CH. 17 Menghilang

4.1K 483 0
                                    



     Aroma dingin mulai tercium, akhir dari musim gugur juga telah sampai pada batasnya. Sudah sebulan sejak Zehan kembali dari Viscounty Rashkan. Dan tidak banyak hal yang terjadi.

    Akhir musim dingin tahun depan tepat Zehan akan berusia 16 tahun, biasanya Akademi akan mengirimkan surat undangan terbuka untuk para siswa baru saat mereka akan mencapai usia 17 tahun. Namun Zehan mendapatkan surat undangan tersebut satu tahun lebih cepat dari biasanya.

    Ini merupakan sebuah kehormatan untuk Zehan, namun atas keputusan dari Clevin Athea Zehan akan memasuki Akademi tepat saat berusia 17 tahun. Hal ini dikarenakan belum cukupnya pelajaran etiket bangsawan dan segala hal yang Zehan perlu pahami sebelum memasuki Akademi Kekaisaran. Dan ketua Akademi memaklumi Dan menyetujui atas pengunduran diri dari undangan yang diberikan dari Akademi.

    Sore itu saat matahari mulai tergelincir dari porosnya, Zehan berjalan pulang dari hamparan taman rumput yang biasanya ia kunjungi. Dengan langkah gontai Zehan menyusuri hamparan rumput itu.

    "Ada yang aneh" Pikir Zehan.

Zehan bahkan menoleh ke arah kebelakang dimana pohon tempat ia selalu berteduh. Pohon itu satu satunya yang ada di hamparan luas teman rerumputan itu. Dengan daun yang hampir tak bersisa, pohon itu hanya terlihat seperti pohon mati yang tersisa dahan nya saja.

    "Sepertinya aku sudah cukup jauh melangkah". Pikir Zehan lagi-lagi melihat ke arah pohon itu berada.

Hari semakin gelap dan Zehan tetap berada di tempat yang sama. Bahkan nafas tersengal karena lelah pun mulai terdengar meracau.
Zehan berhenti sambil meneguk ludah kering di tenggorokan.

     "Kenapa aku masih tetap disini? "

     Kali ini Zehan mulai sedikit panik. Dengan perasaan kalut ia mencoba untuk berpikir jernih. Namun dipikirkan bagaimanapun juga ini jelas sesuatu yang berbeda. Apakah ini sihir?

     Zehan memutuskan kembali ke bawah pohon itu. Dan hari mulai berganti malam. Zehan duduk termenung menunggu jikalau pengawal ataupun pelayan dari mansion kediaman Athea akan menemukannya.

    Namun semakin malam Zehan tetap sendirian di tempat itu, keadaan sangat gelap. Bahkan langit pun tidak menampakkan bulan atau bintang untuk sekedar pajangan mata.

Udara semakin dingin dan Zehan tidak membawa pakaian lebih hangat. Sangking dinginnya Zehan mulai menggigil gemetaran. Bahkan Zehan menggigit kuat Graham nya untuk mengurangi rasa dingin pada tubuhnya.

     "Kakak kau dimana? " Ucap Zehan dalam kekhawatiran.

Tiba-tiba terlihat secerca cahaya dari sebuah lampu kaca yang digenggam oleh seseorang. Namun wujud sosok itu tidak terlihat jelas karena gelap. Samar-samar sosok itu terlihat oleh mata Zehan.

    "Siapa ? " Tanya Zehan dengan menggerakkan bahasa isyarat.

Pupil itu membesar sesaat tangan sesosok itu menggenggam kuat lehernya. Zehan hilang dalam senyapnya malam.

****

     Seluruh mansion panik saat Zehan belum juga ditemukan, para pelayan dan pengawal telah mencari Zehan ke segala penjuru mansion bahkan ke taman ataupun tempat diluar mansion yang sering Zehan datangi. Namun, tak ada satu pun jejak Zehan yang ditemukan.

     Mata berwarna merah itu terus memandang ke luar mansion. Tepat di depan gerbang Clev berdiri menunggu kabar Zehan. Bahkan sampai tengah malam pun Clev tidak mendapat kabar menyenangkan.

     "Kau berada di mana? " Gumam Clev.

    Wajah tanpa ekspresi itu terlihat tidak perduli dan hanya menunggu dalam diam. Tak berapa lama kereta kuda dari keluarga Ledregard sampai di depan mansion.

Fate Of 100 Live : The Evil Character's Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang