Suasana pergantian antara siang dengan malam kerap menjadi kegemaran banyak orang dan waktu paling dinanti. Keindahan senja tersebut juga membuat manusia menjadikannya sebagai momen penuh makna romantis.
Dengan suara deburan ombak dan angin pantai yang menerpa, keadaan pantai yang mulai sepi juga menambah suasana romantis antar pasangan yang tangah memadu asmara.
Seperti sepasang suami istri yang kini tengah menikmati pesona matahari terbanam dengan duduk di atas pasir pantai.
"Langitnya indah " Gumam seorang pria yang kini bersandar hangat dalam pelukan gadisnya, mungkin sekarang bisa disebut wanitanya.
"Ya, indah " Bibirnya setuju, namun matanya tak menatap langit jingga, melainkan sosok lelakinya yang kini menatap kagum pada terbenamnya matahari dibawah garis cakrawala.
"Makasih " Ucap gadis itu menatap pria dalam dekapannya.
"Buat? " Pria itu mengerutkan kening heran, ia tidak merasa melakukan sesuatu yang patut mendapatkan ucapan terima kasih.
"Thank you for being the best part, also the reason for every happiness that is created " Ucapnya tulus tanpa mengurangi tatapan kagum untuk memuja keindahan ciptaan Tuhan yang diberikan padanya.
Bian tersenyum lebar mendengar ucapan Vivy, hatinya tersentuh, istrinya selalu membuatnya merasa menjadi orang paling berharga didunia.
Tidak berlebihan, karena begitulah adanya, Vivy adalah kehadiran terbaik dalam hidupnya, juga pelengkap kebahagiaan yang tidak akan bisa Bian dapatkan dari orang tuanya.
"Bian cinta Ivy " Ucapnya lalu memeluk erat Vivy.
"I'm more than that " Sebuah kecupan hangat ia dapatkan pada bibir Bian.
"Bian punya sesuatu buat Ivy " Ucap Bian setelah Vivy menjauhkan bibirnya.
Vivy mengangkat sebelah alisnya bertanya.
"Kita pulang dulu "
.
.
.
Setelah sampai di rumah, Bian mengajak Vivy ke kamar mereka, lalu pergi ke kamar mandi setelah mengambil sebuah kotak di kopernya.
Vivy mengeryit heran melihat kelakuan Bian, katanya mau memberinya sesuatu, tapi sudah beberapa saat di dalam kamar mandi, Bian tak kunjung keluar juga.
Baru saja hendak beranjak dari kasur yang di dudukinya, Vivy di kejutkan dengan keberadaan Bian yang telah keluar dari kamar mandi.
'Apa-apaan ini?!' Vivy menjerit dalam hati melihat penampilan Bian.
Bian menggunakan Bunny body suit lengkap dengan ekor dan telinganya, perlahan kakinya mendekati Vivy dengan tatapan menggoda.
Vivy meneguk ludahnya kasar saat Bian duduk di atas pahanya dan membuat mereka berhadapan.
"Ivy mau melihara kelinci? " Bian meraba wajah Vivy dan bertanya sensual.
"Siapa yang ngajarin kayak gini, hm? Bian tau apa yang Bian pake? "
"Hah? " Bian jadi bingung sendiri, apa ada yang salah dengan yang ia lakukan?
Selain memberikan pakaian yang ia pakai sekarang, Doni juga mengiriminya video pendek tentang apa yang harus Bian lakukan setelahnya, namun Video itu berhenti di tengah-tengah, jadi Bian tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya.
Doni bilang Vivy akan senang jika ia melakukan seperti yang ada di video itu, makanya ia melakukannya hari ini.
"Ivy gak suka melihara kelinci, tapi kelinci ini beda dari yang lain " Vivy melumat bibir Bian yang ada di atasnya, tangannya tak tinggal diam, yang satu menahan tengkuk Bian, sedangkan yang satunya meraba setiap inci tubuh suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Mine (END)
FanfictionWARNING!! cerita GXB Bagi yang ga suka cowok manja, skip ___... ___... ___... ___ "Mana ada cowok yang persis sama imajinasi lo, kalo pun ada pasti maunya sama yang sejenis" "Liat aja nanti" senyum miring tersungging di bibirnya. ___...___ Vianni g...