Cahaya bulan menusuk ranting pohon tanpa helai daun, menusuk ke dasar tanah berselimut salju membuat pesona malam yang indah dengan turunnya butiran salju. Dingin namun seolah hangat terilusi oleh indahnya daratan wilayah utara.
"Zehan kau baik-baik saja? " Tanya Azrey bersuara.
Mereka bertiga bangun dari daratan berselimut salju yang semakin menebal. Alis mereka sedikit membeku karena terlalu lama berdiam diri di atas tumpukan salju itu.
Momen dimana Adelio dan Azrey bekerja sama membuat Zehan senang. Karena mereka bekerja sama untuk pertama Kalinya.
Ada perasaan deg-deg kan seperti tersulut api dalam jantung, mengulang kembali waktu tidak dapat menghindari perasaan sakit saat kematian sebelumnya. Waktu mengulang yang sangat berdekatan membuat adrenalin Zehan meningkat tinggi.Untunglah Zehan selamat kali ini. Zehan menghela nafas lega kemudian tertawa.
"Hahahaha" Zehan tertawa lepas.
Azrey mendelik heran.
"Tu.. Tuan... ".
" Maaf, sebenarnya aku dapat berbicara". Zehan masih terkekeh kecil.
"Kenapa tuan... Berpura-pura? "
"Aku tidak dapat memberi tahu mu, maaf ya Azrey. Tapi saat melihatmu sigap bersama Adelio menyelamatkan ku, ku pikir aku harus mengatakan jujur tentang hal ini ". Senyum hangat Zehan kini terlihat yang membuat Adelio terpaku.
" Kenapa baru sekarang. "
"Hem.. Ku pikir aku mempercayaimu, maaf ya Azrey".
Azrey terdiam. Sebenarnya ia marah namun dalam hatinya merasa hangat karena seolah mendapat kepercayaan baru dari orang lain seperti sebuah pujian tulus untuknya . Ia yang selalu di pandang tidak dapat melakukan hal dengan benar untuk pertama kali mendapat pujian selain mendiang kakak angkatnya.
Azrey tersenyum.
"Tuan.. Sampai kapan kita tetap berdiam diri seperti ini? " Tanya Adelio.
"Ah iya.. Lupa hahaha"
"Sepertinya bulu mata ku mulai menggigil" Ucap Adelio.
Zehan tertawa kecil. Kemudian teringat tentang bagaimana dengan Reflek dua orang ini menyelamatkan nyawa nya.
"Bagaimana kalian begitu sigap menyelamatkan ku? Aku bahkan tidak sadar jika aku dalam bahaya" Kata Zehan sambil berdiri di ikuti Adelio dan Azrey.
"Aku bereaksi, saat mendengar lewat suara hati Adelio".
" Memangnya apa yang kau pikirkan sampai menyebutku dalam hati? " Zehan menoleh ke arah Adelio.
Kini mereka bertiga berjalan membuat satu baris dengan Azrey berada di depan dan Adelio berada paling paling belakang.
"Aku juga tidak tahu, tapi aku merasakan jika Tuan Zehan akan terluka dan tertusuk oleh kelinci itu, dan aku merasa jika tuan benar-benar mati".
" Begitukah? "
"Iya... ". Jawab Adelio menunduk. " Tapi.. Ini kedua kali aku merasakannya. Waktu itu.. Saat kejadian anak panah yang melesat aku merasa jika aku sudah mati. Itu terasa jelas".
"Tunggu.. Mungkinkah kau memiliki kekuatan special seperti mata phantom yang dapat melihat kebenaran, atau saint dan saintess yang menerima wahyu, atau hal lainnya? " Tanya Azrey.
"Entahlah, aku tidak yakin". Ucap Adelio ragu. " Tapi yang aku rasakan ini semua selalu berhubungan dengan tuan Zehan". Sambung Adelio.
"Sudahlah, mungkin itu hanya kebetulan". Ucap Zehan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate Of 100 Live : The Evil Character's Brother [END]
FantasyKatanya kucing punya 9 nyawa ? Ah cuma 9, kayak gue dong 100 biar pro ! Tentang anak laki laki yang datang kedunia lain dan mencoba untuk menyelesaikan quest. Tapi malah jadi adik dari kakak Antagonis? Fase dimana Aez sangat mencintai "Tulisan" D...