CH. 12

4.3K 501 11
                                    



    Satu bulan telah berlalu, Zehan mulai terbiasa menggunakan pedang dengan tehnik dasar. Karena selain pekerja keras, Zehan juga anak yang memiliki otak jenius. Issac komandan pengawal pasukan milik Athea pun terpukau dengan kemampuan Zehan.

    Tak hanya itu, banyak dari para pelayan maupun kesatria yang secara mandiri belajar bahasa isyarat agar dapat berkomunikasi terhadap Zehan. Namun dari semua hal, kenapa Duke Carsson juga sering ke tempat ini?

   Zehan selalu waspada untuk menghindari Duke Carsson. Walau peristiwa tersebut akan terjadi 2 tahun lagi saat Zehan berusia 17 tahun namun Zehan sudah mengantisipasi untuk tidak berhubungan dengan Duke Carsson. Karena selain menghindari nasib sial, Zehan juga menghindari kecemburuan yang jelas dari Duke Carsson terhadap dirinya.

   Hal ini membuat Carsson menyadari jika Zehan memang menghindarinya, untuk hal itu Carsson semakin sering berkunjung ke kediaman Athea. Tak perduli Clev yang terus mengomel karena Carsson terus datang. Namun dari semua hal yang tidak disukai Clev, Carsson datang ke kediaman Athea untuk memperhatikan Zehan.

    Sore itu Zehan selesai berlatih pedang dan ditemani oleh Clev sendiri. Sedangkan Carsson dengan santai menunggu di depan gerbang pelatihan. Senyum itu mengembang cerah menunggu kedatangan dua orang tersebut.

    Clev sudah tidak perduli dengan Carsson yang menganggap rumahnya sebagai Kediamannya sendiri. Hanya wajah jengah karena terus bertemu muka dengan Carsson.

    Namun seperti yang telah dirasakan Carsson, Zehan menghindarinya bahkan saat berpapasan Zehan sengaja berjalan di samping Clev seperti bersembunyi darinya. Setelah melewati Carsson, Zehan langsung berlari memasuki kamarnya tanpa melihat sedikitpun ke arah Carsson.

    Tentu saja Carsson tersenyum. Namun senyum itu seperti ingin memakan orang lain hidup-hidup. Sedangkan Clev terkekeh melihat ekspresi Carsson.

    "Ku pikir menjadi Duke sangat menyenangkan, karena bisa berkeliaran sesuka hati, huft aku kasihan pada ajudan dan sekretaris mu  pasti mereka tersiksa memiliki atasan sepertimu". Ucap Clev dengan tawa kecil di akhir.

    " Zzzz... Sepertinya kau membicarakan dirimu sendiri". Balas Carsson namun matanya memandang Zehan yang berlari masuk.

Mata merah itu melirik ke arah Zehan dan beralih menatap Carsson dengan seksama.

    "Ada apa? "

    "Tidak, hanya saja ku pikir aku mulai tertarik padanya".

Clev terdiam, matanya menatap sinis dengan wajah cemberut. " Aku kira kau hanya terobsesi pada ku".

    "Huh? " Carsson langsung menatap balik Clev. Ia tidak menyangka jika yang ia lakukan akan membuat Clev bereaksi seperi ini. Didalam hati nya carsson sangat senang. "Benar-benar tidak dapat di mengerti" Ungkap Carsson. Carsson bahkan menahan bibir atas nya agar tidak berkedut,karena menahan senyum. jarang sekali seorang Clev bereaksi akan tindakannya. "Jika begini, aku dengan senang hati memperhatikan adiknya jika Clev bisa bertingkah seperti sekarang, hehe" Pikirnya dalam hati.

    Senyum itu kini merekah menatap Clev sambil menaikan dua kali alisnya tanda mempermainkan reaksi Clev.

    "Ada apa? Apa wajah tampan ini berdosa jika melirik manusia ciptaan dewa lainnya? " Carsson terkekeh senang.

    "Orang gila".

Suara hantaman dari kaki itu terdengar jelas. Dan Carsson melompat satu kaki karena menahan sakit pada tulang betis nya yang di tendang oleh Clev secara tiba-tiba.

    " Ugh" Carsson meringis kesakitan.

    "Jangan berlebihan aku tidak menendang mu sekuat itu". Ketus Clev.

Fate Of 100 Live : The Evil Character's Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang