33

1.4K 88 2
                                    

Sepulang sekolah, Bian di jemput oleh pak Anton, katanya Vivy langsung ke kantor setelah dari kampus, jadi tidak sempat menjemputnya.

Bian pikir mungkin Vivy sedang sibuk dan lupa menghubunginya, jadi ia tidak berpikir aneh-aneh dan langsung masuk ke mobil.

Tiba di rumah, Bian segera makan lalu tidur siang. Ia hanya makan sedikit, tidak terbiasa makan di rumah tanpa kehadiran Vivy.

Entah berapa jam ia tertidur, nemun begitu bangun matahari sudah hampir tenggelam. Bian segera mandi lalu keluar dari kamarnya menuju ruang tengah.

Bian membuka pesan yang ia kirim kepada Vivy tadi pagi, namun tidak ada tanda-tanda balasan dari gadis itu.

Bian mengerutkan keningnya, sesibuk itu kah Vivy? Biasanya Vivy tidak pernah mengabaikan dirinya.

Entahlah, mungkin Vivy memang sangat sibuk, Bian akan menunggu gadis itu pulang saja disini.

///////

Vivy tiba di rumahnya pukul 10 malam, dan itu sudah melewati jam tidur di rumahnya.

Setelah memarkirkan mobilnya di garasi, Vivy langsung masuk melalui pintu utama.

Saat melewati ruang tengah, ia sedikit terkejut mendapati Bian di sana. Pria itu memainkan hp nya, jadi belum menyadari kedatangan Vivy.

Ruang tengah dan pintu depan memang agak jauh, jadi Bian mungkin tidak mendengar suara mobilnya tadi.

"Kenapa belum tidur? " Tanya Vivy datar.

Bian terkejut mendengar suara Vivy, ia langsung berdiri dan menghampiri gadis itu.

"Nunggu Ivy! " Jawab Bian antusias.

Tanpa menghiraukan Bian, Vivy berlalu hendak menuju kamarnya.

"Ivy mau kemana? " Bian meraih tangan Vivy yang hendak meninggalkannya.

"Istirahat, capek " Jawabnya tetap dengan nada datar, ia berusaha sebisa mungkin menghindari Bian.

"Tapi Bian mau makan malam bareng Ivy " Cicit Bian dengan kepala tertunduk, ia bisa merasakan perubahan suara Vivy, nada datarnya terkesan dingin, dan Vivy tidak pernah menggunakan nada itu padanya.

Vivy mengabaikan Bian, ia melepas cekalan tangan pria itu lalu berjalan menuju meja makan, di ikuti oleh Bian di belakangnya.

"Cepet makan "

"Suapin... " Lirih Bian setelah duduk di kursinya.

Vivy menghela napas panjang dan memejamkan matanya.

Ia seharian berada di luar agar bisa menghindari Bian, berharap saat pulang pria itu sudah tertidur, namun ternyata tidak sesuai prediksinya, Bian malah menunggunya hingga pulang.

"Gak bisa makan sendiri? " Tanya Vivy sarkas.

Bian marasa hatinya sakit, Vivy selalu bersikap lembut padanya, selalu menuruti permintaannya, namun kali ini berbeda, ada yang aneh dengan gadis itu.

"Bian ada salah? " Tebak Bian.

Vivy tidak bisa menahannya lagi, ia mengambil ponselnya dan menyerahkannya kepada Bian.

Bian menerima ponsel itu dan melihat layarnya yang berisi Videonya bersama Rina saat di kelas. Video itu berdurasi satu menit, memperlihatkan Bian yang memeluk gadis itu, hanya itu, tidak ada awal dan akhir membuat yang melihatnya pasti salah paham.

Mengenai dari mana Video itu didapat, Vivy sendiri masih belum yakin.

Tadi ada nomor asing yang mengiriminya Video tersebut, Vivy pun membukanya karena penasaran.

He is Mine (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang