CH. 102

1.3K 287 76
                                    

     Mata seindah ruby itu harus pudar karena tangis. Derai air mata menggenang di pelupuk matanya. Dengan duduk menggenggam kotak musik kayu yang telah hancur, Clev memandang kosong ke arah mawar biru di taman kaca milik Zehan yang di persembahkan oleh Azrey untuk Zehan.

    Taman indah itu kini tak terawat dengan banyaknya ilalang liar yang tumbuh menjulang. Ashley hanya mempekerjakan sedikit pelayan di mansion Athea yang membuat mansion hangat itu kembali ke pengaturan awal.

    Mata berwarna ungu itu berkilau mengarah pada sosok Clev yang berdiam diri kosong. Rein yang sedang melakukan pencurian di Mansion Athea malah tersasar ke taman mawar indah berwarna biru. Karena tertarik akan aroma mawar yang sangat Rein sukai.

    Clev kini melihat Rein yang berada dalam taman kaca tersebut. Tak ada tanggapan, matanya kosong, tak ada senyum, ia seperti manusia boneka indah yang di pajang di taman kaca.

    Entah apa yang terjadi pada Rein, bukannya melarikan diri karena ketahuan, Rein malah mendekati Clevin Athea. Melangkah dengan perlahan tapi pasti, Rein memberi senyum pada Clev.

Mata merah ruby itu seolah berkilau sesaat senyum dari Rein menghias kedalam hatinya. Tanpa sadar Clev pun memberikan senyum hangat sebagai balasan dari senyum indah milik Rein.

Udara berhembus semilir dengan aroma mawar yang harum. Banyak Kupu-kupu kecil yang berada di tempat tersebut. Sungguh momen itu seperti musim semi di musim dingin.

    "Kenapa kau menangis? " Tanya Rein yang kini berdiri di depan Clevin.

    "Aku tidak tahu. " Clev tersenyum. "Tapi aku merasa ada sesuatu yang hilang dari diriku tetapi aku tidak tahu apa itu. Hati ku sedih akan sesuatu yang bahkan tidak ku ketahui, aku... Sangat merindukan seseorang tetapi tidak dapat mengingat siapa orang itu. " Ucap Clev dengan lirih. Matanya kini menunduk dan melihat kupu-kupu yang terbang mengitari mawar putih gradasi biru.

    "Kau pasti sangat kesepian. Aku tidak tahu... Tapi melihat mu seperti ini aku pikir kau sangat menyayangi orang itu. Kau tahu... Ku pikir orang itu pasti sangat beruntung karena memiliki anda sebagai orang yang merindukannya. " Ucap Rein memberi semangat.

     "Begitukah?"

     "Hu'um, dan aku yakin. Orang yang kau rindukan itu pasti juga menyayangimu. Dan ku harap kau bisa bertemu dengan orang yang kau rindukan itu. " Ucap Rein dengan lembut.

Bahkan Clev terkejut saat Rein mengusap rambut depan nya, tapi bukannya marah, Clev malah tersenyum.

Sedangkan Rein bingung karena ia melakukan hal tersebut tanpa sadar.

    "Apa yang kau lakukan disini? "

    "E-eh?! " Rein ingat jika seharusnya ia melarikan diri.

Dengan senyum terpaksa itu, Rein menggaruk kepala belakangnya.

     "Emm... Itu, maafkan aku. Aku datang berniat untuk mencuri di rumah mu. "

     "Huh? "

     "Ya? "

Mereka berdua kini saling pandang seperti orang bodoh.

     "Hahahaa, lalu apa yang kau lakukan? Harusnya kau sembunyi. Aku pemilik mansion ini. "

     "Oh.. Ah.. Itu.. Aku lupa dengan niat ku setelah melihat mu bersedih seorang diri. " Ucap Rein frustasi atas sikapnya sendiri.

     "Hahaha." Clev tertawa renyah. Bahkan air mata di ujung matanya menitih karena senang. "Baiklah apa yang kau cari di mansion milikku. "

     "Oh itu, sebenarnya aku mencari lukisan Higibana. "

     "Ah itu.. Aku menyimpannya di ruang kerja milikku, di lantai atas. Koridor sebelah kiri setelah ruang utama. Tunggu.. Aku akan menonaktifkan segel sihirnya dalam 15 menit. Ku harap kau menyelesaikan nya dengan cepat. Jika dalam 15 menit kau tidak berhasil mendapatkan kan nya kau harus segera lari dari sini. Kau mengerti.. "

Fate Of 100 Live : The Evil Character's Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang