62

2K 92 5
                                    

"Vy, Bian pengen mandiin Lexa " Vivy mengalihkan tatapannya dari berkas di tangannya ke arah Bian.

Suaminya tengah menggendong anak mereka yang akan mandi sore. Vivy mengerutkan kening heran, tidak biasanya Bian ingin memandikan Alexa, biasanya dia hanya akan membawa Alexa berjemur dan bermain dengannya.

"Kenapa tiba-tiba? "

"Pengen aja! " Jawab Bian antusias.

"Emang Bian bisa? " Vivy menaikkan sebelah alisnya sembari menatap tanya Bian.

"Hehe, enggak. Makanya ajarin " Jawab Bian sambil cengengesan.

"Ivy lagi sibuk, ini buat meeting besok, kapan-kapan aja ya? " Mencoba membujuk Bian agar bisa diajak negosiasi, karena dia memang sedang sibuk dan tidak bisa meninggalkan pekerjaannya.

Sejak beberapa hari yang lalu Vivy sudah mulai bekerja meskipun hanya memantau dan mengerjakan tugasnya dari rumah, karena Alexa masih membutuhkan asi-nya, jadi dia tidak bisa meningkatkannya terlalu lama.

Meskipun Alexa sangat tenang jika bersama Daddynya, tapi Vivy tetap ingat kewajibannya sebagai seorang ibu yang masih harus memenuhi kebutuhan anaknya.

Bibir Bian melengkung ke bawah mendengar penolakan Vivy, padahal dia ingin memandikan Alexa, alasannya karena beberapa saat yang lalu dia menemukan sebuah video yang lewat di berandanya, tentang seorang ayah yang memandikan bayi kecilnya, dan Bian ingin seperti itu juga.

Tanpa merespon ucapan Vivy, Bian berlalu dari sana ke kamar Alexa. Meskipun masih kecil, Alexa sudah memiliki kamar sendiri yang sengaja di desain memang untuk kamar bayi.

Vivy menatap kepergian Bian yang tidak mengucapkan apapun padanya, sebenarnya Vivy tidak tega menolak Bian, tapi dia harus segera menyelesaikan pekerjaannya agar nanti malam bisa fokus kepada anaknya dan bayi besarnya.

Meski berniat begitu, Vivy merasa tidak tenang setelah kembali mengerjakan pekerjaannya selama beberapa saat. Dia kepikiran Bian yang meninggalkan dirinya dengan raut wajah sedih, Akhirnya setelah memikirkannya kembali, Vivy memutuskan untuk mengerjakan pekerjaannya nanti malam setelah bayi-bayinya tertidur.

Dengan pikiran itu, Vivy segera menyusul suaminya yang membawa anaknya ke kamar si kecil. Namun di sana dia tidak melihat siapa-siapa selain kamar anaknya yang kosong.

Samar-samar, Vivy mendengar suara dari kamar mandi yang ada di kamar ini, dia pun menuju ke sana untuk memastikan bahwa dia barusan benar-benar mendengar suara suaminya dan suster Anna.

"Trus ini gimana? "

"Sabunnya dk ambil dulu, trus... "

Vivy semakin jelas mendengar suara dari dalam kamar mandi, dia tau betul bahwa suara pertama adalah milik suaminya, dan selanjutnya tidak perlu dia sebutkan lagi milik siapa, karena tidak mungkin Alexa yang berbicara.

Perlahan namun pasti, Vivy membuka pintu kamar mandi untuk melihat apa yang sedang terjadi di dalam. Namun matanya membola saat melihat baby sitter anaknya 'mengajari' suaminya memandikan bayi kecil mereka.

Sebenarnya Vivy tidak akan terlalu mempermasalahkan jika wanita itu benar-benar mengajari Bian memandikan Alexa secara normal, tapi apa-apaan ini?!

Tangan wanita itu melingkar di pinggang suaminya, dan jika di lihat lebih jelas, telapak tangan itu sesekali mengelus pinggang Bian, juga jangan lupakan dadanya yang besar itu menempel di lengan Bian sambil 'mengajari' nya memandikan sang anak.

Bagaimana Vivy tidak murka melihat kejadian itu, apalagi suaminya yang terlalu fokus belajar memandikan Alexa sepertinya tidak sadar jika wanita itu memanfaatkannya.

He is Mine (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang