38

3.1K 132 4
                                    

Walk in closet yang tadinya rapi kini berubah menjadi kapal pecah. Pelakunya adalah seorang pria manis yang katanya sedang memilih-milih baju yang cocok untuk dibawa berlibur.

Jika kalian menebak pria itu adalah Bian, maka kalian benar, dialah penyebab kekacauan di ruangan ini.

Bian melempar asal baju-bajunya setelah memutuskan untuk tidak membawanya, dan itu sudah berlalu sekitar setengah jam, alhasil baju-bajunya berserakan memenuhi lantai.

Dimana Vivy? gadis itu (eh udah gk gadis lagi yh, tapi enakan gitu nulisnya,gimana dong??)sedang menyelesaikan pekerjaannya sebelum membolos untuk beberapa hari ke depan.

Tadi ia sudah mengatakan pada Bian untuk membawa apa saja, tidak usah terlalu memilih, tapi Bian malah mengoceh jika tidak bisa seperti itu, begini katanya 'Ini kan liburan pertama Bian sama Ivy, jadi Bian harus bikin ini berkesan, gak bisa asal bawa' jadi Vivy hanya pasrah dan merelakan walk in closetnya menjadi kapal pecah.

Tujuan liburan mereka adalah ke pantai, namun bukan seperti yang kalian pikirkan, kalian pasti berpikir kalau Vivy akan memanjakan Bian dengan kemewahan pantai miliknya, Villa pribadi, pantai pribadi, atau bahkan pulau pribadi? Tidak sama sekali, itu semua tidak termasuk dalam agenda Vivy dalam liburan kali ini.

Vivy berencana mengajak Bian untuk pergi ke sebuah desa yang berada dekat dengan pantai.

Desa itu dulunya adalah tempat tinggal papanya sebelum merantau ke Jakarta dan bertemu mamanya, namun Vivy tidak pernah ke sana, karena meskipun rumah Rico masih atas namanya, Vivy tidak mempunyai kenangan apapun disana, selain itu Rico juga tidak mempunyai sanak saudara selain Alvin, jadi tidak ada alasan untuk Vivy berkunjung ke desa itu.

Namun saat ini berbeda, Vivy berniat mengunjungi desa itu bersama suaminya, karena menurut yang ia dengar desa itu masih sangat asri dan banyak pemandangan indah di sekitar pantai.

Selain itu Vivy juga bosan dengan hiruk pikuk kota Jakarta, jadi ia berniat sekalian menyegarkan diri dan menjernihkan pikirannya saat berada disana.

Kembali ke ruangan yang kini menyerupai kapal pecah, Bian telah memasukkan beberapa bajunya ke dalam koper, sekarang tinggal memasukkan beberapa dalamannya yang masih berada di lemari.

Bian mengambil beberapa potong kain lalu hendak memasukkannya ke dalam koper, sampai matanya melihat sebuah kotak berukuran sedang berada di pojok lemari.

Kotak itu diberikan oleh Doni sehari setelah Vivy mengumumkan hubungan mereka di sekolah. Bian sengaja menyembunyikan kotak itu agar Vivy tidak melihatnya.

Perlahan tangannya meraih kotak itu dan membukanya, didalamnya terdapat satu set bunny body suit berwarna hitam lengkap bersama telinga dan ekornya.

Entah mengapa Bian jadi ingin memakai benda itu dan menunjukkannya kepada Vivy.

Setuju dengan idenya barusan, Bian memasukkan seluruh isi kotak ke dalam kopernya, setelah itu baru menutupnya karena semua keperluannya sudah dimasukkan.

Barulah setelah itu Bian menyadari jika ruangan tempat dia berada sangatlah berantakan, dan dia malas untuk membersihkannya.

Bian tiba-tiba bersemangat setelah mendapatkan sebuah ide, dia keluar dan mendekati Vivy yang masih berkutat dengan laptopnya.

"Ivy... " Panggil Bian pelan, seakan seluruh tenaganya telah terkuras habis.

Vivy menoleh "Kenapa, hm? " Tanyanya sembari merentangkan kedua tangannya.

Bian menghamburkan dirinya ke dalam pelukan Vivy dan duduk di atas pahanya.

"Bian tadi kan nyiapin baju buat besok, trus walk in closetnya jadi agak berantakan dikit, tapi Bian capek banget Vy pas mau bersihin " Ucap Bian memelas sembari menduselkan wajahnya di leher Vivy seperti anak kucing yang meminta makan.

He is Mine (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang