Di rumah kecil berdinding kayu, Cassian dan Rein berlindung menghangatkan diri dari amukan badai salju yang semakin hari semakin besar. Tujuan mereka saat ini adalah ke selatan wilayah kekaisaran.
Cassian yang mengambil beberapa kayu bakar untuk di masukkan ke dalam tungku penghangat ruang di buat panik saat Rein mengalami kejang karena demam tinggi.
Cassian baru pertama kali menangani kasus di mana orang lain demam tinggi sampai menimbulkan kejang. Cassian bingung harus berbuat apa di saat tubuh Rein seperti ikan yang menggelepar di atas daratan.
Cassian sangat ketakutan di saat mata biru itu hanya melotot. Cassian mencoba mengguncang tubuh Rein dengan harapan Rein segera sadar. Suara tersedak air ludah dalam mulut Rein semakin membuat kalut Cassian. Di luar badai salju tengah terjadi, dan mereka tidak memiliki tujuan yang pasti. Perasaan takut itu muncul, bagaimana jika keegoisan Cassian saat ini membuat Rein tiada nantinya.
Dengan tangan yang gemetaran itu, Cassian menyelimuti tubuh Rein dengan jubah tebal, menggendong nya erat di depan agar tidak terjatuh. Rein kehilangan kesadarannya setelah kejang mendera tubuhnya beberapa waktu yang lalu.
"Aku tidak ingin egois, jika aku benar-benar menyayangi Rein maka aku harus mengalah untuk kesembuhan Rein. Aku akan menemui Ledregard apapun yang terjadi kedepannya.
Dengan sihir pelindung membentuk lingkaran di sekeliling Cassian, Cassian menerobos badai salju itu dengan berjalan kaki. Perlahan namun pasti setiap langkahnya percaya jika tujuan Cassian saat ini satu yaitu kesembuhan untuk Rein. Karena tidak ada gunanya melarikan diri dimana Ledregard yang sudah pasti mengejar mereka.
.
.
.
.
.
.Pasukan Black Knight milik Ledregard bergerak tanpa mengenal lelah. Badai salju tak membuat Ledregard menarik perintah untuk mengejar keberadaan Zehan dan Higant. Bahkan Ledregard sendiri ikut bersama pasukannya.
Entah apa yang di pikiran Ledregard, tujuannya hanya membawa kedua anak itu pulang walau harus mematahkan kaki keduanya.
Raut gila itu sudah pasti mengintimidasi siapa saja yang melihatnya saat ini. Bahkan black knight sendiri berpikir akan lebih menyenangkan melihat Ledregard tersenyum seperti biasa dari pada dalam mode serius seperti saat ini.Siapa sangka, pasukan Ledregard yang menerobos badai salju dengan menggunakan mutan serigala salju mendapati keberadaan Zehan dan Higant yang berbalik arah dari rute pelarian.
Saat bertemu pun, langkah yang di ambil oleh Cassian semakin terburu-buru untuk mendekati Ledregard. Dengan wajah panik dan hidung kemerahan itu, Cassian menitihkan air mata.
"Tolong aku, tolong selamatkan adikku Rein. Ia sakit keras. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Ku mohon tolong aku. " Rintih Cassian begitu ketakutan.
Ledregard yang sedari awal ingin mematahkan kaki keduanya saat bertemu malah membeku diam karena heran. Terlebih ekspresi khawatir yang di buat Higant malah membuat Ledregard tersenyum hangat.
"Syukurlah, selama ini Zehan berada di tangan orang-orang yang sangat menyayanginya. " Ledregard membatin dalam hatinya.
Ledregard kini mengambil alih tubuh Zehan dari gendongan Higant.
"Jangan bersedih, Zehan akan baik-baik saja Higant. " Ucap Ledregard memberi semangat pada Cassian.
Saat semua orang berjalan untuk pergi, Cassian terdiam sendiri sambil menunduk. Dengan hidungnya yang memerah itu, Higant berpikir untuk pergi karena telah mengantarkan Zehan.
"Apa yang kau lakukan? Pipi ku bisa membeku. Apa kau mau tanggung jawab jika ketampanan ku ini berkurang 10% dari yang semestinya karena terlalu lama terkena badai salju? " Tanya Ledregard yang berbalik menatap Higant.
"Ah! " Cassian terkejut. Matanya menatap Ledregard seolah tak percaya. Ia sungguh berpikir jika Ledregard tidak akan memperdulikannya karena cassian tahu yang di butuhkan oleh Ledregard adalah Zehan dan bukan dirinya. "Kenapa? " Tanya Cassian.
"Apa lagi, kau juga harus menghangatkan tubuhmu. Bagaimana jika kau jatuh pingsan di udara sedingin ini? Apa kalian tahu. Anak-anak nakal seperti kalian harus pulang dan makan sup sayur dengan banyak. Agar kalian tumbuh tinggi dan tampan mempesona seperti diriku. Mhehehe. " Ledregard terkekeh. Senyum itu tulus bahkan matanya menyipit karena tawa kecil itu.
Cassian tidak tahu jika kehangatan Ledregard semenarik ini terlebih Ledregard ternyata orang yang sangat narsis. Ia jadi teringat kakaknya. Apakah selama ini kakaknya juga merindukannya?
Cassian terkejut saat melihat salah satu senyum dari anggota Black Knight. Bahkan cassian mendengar hal unik.
"Akhirnya, ku pikir kita akan lembur. "
"Ah ayolah, Anak-anak memang dalam fase suka memberontak dan melarikan diri. Kita sebagai orang dewasa harus memaklumi mereka. Jadilah orang tua yang baik. "
"Hahaha, kau terdengar seperti kakek tua. "
Cassian tanpa sadar tersenyum.
"Tuan Ledregard, apa kau akan melaporkan hal ini pada kakakku? " Tanya Cassian.
"Kenapa aku harus melapor kakakmu. Kau itu Cassian bukan? Sedangkan yang di cari oleh keluarga Ellagunt itu adalah Higant De Ellagunt. " Ucap Ledregard cuek.
Cassian benar-benar tidak habis pikir. Tanpa mencerca dan bertanya kenapa ia melarikan diri dan membawa Zehan pergi. Ledregard seolah tidak peduli dan hanya menginginkan mereka untuk segera pulang dari badai salju itu.
"Ya Master, ayo kita pulang. " Ucap Cassian senang.
Mereka pun kembali kekediaman Ledregard. Sepanjang perjalanan Ledregard bersiap sedia jikalau Zehan kembali mengalami kejang. Mereka menaiki Mutan serigala salju merah.
"Orang bodoh mana yang akan membiarkan anak berbakat ini lepas begitu saja. Aku tidak tahu kenapa Higant melarikan diri di saat kemewahan berada dalam genggaman nya. Bahkan membuang identitas bangsawannya dan hidup menderita sebagai pembunuh bayaran.
Tidak masalah, dengan ini aku bisa pamer dengan Clev jika aku punya adik baru. Mhehehe. " Batin Ledregard dalam hatinya yang membuat ia tersenyum dengan sendirinya.Di sisi lain Cassian melihat Ledregard yang tersenyum.
"Sekarang aku percaya jika rumor yang mengatakan jika Tuan Ledregard adalah orang paling tampan di Kekaisaran itu benar. Terlebih sikapnya ternyata sangat hangat di balik wajah nya yang terkadang serius itu. Pantas saja tunangan kakakku menggilai Duke Ledregard. " Cassian tertawa kecil karena pikiran nya barusan.
.
.
.
.Pada akhirnya Ledregard menggunakan portal lintas agar cepat sampai ke mansion miliknya.
Setelah mengganti pakaian. Cassian mengikuti Ledregard menunggu Zehan sadar setelah dokter khusus milik Ledregard memberinya pengobatan.
Potion itu sungguh ampuh bahkan suhu tinggi Zehan juga mereda. Zehan pun bangun dan mendapati Cassian dan Ledregard berada di dekatnya.
"Cassian." Zehan langsung memeluk Cassian yang memang tepat di sampingnya.
Ledregard bingung kenapa diantara mereka berdua. Zehan lebih memilih untuk menyapa Cassian.
"Kenapa? Kenapa? Kenapa Zehan lebih memilih anak nakal ini? Apa keberadaan ku sudah tergantikan. Apa Black Card ku sudah tidak mempan di depan Zehan? Ahh..... Tidakkk! Bagaimana ini? " Ledregard berpikir keras dalam hatinya.
Cassian yang melihat ekspresi Ledregard jelas merasa sedikit takut.
"Em Master, maaf tapi ada hal yang harus kau ketahui saat aku bertemu Rein pertama kali. "
"Ya? " Ledregard merespon cepat.
"Rein... Maksudku Zehan, Ia mengalami lupa ingatan. " Jelas Cassian.
"Huh??? " Ledregard terdiam karena shock seketika.
"Oh ayolah yang benar saja. " Batin Cassian dengan senyum dan raut terpaksa.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate Of 100 Live : The Evil Character's Brother [END]
FantasíaKatanya kucing punya 9 nyawa ? Ah cuma 9, kayak gue dong 100 biar pro ! Tentang anak laki laki yang datang kedunia lain dan mencoba untuk menyelesaikan quest. Tapi malah jadi adik dari kakak Antagonis? Fase dimana Aez sangat mencintai "Tulisan" D...