CH. 116

1K 196 30
                                    

Retakan yang membuat amblas ke dasar gua membuat Clev dan Ledregard memandang momen dengan keterkejutan. Begitu tersentak nya bahkan membuat Carsson tak dapat bereaksi sedikitpun.

Zehan jatuh ke dasar gua tak berujung. Clev mencoba untuk terjun, namun Carsson menghalangi hal tersebut. Membuat Clev memberontak seperti orang gila.

     "Tidak! Tidak! Adikku ada disana... Lepaskan aku! " Teriak Clev sangat panik. "Ku bilang lepaskan aku..! " Untuk kedua kalinya Clev berteriak bersamaan dengan dirinya yang memukul wajah Carsson dengan kuat.

Carsson tak bergeming, prioritas nya saat ini adalah membuat tidak ada korban jiwa lain selain Zehan yang jatuh ke dasar. Terlebih keadaan di permukaan juga tidak cukup baik. "Sial! Ekh maafkan aku Clev. "
Dengan sekuat tenaga, Carsson kini mengunci pergerakan Clevin dan menjatuhkannya. Membuat Clev tepat berada dalam kungkungannya saat ini. "Sadarlah! "

Buagh!

   Carsson memukul wajah Clevin dengan kuat. Bahkan itu memberikan tanda kemerahan pada pelipis Clevin. Clev seketika terdiam karena adanya suara denging di dalam kepalanya. Bahkan ia sedikit mengernyitkan mata karena rasa sakit itu mulai terasa perih.

   "Sudah lebih baik? " Tanya Carsson dengan tatapan sayu. Matanya kini mulai terlihat merasa bersalah karena sikap kerasnya yang ia lakukan barusan pada Clevin. "Ayo kita urus yang ada di permukaan terlebih dahulu. " Ajak Carsson pada Clevin.

Clev bangun dengan perasaan kalut. Ekspresi tak tertahankan untuk khawatir pada adik kesayangannya itu jelas terlihat. Bibir bawah yang di gigit kuat cukup menjelaskan betapa frustasi nya Clev saat ini. Orang yang selalu dingin dan tidak berekspresi sampai membuat mimik seperti itu. Carsson sangat merasa bersalah.

     "Tunggulah di sini dan pastikan semua orang di permukaan aman. Terlebih pangeran ke-2, pastikan ia tetap aman. Issac akan menemani mu. " Ucap Carsson yang langsung terjun ke dalam lubang itu.

     "Car-son... " Clev terdiam melihat Carsson terjun begitu saja.

    "Tuan, fokuslah. Sepertinya akan ada bahaya yang mendekat. " Ucap Issac yang memperingati.

Suara langkah kaki itu terdengar mendekat. Sosok wanita cantik berambut hitam pendek sebahu dengan warna mata coklat bening itu tersenyum licik mendapati Clev berada di depannya.

    "Salam... Calon mayat ku. " Ucap wanita tersebut yang tak lain adalah Ansa Demetrius. Ansa membungkuk salam bangsawan dengan anggun. "Ah, kau tampan tapi aku sangat kesal kau membunuh boneka ku. Kau tahu sangat sulit menemukan bakat penyihir muda necromancer. Tapi kalian malah membunuhnya. " Ucap Ansa kesal.

Clev tahu, jika wanita yang berada di depannya bukan seseorang yang dapat di remehkan.

    "Cukup mengesankan, saat anggota Demetrius yang selalu menundukkan kepalanya di hadapan Athea kini tersenyum angkuh. Akan ku buat kau kehilangan kepalamu. Katakan salam pada pedang milikku. " Kata Clev memprovokasi dengan elegan.

    "Sialan...! "

Trang!

    Kedua pedang dari penggunanya mulai beradu ketangkasan dalam memainkan senjata tajam tersebut. Demetrius terkenal akan kesatria berkualitas bakat mumpuni dalam ilmu pedang. Namun Ansa berbeda, ia adalah aib bagi Demetrius karena ia terkena penyakit mana. Dimana seseorang tidak dapat menggunakan mana bagi para kesatria itu sama saja tidak memiliki harapan.

Tetapi, yang terlihat saat ini. Ansa begitu kuat dengan jumlah mana tak terbatas. Walaupun mana yang di miliki oleh Ansa sedikit berbeda. Tidak seperti manusia biasa. Ansa memiliki aura pekat dalam mana yang terlihat.

Fate Of 100 Live : The Evil Character's Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang