Jam di atas nakas telah berbunyi, meminta tuannya segera bangun dan memulai aktivitas paginya.
Vivy membuka kedua matanya dan mendapati suaminya yang sama sekali tidak terganggu dengan suara jam weker. Bibirnya tersenyum saat Bian semakin merekatkan pelukan pada tubuhnya. Namun mereka harus menyudahi kenyamanan itu karena jam sudah menunjukkan pukul enam.
"Sayang, bangun yuk? " Vivy mengusap lembut pipi Bian, membuat sang empusemakin nyaman dalam tidurnya.
"Bian gak mau sekolah? " Bian sedikit membuka matanya dan menatap Vivy.
"Ngantuk Vy... " Rengek Bian pelan, dia semakin menelusupkan wajahnya ke dalam selimut.
"Udah jam enam loh, yakin gak mau bangun? " Tanya Vivy sarat akan ancaman.
Bian membuka matanya lagi lalu menatap Vivy dengan mata anjingnya, bibir bawahnya sedikit maju membuat wajahnya terlihat sangat menggemaskan.
"Mau bolos sekolah? " Tebak Vivy.
Bian mengangguk antusias, dia sedang malas ke sekolah, apalagi setelah kejadian kemarin.
"Yaudah, Bian bobo lagi aja, badannya agak anget, mungkin kelamaan di luar kemarin malam " Ucap Vivy setelah beberapa kali menyentuh wajah Bian.
Vivy tidak akan memaksa Bian melakukan sesuatu yang tidak dia mau, biarkan saja teman-temannya menganggap Bian memanfaatkan statusnya, karena Vivy juga senang jika dirinya bisa bermanfaat untuk suami kecilnya.
Dia akan memberitahu kepada mereka yang tidak tau, bagaimana cara Bian menggunakan statusnya dengan benar.
"Temenin yaaa?? " Pinta Bian.
Vivy mengangguk, lagipula dia baru pulang semalam, jadi tidak masalah bukan jika hari ini istirahat seharian.
Alhasil Bian dan Vivy hanya malas-malasan di kamar sampai siang hari, hingga melewatkan sarapan mereka.
///////
"Bian mau di temenin ke sekolah? " Tanya Vivy saat mengantarkan Bian ke sekolah.
Setelah membolos kemarin, hari ini Bian memutuskan untuk kembali ke sekolah. Sebenarnya ia malas jika harus menjalani latihan seperti kemarin lusa, namun dia juga tidak bisa terus menghindarinya.
"Emm, gak usah gapapa, Ivy kan harus ke kantor "
"Yaudah, masalah kemarin biar Ivy yang urus "
Bian mencium pipi Vivy sebagai ungkapan terima kasihnya.
Tak lama kemudian, mobil yang di kemudian Vivy berhenti di parkiran SMA Kalandra. Bian turun terlebih dahulu setelah mengecup singkat pipi Vivy, dan di balas ciuman di bibir oleh wanita itu.
Bian menuju ke kelasnya meninggalkan Vivy yang masih terdiam di dalam mobil.
Setelah memastikan Bian telah masuk ke dalam, Vivy keluar dari mobil dan menuju ruang kepala sekolah. Karena ruang guru berada di gedung yang berbeda dengan area kelas, Jalan yang dilewati Vivy tidak ramai oleh siswa-siswi yang belum memasuki kelas.
Tok tok tok
Vivy mengetuk pintu besar bertuliskan 'ruang kepala sekolah' di atasnya. Setelah mendapat sahutan dari dalam, Vivy membuka pintu itu bertepatan dengan kepala sekolah yang langsung berdiri saat melihatnya.
Terlihat raut terkejut dari pria tua itu saat mendapati yang memasuki ruangannya adalah Vivy, namun pria itu langsung menormalkan ekspresinya dan menyambut Vivy hormat.
"Apakah ada yang bisa saya bantu? Sebenarnya Anda bisa menelepon saya jika ada apa-apa, tidak perlu repot-repot ke sini " Ucap Kepala sekolah setelah mempersilahkan Vivy duduk di sofa yang berada di ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Mine (END)
FanfictionWARNING!! cerita GXB Bagi yang ga suka cowok manja, skip ___... ___... ___... ___ "Mana ada cowok yang persis sama imajinasi lo, kalo pun ada pasti maunya sama yang sejenis" "Liat aja nanti" senyum miring tersungging di bibirnya. ___...___ Vianni g...