34

1.4K 76 4
                                    

Hari sudah berganti, matahari pun sudah menampakkan sinarnya, namun dua insan yang saling berpelukan itu seakan masih enggan membuka kelopak matanya.

Pria manis itu semakin menyamankan posisinya saat mendengar suara alarm, ia menyandarkan kepalanya pada gadis dominannya.

Merasa tidurnya terganggu, gadis itu membuka matanya lalu mematikan alarm yang masih berbunyi.

Setelah kesadarannya mulai terkumpul, ia merasakan ada yang aneh di balik selimutnya, perlahan ia menyibakkan selimut dan mengintip ke dalam.

Basah?

Vivy mengeryitkan keningnya melihat ada bagian yang basah di kasur. Apa jangan-jangan.....

"Bian! " Vivy menepuk-nepuk pipi Bian untuk membangunkannya. Namun yang di bangunkan tidak merasa terganggu sama sekali.

"Bian bangun! Basah tuh! " Vivy menggoyangkan lengan Bian agar pria itu terbangun, ia tidak bisa menahan dirinya untuk segera menggoda suami kecilnya.

Perlahan namun pasti, Bian membuka matanya setelah mendengar ucapan Vivy.

Apanya yang basah?

"Bian ngompol ya? " Tak bisa menahannya, tawa Vivy meledak setelah mengatakan itu.

"Hah?! " Bian mendudukkan dirinya lalu menyingkirkan selimut hingga terlihat jelas kasur di bawahnya memang basah.

"Hahaha kok bisa sih? " Vivy ikut duduk tanpa menghentikan tawanya.

"Ihh Bian gak ngompol " Ucap Bian kesal karena Vivy terus menertawakan dirinya.

Ingatannya tentang mimpi semalam kembali terlintas, hal-hal erotis yang bahkan belum pernah ia lakukan bersama Vivy, kemarin malah menghiasi tidurnya.

Meskipun Bian masih sangat polos, ia tentu menyadari jika mimpi-mimpi itu yang mengakibatkan kasurnya basah pagi ini.

Memikirkan itu membuat wajah Bian memerah, entah mengapa ia tiba-tiba membayangkan jika benar-benar melakukan hal itu dengan Vivy.

"Trus kenapa kasurnya basah? " Goda Vivy, ia suka sensasi saat menggoda suami kecilnya itu.

"Ya nggak tau! " Bian memalingkan wajahnya karena malu, masa iya dia harus menceritakan alasan kasurnya basah, kan malu....

"Udah ngaku aja, Bian ngompol kan? besok-besok kalau ga berani ke kamar mandi sendiri bangunin Ivy aja, jangan ngompol " Vivy terus menggoda Bian, tawanya semakin keras melihat wajah Bian semakin merah.

"Iiihhh masa Ivy ga tau sih? Bian gak ngompol, udah di bilangin juga " Sungut Bian kesal sambil mengerutkan bibirnya.

"Gak tau tuh, kenapa emang? "

"Tau ah, Ivy nyebelin! " Bian membalikkan tubuhnya membelakangi Vivy dengan tangan bersedekap, persis seperti anak kecil yang ngambek.

"Iya iyaaa Ivy tau, jangan marah dong... " Tangannya menoel-noel bahu Bian berusaha membujuk, bisa bahaya jika bayi kecilnya marah.

"Jangan ketawa! " Menyadari kalau dirinya masih tertawa, Vivy langsung menghentikan tawanya menuruti ucapan Bian.

"Udah dong marahnya... Ivy kan cuma becanda "

"Becandanya gak lucu, Bian kan malu... " Cicit Bian.

"Iya deh maaf, lagian lucu banget udah gede ngompol "

"IVY!! Dibilangin Bian gak ngompol, huh!! " Bian mendelikkan matanya agar terlihat galak, namun Vivy malah terkekeh dibuatnya.

"Iya iyaa.. sekarang mandi gih, nanti telat loh, hari ini terakhir ujian kan? "

He is Mine (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang