CH. 114

984 194 31
                                    

    "He? "

Seseorang yang tidak di sangka juga ikut hadir kali ini. Ya, benar Higant De Ellagunt juga bertugas bersama mereka. Kehadiran Higant adalah atas permintaan dari pihak administrator hukum Kekaisaran, dimana mereka takut akan adanya niat terselubung penggulingan tahta akibat pemberontakan dari pangeran ke-2 Ludwig.

Zehan di buat sakit kepala, dengan datangnya orang-orang yang tidak perlukan. Karena Zehan tahu ini adalah jebakan dari Ashley untuk mengubur mereka hidup-hidup di dalam tambang.

    "Higant." Sapa Zehan.

Namun Higant tak membalas salam dari Zehan bahkan terkesan tak mengenal satu sama lain. "Hah? " Zehan berdecak kesal. Senyum itu jelas penuh tidak mengerti. "Sudahlah, jangan merepotkan kami disini. Aku tidak mau berurusan dengan pihak Ellagunt jika kau mati konyol di tempat ini. " Ucap Zehan kesal.

    "Uh apa ini? Zehan perhatian? Khehee lucu sekali. " Celetuk pangeran Ludwig. Hal ini membuat Zehan menendang kaki pangeran Ludwig. "Bocah sinting! Kau bisa di penggal jika kurang ajar dengan anggota keluarga Kekaisaran. " Geram Ludwig karena Zehan tidak takut lagi dengan intimidasinya.

    "Kenapa aku harus takut? " Ucap Zehan sembari mendekatkan wajahnya di depan pangeran Ludwig.

    "Keh." Sigh. Ludwig benar-benar di buat terkesan akan tingkah Zehan. "Anak ini benar-benar tidak takut mati. " Batinnya tak menyangka. Dengan senyum sumringah yang Zehan tampilkan di depannya tidak salah lagi jika Zehan sudah memikirkan semua skenario yang akan ia lancarkan. "Sungguh bodoh, kau memang kesayangan ku. " Ucap Ludwig yang kini berubah sikap memeluk Zehan erat.

    "Ee...?! Lepaskan?! Hiii.... Dasar pangeran gila! "

    "Hahaha." Ludwig tertawa karena Zehan memberontak aneh pada sikapnya. "Aku yakin kau melihat ending dari buku Athea. Sayang sekali aku tidak bisa membaca keseluruhan buku itu. Dan buku itu entah di mana sekarang. "

.
.
.

    Clev dan Ledregard kembali mengajak rombongan untuk segera berangkat. Terlihat jika Cassian mencoba untuk dekat kembali dengan pewaris resmi keluarga Geoffrey yaitu Adelio. Namun Higant terkejut dan langsung memandang Zehan. Zehan hanya menatap sinis bersamaan dengan gemeretak giginya yang mengatakan "jangan ikut campur. "

Higant terdiam. Dan tenang mengikuti para rombongan pekerja tambang baru. Mereka memasuki lebih dalam tambang tersebut dan mulai menemukan cahaya batu biru bersinar.

Benar saja, mereka menemukan baru sihir kualitas normal. Ini membuat rombongan ekspedisi senang dan mulai meneliti baru tersebut. Konstruksi dinding tambang yang kuat tidak terlalu berbahaya jika terjadi gempa bawah tanah. Zehan kini duduk beristirahat sembari melihat batu sihir kecil yang ia dapatkan.

Memandangnya begitu serius sampai tak memperhatikan sekitarnya.
Tiba-tiba, Klap!

Clev langsung menutup mata Zehan dengan kedua tangannya dari belakang. Membuat Zehan terkejut dan memberontak. "Ssshht.. Diam Lah." Bisik Clev pada Zehan.

    "Apa yang terjadi. " Kata Zehan dengan suara sekecil mungkin.

    "Mereka datang. " Balas Clev yang perlahan membuka mata Zehan.

Para skeleton hadir dan muncul dari permukaan tanah. Semua orang yang terkena akan sihir dari batu sihir biru semuanya terlihat seperti orang idiot itulah kenapa Clev langsung menutup mata Zehan saat Kelipah cahaya itu memukau. Itu adalah jebakan para skeleton.

Tulang belulang itu terus muncul menyerang walau sudah berkali-kali di serang oleh mereka. Ledregard, Ludwig, Higant bahkan Issac melawan para skeleton liat yang tidak terlalu kuat. Namun jumlah mereka yang tak ada habisnya membuat sedikit merepotkan.

Fate Of 100 Live : The Evil Character's Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang