CH. 85

1.5K 311 54
                                    



     Tangan itu begitu telaten membalut kan salep luka bakar pada tangan zehan. Hening, hanya ada suara gunting yang di taruh di meja. Carsson hanya pokus untuk mengobati luka zehan sedang kan zehan menatap Duke yang kini duduk berlutut dengan satu kaki menyentuh lantai. Zehan duduk di kursi dengan tenang.

    Setelah keluar dari kediaman Zehan baru sadar di malam hari dan Carsson selalu menunggu di dekatnya. Dengan piyama halus berbahan sutra, Zehan duduk diatas tempat tidurnya. Kakinya memakai sendal berbulu halus buatan pengrajin wilayah utara. Melindungi kakinya dari lantai dingin yang menyentuh kakinya.

    Zehan melihat kotak musik yang ia berikan kepada Duke Ledregard berasa apik di atas meja kecil di samping tempat tidur itu. Zehan tersenyum.

    "Terima kasih kak Duke. " Zehan terlihat senang. Melihat bekas luka yang telah di olesi dengan salep. Itu terasa dingin dan nyaman.

Carsson kini duduk di samping Zehan di tempat tidur miliknya. Membawa semangkuk bubur hangat. Carsson memberi suapan untuk Zehan.

    "Makanlah, kau butuh tenaga untuk dapat berlari mengitari kediaman ku. " Ucap Carsson dengan senyum khasnya.

Zehan memakan bubur hangat itu. Kini mata biru itu Melihat luar jendela. Daun-daun mulai berguguran. Itu menandakan musim gugur sudah tiba.

   "Sudah lama sekali. " Ucap Zehan pelan.

    Ledregard ikut memandang ke luar jendela. "Maksudmu sejak pertama kali kau datang ke kediaman ini? " Tanya Carsson.

    "Umm." Zehan mengangguk pelan. "Kak Duke? " Panggil Zehan.

    "Ya? "

    "Aku sudah memutuskan nya. "

Carsson kini memandang Zehan. Jemarinya menggenggam erat. Ekspresi terlihat sedih namun tetap diam untuk beberapa saat.

    "Bagaimana jika kau tidak kembali lagi? " Tanya Carsson dengan sorot mata yang kini tertunduk sedih.

    "Aku akan berusaha untuk kembali. "

    "Itu harus. "

    "Entahlah kak, untuk menyelamatkan kak Clev ku pikir ini harga yang pantas. Selama ini kalian menyayangi ku dengan tulus, aku tidak mungkin membuang muka atas apa yang terjadi pada kak Clev. "

    "Tapi... "

Grrtt, Carsson menggigit bibir bawahnya. Ini terasa menyakitkan saat mengetahui seseorang akan berjalan menuju ke arah kematiannya. Namun Carsson tidak dapat melakukan apapun.

    "Zehan tidak bisakah kita mencari jalan lain, pasti ada cara lain untuk menyelamatkan Clev. "

    "Aku juga mencoba untuk mencari cara lain, tapi hanya ini yang bisa ku pikirkan. " Zehan tersenyum.

Melihat tekad kuat Zehan, Carsson memeluk Zehan erat. Carsson merasa ini seperti harus memilih antara menyelamatkan Zehan atau Clevin di waktu yang bersamaan.

    "Tenanglah kak Duke, aku pasti kembali. Jadi tunggulah aku. " Zehan mencoba menenangkan Carsson yang masih memeluknya.

    "Keghh."

     Jelas Carsson merasa berat. Saat berhasil membawa Zehan keluar dari kediaman Athea. Ledregard benar-benar marah dan ingin menghabisi Ashley langsung. Tidak perduli apapun yang akan di katakan Clev, Carsson sudah bertekad untuk membunuh Ashley. Namun saat mendengar penjelasan Zehan tentang apa yang di ketahui Zehan pada Clevin Athea. Carsson mengurungkan niatnya.

Carsson tidak dapat membunuh Ashley begitu saja. Karna nyawa Clevin ada dalam kendali Ashley. Dan rencana Zehan adalah untuk menghancurkan sumber utama yaitu sebuah batu kristal Swarovski yang tersembunyi oleh kuil saintess yang runtuh ratusan tahun lalu.

Fate Of 100 Live : The Evil Character's Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang