CH. 56

2K 360 32
                                    


    Ketenangan di ruang itu mendadak rusuh akibat permintaan Zehan pada Clev untuk pergi mencari Mothra. Zehan secara terang-terangan meminta izin dengan alasan ingin melihat seperti apa sungut Mothra. Zehan berdalih saat melihat kupu-kupu cantik di taman, ia memperhatikan sungut kecil pada kupu-kupu nampak cantik. Dan secara kebetulan menemukan buku tentang Mothra. Ratu dari para monster kupu-kupu raksasa beracun.

    Mata berbinar itu terus menggempur Clev yang berusaha untuk menolak keras keinginan gila adiknya itu. Begitu sulit, karena itu adalah permintaan pertama Zehan setelah ia terbangun dari tidur panjangnya.

    Berdiri di depan meja kerja Clev, Zehan merengek seolah anak kecil yang ingin permen manis. "Kakak, ayolah.. Izinkan aku untuk melihat Mothra, aku janji setelah aku melihatnya, aku akan langsung pulang."

    "Permintaan gila yang coba kau ajukan padaku Zehan? Cobalah berpikir jernih. Mothra adalah monster berbahaya. Seekor monster kupu-kupu raksasa beracun saja sudah membuat daerah perbatasan kewalahan. Dan kau malah ingin bertemu Mothra? Ratu dari segala kupu-kupu raksasa beracun? " Clev menghembus nafas panjang. Menutup sebagian wajahnya kali ini dengan tangan.

    "Kakak ayolah... Ayolah... " Zehan memelas.

     "Kau tunggu saja di rumah, aku akan pergi mencarikan Mothra untukmu, akan ku bawa hewan itu untukmu".

     Refleks menolak zehan langsung berteriak menggebrak meja. Membuat Clev terkejut seketika.

     " Tidak! Aku mau lihat sendiri. Jika aku tidak di izinkan, maka akun tidak akan pernah makan". Zehah mengancam.

     "Baiklah, katakan selamat tinggal pada Roti awan manismu itu. " Clev menjawab cuek.

Sial, aku salah strategi.

     "Kalau begitu aku akan melarikan diri dari rumah saat kakak tidak ada. " Ucap zehan dengan PD.

Klakkk....

     Suara dari borgol besi dikeluarkan dari laci kecil di dekat Clev bekerja.

Ah  aku lupa tentang ini.

    Zehan tak kehabisan akal. Ia kini duduk di sofa panjang. Dimana para tamu menunggu Clev saat sedang bekerja dengan lembaran dokumennya. Mulutnya manyun tiada henti. Sedikit demi sedikit zehan mulai berulah. Mulai dari suara ketukan di meja, deritan di permukaan sofa, kaki yang menghentak lantai secara berulang, bahkan mengeluarkan decak kesal di mulutnya. Zehan benar-benar mengganggu konsentrasi Clev.

    "Baiklah". Clev merespon tidak tahan akan sikap adiknya.

Mendengar hal itu zehan terkekeh geli. Nampak jelas jika zehan telah menguasai Clev.

    " Tapi aku ingin kau di lindungi oleh kepala pengawal elite milik Athea. " Clev meminta serius.

    "Tidak perlu, aku hanya butuh azrey di sampingku. "

    "Zehan, Mothra bukanlah kupu-kupu kecil yang bisa sembarang kau lihat di taman. "

    "Aku tahu itu kakak, karena berbahaya akan lebih baik jika aku dan azrey saja yang pergi. Tujuanku untuk melihat sungut Mothra bukan untuk menangkapnya dan membawanya pulang. " Dengus Zehan kesal.

    "Huft, Zehan... Apa kau tahu betapa gila permintaan yang kau ajukan padaku? Kau meminta ku untuk bertarung dengan jantungku yang bisa saja berhenti di setiap waktu karena memikirkan hal buruk tentangmu" Clev terlihat khawatir.

     "Kalau begitu jangan dipikirkan." Ucap Zehan dengan entengnya.

     Dengan mengambil nafas dalam Clev berusaha mengendalikan dirinya untuk mengurung dan merantai adik kesayangannya itu dalam kamar. Aura suram itu nampak jelas bertebaran di sekitar Clev. Namun senyum Zehan yang merekah membuat Clev mengalah.

     "Baiklah, kapan kau akan berangkat? " Clev merasa haus karena perbincangan beratnya kali ini dengan Zehan. Setiap kalimat terasa menguras tenaga. Clev meminum teh hangat di meja kerjanya.

      "Malam ini." Ucap Zehan tegas.

      "Ohookk... Hook.. Ukh.. " Clev terbatuk mendengar penjelasan zehan. Berkali-kali clev mengatur nafas untuk menjaga rasionalitas nya masih berjalan. "Apa ku patahkan saja kakinya, agar Zehan tidak pergi kemanapun." Pikir Clev dalam hatinya.

     Tiba-tiba Zehan berteriak. seekor cicak merayap perlahan yang membuat Zehan exited. Belati simbol Athea langsung tertancap tepat ke kepala cicak itu. "Yeah! Head shoot! " Zehan berjingkrak senang.

Melihat hal ini Clev hanya tersenyum menggeleng kepala akan tingkah adiknya.

    "Kak tolong, aku tidak sampai. " Ucap Zehan memelas seraya melompat beberapa kali untuk meraih belati yang tertancap di dinding atas.

    Seperti terdengar sebuah tali putus. Rasionalitas Clev kini di pertaruhkan. Clev benar-benar tidak tahu harus bagaimana menghadapi tingkah absurd adiknya. "Bertambah satu orang lagi tidak waras yang harus aku jaga selain ledregard." Pikir Clev . Rautnya kini jengah dan lelah.

    Squishy hanya memperhatikan ekspresi Clev dari atas pelafon. "Padahal dirinya sendiri adalah orang gila, bisa-bisanya ia tidak sadar dan membicarakan orang lain, ck ck ck."

    "Ah, ada cicak satu lagi! " Zehan berteriak senang. Matanya kini pokus pada tempat dimana squishy merayap didinding plafon.

Ctakkk..

    Zehan melempar pena tepat di samping squishy. Hal itu membuat squishy terbang menghindar. "Hei itu berbahaya dasar anak stress..!! " Squishy marah. Tampak sekali pipinya itu bergetar karena berteriak nyaring.

Zehan melarikan diri.

     "Hei mata merah, apa kau akan membiarkan hal ini begitu saja?" Tanya squishy.

     "Apa menurutmu aku akan membiarkan hal itu dengan mudah? Apa kau pikir aku tidak tahu kenapa Zehan melakukan hal itu? " Clev memberi smirk devil.

     "Hoo.. Menarik" Squishy menatap tajam diikuti kekehan kecil darinya.

Malam pun tiba, dan Zehan telah bersiap-siap bersama Azrey untuk pergi. Semua persiapan telah lengkap. Itu semua berkat Azrey yang cekatan. Musim gugur dimalam hari terasa lebih dingin.
Baik zehan maupun Azrey memakai jubah yang lebih hangat.

     "Tuan, apa kau kedinginan? Apakah ini cukup? Aku takut jika kau terkena flu nantinya." Ucap Azrey penuh perhatian.

     "Heh, apa kau meremehkan kan ku? Mana mungkin aku terkena flu dengan mudah." Zehan bersikap sombong. "Hachooo.. ". Suara yang tidak diinginkan Zehan terdengar begitu saja. Zehan bersin yang membuat suasana terasa absurd. " Hahahaha, terkadang flu juga bisa menyerang manusia normal. Tidak apa-apa ini normal." Zehan tertawa.

    Azrey hanya tersenyum. Dan kini mereka berdua bersiap untuk pergi.

    "Tapi tuan, kenapa kita selalu memulai semuanya terjun dari atas balkon kamarmu? Bukankah tuan Clev membuat rumah ini dengan banyak pintu? "

     "Entahlah, saat aku turun dari atas balkon. Aku merasa keren seolah pahlawan yang akan segera beraksi"

     "Maaf tuan dari pada kata beraksi sebaiknya tuan menggantinya dengan kata membuat kekacauan baru"

     "Apa kau mau gajimu ku potong 65% bulan ini? "

     "Tidak tuan, saya salah bicara." Azrey terlihat sangat patuh.

     "Bagus, ayo kita pergi".

Zehan pergi bersama Azrey menggunakan kuda. Clev memberikan kuda terbaik untuk mereka berdua saat Clev tahu Zehan akan pergi. Tanpa zegan sadari Clev yang memakai jubah serba hitam dan masker mengikuti adik kesayangannya itu dengan Griffin.

Zehan tidak pernah tahu jika Clev memiliki Griffin karena Clev tidak pernah memperlihatkannya. Terlebih Griffin itu adalah hadiah dari Carsson saat mereka menyelesaikan misi di suatu lembah berbahaya.

     "Ayo bergerak, Sora". Perintah Clev dengan nada dingin.

Griffin itu terbang mengudara diatas Zehan dan Azrey tanpa mereka sadari. Dan squishy terlihat ikut bersama Clev menaiki Griffin seolah sedang berlibur.

.
.
.
.
  

Fate Of 100 Live : The Evil Character's Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang