♫
...
I wanna feel the rush
I wanna taste the crush
I wanna get you going
I wanna lay you down
I wanna string you out
I wanna make you mine
...
♫
Madison Beer - Make You Mine
Happy Reading
"Kesalahan lo sebenernya cuma satu, Wan. Tiap ada masalah gak pernah mau cerita. Sekalinya udah gede gini baru bingung kan lo! Apa susahnya coba tinggal telfon gue, Naya, atau Kian gitu?" omel Saka sambil mondar-mandir memegangi kepalanya yang ikutan pening setelah mendengar curhatan kawannya.
"Mana gue tau kalau akhirnya gini, Sak."
"Ya soalnya kapasitas otak lo gak sampe buat mikir kesana. Makanya kalau otak lo itu udah mentok, tanya gue atau Kian. Udah tau otak seupil sok-sok an mau mikir masalah sendirian. Giliran udah ribet gini lo baru dateng nambah-nambah pikiran gue. Heran, esensi lo punya temen banyak buat apa kalau masalah gini aja mesti nunggu gede dulu baru lo mau cerita?"
"Lo jangan ngomel mulu, Saka. Kasih solusi kek, gue harus gimana."
"Lo pikir lah sendiri."
"Kan lo sendiri yang tadi bilang, kapasitas otak gue gak cukup buat mikir kesana."
"Arghhh!" Saka memukul-mukul pelan kepalanya karena frustasi. "Kenapa gue bisa punya ipar kayak lo sih, Wan?"
"Karena lo nikahin adek gue lah, anjir. Apa lagi?"
Saka menjatuhkan dirinya ke sofa. Sekilas memejamkan mata untuk berfikir.
"Kanaya mana, Sak? Gue kayaknya ngobrol sama dia aja."
"Gak ada. Kanaya lagi sama Mama ketemu dokter kandungan."
Awan mendengarnya sontak kaget, "lo hamilin Kanaya lagi, Sak?"
"Dia bini gue, Wan. Kok lo ngerespon seakan-akan gue baru ngehamilin anak orang di luar nikah. Dan, nggak, Kanaya gak lagi hamil, cuma mau konsultasi."
"Ya udah lah, Sak, gue pulang aja. Mawar kayaknya udah nunggu."
Saka menghela nafas sebentar. Ia memang menaruh prihatin setelah mendengar tuntas cerita Awan. Sayangnya Saka benar-benar tidak bisa menemukan cara agar Awan bisa lepas dari masalahnya.
"Lo jujur sama Mawar, Wan. Gak ada cara lain," saran Saka akhirnya.
"Gue gak bisa, Sak. Gue takut Mawar gak terima terus pergi."
"Terus mau sampai kapan lo sembunyiin, Wan? Mending kalau Si Melatinya nurut mau tutup mulut. Masalahnya ini dia juga agak kurang ajar. Lo mau sampai ada Rendra kedua?"
"Lo gak usah bawa-bawa Rendra, Sak. Gue sama sekali gak nyesel dengan kehadiran dia."
"Sorry, Wan. Gue tau lo sayang banget sama Rendra, tapi lo gak bisa menolak fakta kalau Rendra ada karena kesalahan. Jadi gue harap, kesalahan yang sama gak terulang lagi. Lo gak mau Mawar pergi kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Rahasia
RomanceDari dulu aku mengagumi Awan, tapi tidak setelah kami menikah. Awan tidak sesempurna yang selama 12 tahun kukenal dari jauh. Awan sekarang tidak lebih dari seseorang yang dingin, angkuh, acuh, dan tidak berperasaan. Sepertinya perpisahan adalah yang...