Bab 3

8.6K 848 56
                                    

Zehan terbangun setelah cukup lama tertidur. Kelelahan yang berlangsung beberapa hari sebelumnya menguras tenaga nya walaupun waktu telah diulang. Tetapi ada yang berbeda kali ini, Zehan berada didalam kereta kuda bersama Clev. Tuan dari rombongan kereta kuda ini.

Awalnya Zehan hanya diam tidak merespon situasi ini karena Mengganggap ini adalah sebuah delusi. Namun saat mata berwarna merah itu menatap tajam serius ke arahnya, Zehan sadar jika ia tidak tengah bermimpi. Terkejut tiba tiba membuatnya sigap duduk.

Hanya ada dirinya dan Count muda Clev yang saling berhadapan dan bersebrangan tempat duduk. Clev memberinya sepotong roti. Roti itu terlihat sangat empuk seperti roti awan. Dengan kulit kriuk keemasan beserta taburan gula membuatnya sangat manis.

Zehan menerima roti tersebut dan langsung memakannya.

"Gila, gue gak nyangka kalo sepotong roti bisa senikmat ini" Batin Zehan sambil melahap roti tersebut. "Apa karena gue udah mati karena kelaparan makanya gue bisa ngerasain nikmat makanan? " Ujar Zehan lagi di benaknya.

Ini seperti perasaan nikmat bersyukur bagi Zehan dan tak terasa air matanya terjatuh saat memakan roti tersebut. Dengan terus memakan roti Zehan terus bersyukur tentang nikmat makanan kali ini tak peduli jika pipi nya basah oleh air mata.

Berbeda dengan Zehan, Clev hanya memandangi Zehan yang menangis saat memakan sepotong roti.

"Apa yang sebenarnya terjadi pada anak laki laki ini? " Ujarnya dalam hati. "Sebahagia itu kah ia saat mendapat sepotong roti? Dari mana asalnya? Apakah ia mengalami hal buruk sebelumnya? "

Clev berfikir jika anak laki laki yang ada didepannya kali ini sering mendapat perlakuan buruk (tidak diberi makan). Atau bahkan korban eksploitasi anak.
Clev tidak berbicara dan hanya memandang saja. Baginya hal ini bukan urusannya. Ia hanya membiarkan Zehan berada di kereta kuda karena tidak ingin terlambat perjalanan hanya karena menunggu anak laki laki ini sadar dari pingsannya.

Zehan yang selesai makan berusaha untuk mengucapkan Terima kasih. Namun karena ia tidak paham akan bahasa dunia ini Zehan mencoba dengan bahasa isyarat.

"Te-ri-ma ka-sih" Kata Zehan menggunakan bahasa isyarat. Ia pernah mempelajari bahasa isyarat ini karena sahabat perempuannya dulu tidak dapat berbicara maupun mendengar.

Diluar perkiraan, Clev mengerti akan bahasa isyarat dari Zehan. Itu terbukti dengan ekspresi terkejut Clev dan membalas senyum di akhir.

Clev membuang muka setelahnya dan memilih untuk memejamkan mata.

"Sepertinya orang ini tidur". Ujar Zehan lagi lagi dalam hati. Saat ini Zehan tidak memiliki kerjaan yang berarti yang membuatnya harus mencari kesibukan agar tidak bosan.

Zehan memperhatikan wajah Clev yang cerah dan polos saat tertidur. Berbeda sekali dengan saat ia sadar. Matanya yang berwarna merah itu menciutkan siapa saja yang mencoba untuk memandangnya. Pada akhirnya Zehan kembali tertidur.

Kini kereta kuda telah berhenti di sebuah mansion mewah. Dengan gedung ala eropa abad 20 ini seperti masuk dalam dunia yang berbeda. Terkesan seperti dalam cerita dongeng. Apa kalian pernah mendengar nama ciel? Seperti apa nuansa kehidupannya? Ya mungkin saat ini terkesan seperti itu.

Zehan keluar dari kereta tersebut setelah Count Clev keluar terlebih dahulu. Banyak pelayan mansion yang menyambut kedatangan Count muda ini. Mereka bahkan menundukkan kepala mereka saat count lewat.
Situasi ini membuat zehan canggung terlebih saat Clev menoleh kembali ke belakang. Menoleh zehan untuk segera berjalan bersamanya.

Dengan langkah hati hati zehan mengikuti Clev dari belakang. Tetap saja mata para pelayan seperti memangsa zehan dari dalam.

"Gila julid banget mereka, udah kek netizen warga +". Batin Zehan. Pada akhirnya mereka semua sampai di aula utama. Ada sosok pria tua dengan setelan jas hitam. Setelan yang ia gunakan sedikit berbeda dengan para pelayan lainnya. Dengan kaca mata berantai disetiap sisi gagangnya. Sepertinya ia adalah kepala mansion dirumah ini pikir Zehan.

"Ardolf, segera siapkan satu kamar untuk anak
Laki laki ini. Dan tolong perhatikan juga tentang penampilan anak ini. Aku sudah menahan hati karena seperti membawa rongsokan bekas dari luar". Kata Clev memberi perintah.

Deg

" Anjink ni Holkay, bisa bisanya gue dikatain barang rongsok, ya emang bener sih gue gelandangan. Tapi.. Ah sudahlah, kek nya gue harus kerja deh biar gak numpang dong. Kalo kerjaan gue cuma makan tidur, gak butuh waktu lama gue bakal jadi gelandangan lagi. Lagian roti awan tadi enak banget pengen nambah". Batin Zehan, dan ia tersenyum sendirinya saat membayangkan rasa manis lembut dari roti awan.

Zehan terkejut saat Clev dari tadi memperhatikan nya. Membuatnya langsung menunduk seketika. Tak berapa lama beberapa pelayan datang dan membawa Zehan ke ruangan berbeda. Dan mereka mulai membuka paksa pakaian Zehan.

"Woy woy apa nih, pelecehan kah? " Ujar Zehan namun hanya gagu yang ia peragakan beserta ekspresi khawatir yang ia pancarkan. Zehan memberontak namun tangannya ditarik paksa dan diceburkan kedalam bak besar berisi air susu bercampur kelopak mawar mewah.

Ini membuat Zehan terdiam sesaat.

"Oh, disuruh mandi ternyata". Ujar Zehan dalam hati kembali. " Widih pertama kali mandi air susu. Perawatan orang kaya emang beda ya". Zehan kini tersenyum sendiri. "Kalo nyelem didalam bak ini, air susu nya bisa diminum gak ya? " Kini Zehan mulai berpikir berbeda. Ia melihat ke kiri dan kanan membaca situasi agar orang orang tidak melihat aksinya.

Zehan menyeruput sedikit air susu rendaman mandinya tersebut. "Rasanya kayak susu beruang" Batin Zehan setelah mencicipi rasa air susu tersebut. Akan tetapi, betapa malunya Zehan karena sepasang mata memperhatikan aksinya dari tadi. Dan itu adalah Clev. Nampak jelas jika Clev menahan senyum. Pastinya ia berfikir tentang tingkah GaJe Zehan kali ini.

"Kamvret, malu bet astaga, ada kali tempat sembunyi buat sekarang". Zehan menenggelamkan wajahnya kedalam baik mandi itu. Sedangkan Clev berlalu pergi meninggalkan ruangan itu.

Para pelayan dibuat sibuk hari ini karena Clev sendiri yang meminta butik ternama untuk datang ke mansion nya. Dan mencari pakaian untuk Zehan. Countess Tereza bahkan langsung datang dengan tergesa-gesa gesa saat ada panggilan dari mansion keluarga Athea. Padahal ia telah banyak membawa banyak rancangan untuk Count Clev. Namun yang Clev cari adalah pakaian untuk anak laki laki berusia 15 tahun.

Clev memborong semua pakaian yang ia tunjuk. Mulai dari pakaian, dasi, topi, dasi, hingga aksesoris. Dan kebanyakan aksesorisnya dihiasi oleh batu rubi merah.

Zehan yang telah selesai mandi dibuat bingung dengan deretan pakaian yang telah menantinya.

"Pilih lah salah satu pakaian yang ingin kau kenakan". Kata Clev berbicara pada Zehan. Zehan hanya memandang bingung. Clev teringat jika Zehan tidak mengerti dengan apa yang disampaikannya dan mulai berbicara menggunakan bahasa isyarat.

" Pi-lih-lah yang i-ngin kau ke-na-kan". Ujar Clev dengan bahasa isyarat.

Tentu saja Zehan mengerti dan mulai memilih pakaian untuk dirinya.

"Wah, pakaian orang kaya beda ya, gue harus pilih yang mana? Hem pilih yang paling mewah aja kayaknya. Setidaknya untuk investasi jika gue gak di sini lagi gue bisa jual ini bajunya" Batin Zehan berfikir realistis.

Melihat hal ini, Clev tersenyum dengan cara berbeda. Hal ini karena Clev menyukai dengan apa yang dipilih oleh Zehan. Memilih sesuatu yang mewah dan berkelas ini membuatnya senang.

"Aku akan me-nunggu-mu saat ma-kan ma-lam" Ujar Clev menggunakan bahasa isyarat kembali.

Yang dibalas anggukan oleh Zehan.

Clev pun pergi dari ruangan tersebut. "Gila, apakah karena gue bersyukur tentang nikmat makanan, makanya gue dapat bonus lebih. Memang ya bersyukur itu adalah kunci kebahagiaan hehe". Lagi lagi Zehan tersenyum dengan sendirinya.

" Pokoknya liat dulu situasinya" Kata Zehan setelah bersiap. "Tapi tunggu, kenapa gue ngerti saat orang ini menyebutku rongsokan? Sedangkan buat bahasa yang lainnya gue gak ngerti. Ha? Filter? " Zehan kebingungan.

.
.
.
.
.
.

Fate Of 100 Live : The Evil Character's Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang