mencambuk Leon yang menyamar menjadi perempuan. Leon tentu saja menghindar dan terjadilah kejar-kejaran antara pengawal milik Verion dan Leona.

    "Tangkap semua mata-mata yang mencoba untuk melarikan diri. Habisi semuanya tanpa terkecuali. " Titah Verion tegas.

Karena hal ini Vivian di curigai. Dan ikut menjadi sasaran pengejaran dari pengawal gedung mewah tersebut.

Naasnya, yang mengejar Vivian adalah salah seorang Assassin terkenal dari guild Lotus Hitam. Rencana mereka untuk mencari bukti lebih banyak gagal. Dan mereka semua dalam posisi terancam.

Azrey yang berada di luar ternyata telah di ketahui gerak-geriknya terlebih dahulu oleh para penjaga gedung mewah. Yang membuat mereka melapor pada Verion. Itulah kenapa Verion datang langsung. Untuk menangkap langsung mata-mata yang masuk ke gedung mewah miliknya.

    "Sial, ini lebih sulit dari yang di perkiraan. Siapa yang menyangka jika mereka akan bekerjasama dengan guild Lotus Hitam. Tidak ini buruk! Aku harus segera menyelamatkan tuan Zehan. " Gumam Azrey.

Namun hal tersebut tidak mudah, karena sudah ada 6 anggota pembunuh dari Lotus Hitam yang mengincar nyawanya.

.
.
.
.
.

Fate Of 100 Live : The Evil Character's Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang